Mohon tunggu...
Ratih Ramadhani
Ratih Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Pengembangan Psikososial Erik Erikson

17 Januari 2025   23:28 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa remaja, individu menghadapi tantangan untuk mengidentifikasi siapa diri mereka dan apa tujuan hidup mereka. Krisis ini berfokus pada pencarian identitas. Remaja yang dapat mengeksplorasi berbagai peran dan nilai-nilai akan mengembangkan identitas yang jelas, sementara mereka yang merasa bingung tentang peran mereka akan mengalami kebingungan identitas.

6. Tahap Kedekatan vs. Isolasi (18--40 tahun)

Pada tahap dewasa muda, individu berusaha untuk membangun hubungan dekat dan intim dengan orang lain. Krisis yang dihadapi adalah antara kedekatan (kemampuan untuk membangun hubungan emosional yang kuat) dan isolasi (rasa kesepian dan terputus dari orang lain). Sukses dalam hubungan intim membawa rasa kedekatan, sementara kegagalan dapat menghasilkan perasaan isolasi.

7. Tahap Generativitas vs. Stagnasi (40--65 tahun)

Pada tahap ini, individu mulai mencari cara untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Krisisnya adalah antara generativitas (kemampuan untuk memberikan kontribusi) dan stagnasi (perasaan terhenti atau tidak berkembang). Individu yang merasa bahwa mereka telah memberikan sesuatu yang berarti akan merasa puas, sedangkan yang merasa tidak melakukan kontribusi akan merasa stagnan.

8. Tahap Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Pada tahap akhir kehidupan, individu merefleksikan hidup mereka. Krisis yang dihadapi adalah antara integritas (perasaan bahwa hidupnya berarti dan memuaskan) dan keputusasaan (perasaan menyesal dan tidak puas). Jika individu merasa puas dengan pencapaian mereka, mereka akan merasa integritas. Namun, jika mereka merasa hidup mereka sia-sia, mereka akan merasa keputusasaan.

Secara keseluruhan, teori psikososial Erikson menekankan pentingnya hubungan sosial dalam perkembangan individu. Penyelesaian krisis pada setiap tahap berpengaruh pada perkembangan psikologis yang sehat dan kesiapan individu untuk menghadapi tantangan di tahap berikutnya. Teori ini menunjukkan bahwa perkembangan manusia adalah proses yang berkesinambungan dan dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain, serta konteks sosial dan budaya tempat individu hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun