Berikut ini penulis mencoba menggambarkan perdebatan tersebut, namun karena bahasan ini merupakan hasil pengamatan sementara, bukan hasil penelitian yang utuh, penulis tidak dapat menyebutkan pesantren gontorian mana dan siapa yang terlibat dalam perdebatan wacana tersebut. Bahasan hanya difokuskan pada ragam wacana ideologi pendidikan itu sendiri.
Sejauh pengetahuan penulis, sumber paling otoritatif dan komprehensif mengenai ragam ideologi pendidikan adalah buku William F. O'Neil berjudul "Educational Ideologies: Contemporary Expressions of Educational Philosphies" (1981) yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul "Ideologi-Ideologi Pendidikan" (2001).Â
Dalam karyanya tersebut O'Neil memetakan ada enam aliran ideologi pendidikan, yakni fundamentalisme, intelektualisme, konservatisme, liberalisme, liberasionisme dan anarkisme.Â
Tiga aliran pertama dikelompokkan sebagai ideologi pendidikan konservatif, sedangkan tiga terakhir dikelompokkan sebagai ideologi pendidikan liberal. Dalam tulisan terbatas ini penulis tidak mengurai secara detil keenam aliran tersebut. Penulis hanya menyinggung secara garis besar bahwa ideologi konservatif menekankan pada pelestarian konsep pendidikan lama yang telah baku, baik dari teks wahyu, pemikiran filosofis intelektual maupun tradisi dan budaya yang telah mapan.Â
Adapun ideologi liberal berpusat pada upaya membebaskan diri dari konsep-konsep baku itu guna merombak dan bahkan menghapus tatanan sosial yang ada dengan cara membelajarkan setiap siswa mengatasi sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya sehingga manusia bebas dari belenggu tradisi-tradisi lama.
Dalam tulisan ini penulis meminjam pemetaan O'Neil tersebut guna melihat perkembangan wacana ideologi pendidikan pesantren gontorian.Â
Akan tetapi, jika pemetaan O'Neil berangkat dari tradisi dan budaya pendidikan Barat, penulis berangkat dari sistem dan tradisi Gontor sebagai ideologi yang dianggap baku, hingga akhirnya, sejauh pengamatan penulis, terbagilah perkembangan ideologi pendidikan pesantren gontorian menjadi ideologi konservatisme gontorian dan ideologi liberalisme gontorian.
Ideologi konservatisme gontorian menekankan pada upaya melestarikan (conservation) ideologi pendidikan gontor. Aliran ini menegaskan bahwa apa yang telah terumuskan dan terlaksana dalam pendidikan di gontor merupakan konsep yang sempurna dan ideal.Â
Oleh karena itu, sudah sewajarnya pesantren-pesantren yang kebanyakannya didirikan alumni-alumni gontor, yang memiliki ikatan kuat dengan almamaternya, memegang erat sistem, tradisi dan budaya gontor.Â
Sekalipun ada perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan gontor yang diterapkan pada pesantren-pesantren gontorian, perubahan-perubahan tersebut hanya terjadi pada wilayah-wilayah luaran, seperti bentuk-bentuk kegiatan ekstrakulikuler dan praktek ibadah ritual yang menyesuaikan tradisi dan budaya masyarakat sekitar pesantren dan lain-lain. Adapun wilayah yang lebih substansial pada dasarnya pesantren gontorian harus menganut sistem baku yang terwujud dalam sistem formal yang disebut "tarbiyah al-mu'allimin al-islamiyyah" (TMI).
Ideologi liberalisme gontorian menganggap bahwa ideologi pendidikan gontor merupakan inspirasi awal konsep dan sistem pendidikan yang terbuka terhadap konsep-konsep baru yang dirasa cocok bagi pesantren gontorian secara kontekstual.Â