Semangat pelestarian budaya lokal kembali menyala di Desa Tegalgondo dan Dusun Dawuhan melalui dua acara budaya yang memukau belakangan ini. Kelompok 110 Gelombang 4, yang terdiri dari mahasiswa peserta Program Pengabdian Masyarakat Muhammadiyah (PMM UMM), menjadi motor penggerak dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan dedikasi dan kreativitas mereka, mahasiswa PMM UMM berhasil menghadirkan pengalaman budaya yang tak terlupakan bagi masyarakat setempat.Di Desa Tegalgondo, Festival Budaya Satu Suro menjadi ajang tahunan yang dinantikan warga. Festival ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen penting untuk menghidupkan kembali tradisi dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun. Tahun ini, PMM UMM Kelompok 110 Gelombang 4 ambil bagian dengan mendukung rombongan MI Ar-Rohmah dalam festival tersebut, menunjukkan komitmen mereka dalam melestarikan budaya lokal sekaligus membangun hubungan yang erat dengan institusi pendidikan setempat.
Peran aktif mahasiswa PMM UMM dalam Festival Satu Suro terlihat jelas melalui berbagai bentuk dukungan yang mereka berikan. Beberapa anggota kelompok dengan sigap mengawal rombongan menggunakan sepeda motor, siap memberikan bantuan logistik dan pertolongan pertama jika diperlukan. Kehadiran mereka menjadi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para peserta festival, terutama siswa-siswi MI Ar-Rohmah yang mungkin belum terbiasa dengan kegiatan berskala besar seperti ini.
Tidak berhenti di Tegalgondo, semangat pelestarian budaya juga mewarnai Dusun Dawuhan melalui acara Arak Tumpeng yang diselenggarakan oleh PMM UMM Kelompok 110 Gelombang 4 pada hari ke-11 pelaksanaan PMM. Acara ini menjadi bukti nyata bagaimana mahasiswa PMM UMM mampu mengangkat kearifan lokal dan mengemas tradisi dalam bentuk yang menarik dan relevan bagi masyarakat modern. Persiapan acara dimulai sejak siang hari, melibatkan kerjasama erat antara mahasiswa dan warga setempat.
Mulai dari persiapan hingga pelaksanaan Ara Tumpeng, terlihat jelas antusiasme dan kebersamaan yang terjalin antara Kelompok 110 dan masyarakat Dusun Dawuhan. Acara yang berlangsung dari sore hingga malam hari ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga momen pemersatu yang menghapus batas antara mahasiswa dan warga. Suasana keakraban dan keceriaan yang tercipta selama acara menjadi bukti keberhasilan mahasiswa PMM UMM dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
Keberhasilan PMM UMM Kelompok 110 Gelombang 4 dalam menyelenggarakan acara-acara budaya ini menjadi contoh baik bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif. Tidak hanya dalam hal pelestarian budaya, tetapi juga dalam penguatan ikatan sosial dan pembangunan masyarakat yang lebih harmonis. Inisiatif seperti ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak kegiatan serupa di masa mendatang, baik oleh kelompok PMM UMM lainnya maupun oleh masyarakat sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H