Mohon tunggu...
Ramadhan Hidayat
Ramadhan Hidayat Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Politik Amerika Serikat Menjelang Pemilihan Presiden 2024

28 Desember 2023   17:58 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:58 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjelang tahun 2024 mendatang akan terjadi pertarungan politik dengan diadakannya pemilihan presiden. Bukan hanya indoensia, negara-negara seperti amerika serikat, meksiko, dan beberapa negara lainnya akan mengadakan konsestasi presdien pada tahun 2024. Dengan akan diadakannya pemilihan presiden, maka dinamika politk juga kan berubah secara signifikan. 

Pemilihan presiden mengubah dinamika politik di suatu negara karena akan terjadi suatu perubahan baik itu dalam kebijakan publik yaitu dengan melihat visi misi dari bakal calon presiden, selain itu untuk negara yang menggunakan sistem partai akan merubah dinamika internal partai dikarenakan memicu diskusi tentang arah partai ataupun strategi partai itu sendiri.

Pemilihan presiden juga pasti tidak luput dari siapa yang akan mencalon. Dalam artian, kacamata publik akan melihat orang itu dari latar belakang serta apa yang merekaa bawa untuk negara dan masyarakat ketika mereka terpilih nantinya.

Pengaruh Amerika Serikat di lingkup intenasional

Amerika serikat merupakan salah satu negara besar yang akan mengadakan pemilihan presiden pada tahun 2024 setelah 4 tahun lalu melakukan presiden dengan kemenangan diraih oleh Joe biden dari partai demokrat. Negara satu ini sudah tidak perlu lagii diragukan pengaruhnya di lingkup internasional. Beberapa kali keputusan dari amerika serikat sering kali terjadi pro dan kontra bagi negara negara lain. Contohnya dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, amerika serikat memiliki hak veto yang bisa merubah keadaan internasional karena menentukan keputusan dan resolusi yang diajukan oleh PBB.

Menurut saya, memang sangat penting untuk dilihat siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat nantinya. Karena seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwasanya Amerika Serikat sangat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan internasional. Ketika nantinya terjadi konflik di antara dua blog bagian negara, Amerika Serikat sebagai salah satu pemimpin blok timur pasti tidak menutup kemungkinan jika keputusan yang di ambil berlandaskan kepentingan dari mereka sendiri.

Contohnya ketika perang Palestina-Israel meledak amerika serikat berdiri sebagai salah satu negara besar yang memihak kepada Israel walaupun setelah banyak negara yang melakukan aksinya kepada pakestina baik itu dari pemerintah serta masyarakat dari masing-masing negara. Jadi saya melihat pentingnya siapa yang menjadi presiden dari Amerika Serikat nantinya itu seperti menentukan apakah akan terjadinya perang dan seberapa besar perang yang akan terjadi?

Joe Biden vs Donald Trump

Dilansir dari nytimes.com sudah ada beberapa nama-nama yang menjadi kandidat sebagai calon presiden Amerika Serikat pada tahun 2024 nanti. Kandidat seperti Joe Biden dari parti demokrat, Donald Trump dari partai republik, dan ada nama-nama dari independen seperti Kennedy Jr dan Cornel west juga akan ikut memasuki arena dalam merebut jabatan di gedung putih. Jika dilihat dari nama-nama tersebut Joe biden dan Donald Trump sudah tidak asing lagi. Joe Biden merupakan presiden priode saat ini dan Donald Trump merupakan presiden pada periode (2017-2021).

Kedua nama ini yakni Joe Biden dan Trump merupakan kadidat yang akan bersaing panas untuk merebut jabatan sebagai presiden. Dilihat dari umur keduanya sudah dikatakan tidak berada pada umur yang produktif lagi, Joe biden (80 tahun) dan Donald Trump (77 tahun). Namun pengaruhnya di partai masing-masing, umur hanyalah sebuah angka yang tidak bisa menghalangi mereka.

Donald Trump merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan 3,1 milliyar dolar Amerika. Trump adalah orang yang sangat otentik dalam mendefiniskan keasliannya. Dari cara dia berdemokrasi, menyampaikan gagasan, serta berkampanye ia melakukannya dengan bersungguh-sungguh sesuai dengan apa yang dimaksudkan dan keinginan dia sendiri, walaipun itu tidak menyenangkan bagi orang lain. Kekuatannya di sayap kanan partai, membuat dia menjadi kandidat terkuat dibanding nama-nama lainnya seperti DeSantis dan Haley.

Halangan Trump adalah pada prespsi masyarakat yang akan merubah cara pandang terhadap Donald Trump. Dikarenakan pada tahun ini, dia menerima dakwaan atas empat kasus kriminal terpisah. Selain itu menurut saya sifat otentik Trump juga bisa menjadi kekurangan, karena terkadang Trump menyampaikan pernyataan yang bisa berpotensi menimbulkan kebencian kelompok-kelompok gerakan masyarakat terhadap Trump sendiri. Jika dilihat dari sudut pandang moral Trump harus mundur terlebih dahulu. Donald Trump adalah seorang yang konservatif itu ditunjukan ketika aksi Trump pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung dari Trump yang menyerbu kongres Amerika Serikat dalam aksi keras yang mematikan.

Sementara dari Joe Biden mengatakan dia akan mencalonkan diri lagi pada pemilu 2024 karena ia beranggapan hanya dia dari partai demokrat yang mampu menyaingi seorang Donald Trump. Nampaknya Joe biden memiliki sentimen kepada donald trump karena ia mengatakan "Saya tidak akan mencalonkan diri, jika Trump tidak mencalonkan diri" dilansir dari cnnindonesia.com. Dari pernyataan tersebut kita dapat mengetahui bahwa alasan Joe Biden melanjutkan jabatan hanya untuk menghentikan Trump.

Jika dilihat dari jabatannya selama 4 tahun, saya rasa Joe Biden sudah tidak memiliki kekuatan ysng lebih jika mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat pada selanjutnya. Mulai dari dukungannya kepada israel terkait agresi ke palestina. Selain itu juga banyak lagi kesalahan-kesalaham agresi yang dilakukan pada masa periode Joe Biden seperti di Afghanistan dan Ukraina. Tapi dari Amerika sendiri masih banyak yang mendukung Trump untuk maju lagi pada periode selanjutnya dikarenakan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Biden masih relevan dengan masalah internal Amerika seperti Aborsi, penggunaan senjata api, dan lain-lain.

Kalau dari kebijakan Trump sendiri dia lebih mengacu ke kebijakan ekonomi Amerika Serikat seperti salah satu contohnya yakni pembatasan perdagangan ke China dan juga pembatasan imigran yang merupakan isu keresahan masyarakat Amerika Serikat.  Beberapa dari warga Amerika Serikat melihat Trump layaknya sebuah pemimpin perusahaan yang karena kebijakannya membuat Amerika mampu menjaddi negara dengan ekonommi terkuat di dunia.

Perlu diingat keduanya memiliki umur yang rentan dikatakan tua, yang mana hal tersebut menimbukan keraguan bagi beberapa masyarakat Amerika Serikat khusunya kalangan para pemuda. Kekhawatiran mereka yakni pada kesehatan serta mental dari kedua orang yang pernah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ini. Apakah keduanya masih bisa untuk mengatasi negara sebesar Amerika Serikat dalam empat tahun kedepan?

Salah satu mahasiswa bernama Lily O'Korn-Hughes yang merupakan mahasiswa jurusan kimia mengatakan terkait masalah usia yang menjadi perhatian utama. Dia melihat Biden tidak dapat mewakili rakyat dan demografi sekarang ini. Beberapa mahasiswa lainnya dilansir dari voaindoenesia.com berpendapat bahwa mereka menginkan jika adanya kandidat yang lebih muda dibanding Trump ataupun Joe Biden kedepannya.

Seberapa besar peluang kandidat yang lain?

Selain Joe Biden dan Donald Trump ada nama-nama lain seperti Gabin Newsom yang merupakan mantan gubernur California, Niki Halley mantan gubernur Carolina yang juga merupakan kandidat satu partai dengan trump yakni partai Republik, selain itu ada nama Robert Kennedy Jr. yang mau kalah walaupun dia telah memisahkan diri dari partaii demokrat dikarenakan tertinggal jauh dibelakang Joe Biden dalam jajak pendapat nasional.

Nama-nama tersebut tidak bisa dipungkiri memcah belah suara dari kandidat Trump dan Biden. Dikarenakan kinerja di negara bagian yang pernah dipimpin oleh mereka akan memungkinkan berpihak kepada orang-orang ini. Selain itu juga faktor usia juga mereka lebih diunggulkan jika dibanding kandidat Trump dan biden.

Tetapi kekuatan dan pengaruh mereka masih jauh dibawah kedua kandidat tua yakni Trump dan biden. Dilansir floridabet.com trump memiliki persentase suara sebanyak 44% diatas Joe Biden 31%, Gavin Newsom 15% dan kandidat lainnya dibawah 10%.  Bisa dilihat dari data tersebut bahwasanya isu usia belum terlalu ramai dipermasalahkan oleh masyarakat Amerika Serikat. Memang sudah dijelaskan sebelumnya mereka ada beberapa kesalahan pada saat masa kepemimpinan mereka masing-masing. Tapi dibalik itu pastinya ada kelebihan juga entah itu dari segi pengalaman, kinerja, atapun kebijakan yang dibawa mereka membuat masyakat harus mempertimbangkan memilah dari kedua oraang yang pernah menjadi Presiden Amerika serikat ini.

Siapa yang akan dipilih Amerika?

Kembali lagi tergantung dari sudut pandang masrakat Amerika masing-masing jika dilihat trump memang cocok jika menginkan ekonomi yang sejahtera. Apalagi dengan slogannya dia yaitu "Make America Great Again" seakan-akan cara Trump untuk menghipnotis orang agar memilihnya lagi. Tetapi mereka harus siap dengan sifatnya yang otentik jika saya lihat kurang lebih dia layal disebut sebagai diktakor secara halus.

Disisi lain biden berusaha meyakinkan diri bahwa dia akan bisa mengalahkan Trump untuk merebut jabatan di gedung putih pada 2024 nanti. Fokusnya dia kepada isu ataupun masalah di dalam negeri dengan menciptakan sebuah kebijakan. Keduanya bersikap offensive dengan menyerang kelemahan satu sama lain antara Biden dan Trump.

Nama-nama mantan gubernur negara bagian juga bisa memanfaatkan situasi ini untuk berkampanye dengan masyarakat. Tanpa menyerang Biden dan Trump yang bisa menimbulkan boomerang bagi mereka, nantinya mereka bisa dilihat sebagai sebuah warna yang baru ketika Amerika Serikat dipimpin oleh orang yang baru ataupun muda. Bisa jadi masyarakat yang tidak suka kepada Biden dan trump nama-nama yang lain akan menjadi sebuah opsi untuk dipilih.

Amerika Serikat harus berhati-hati dalam memilih pemimpin selanjutnya. Dikarenakan pemimpin selanjunya yang akan menentukan semua keputusan yang akan diambil oleh negara noomor satu di dunia ini. Terlepas dari masalah interal sendiri memang itu sebuah menjadi acuan pertama bagi siapa pemimpin nantinya. Apalagi situasi internasional saat ini yang sangat kompleks Amerika harus bisa menjaga pengaruhnya yang besar tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun