Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dahnil Anzar Simanjuntak "Jewer" Media Indonesia

1 Juni 2019   23:38 Diperbarui: 2 Juni 2019   23:30 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat viral pada 28 May 2019 lalu dan kemudian dikloning media2 kecil, Dahnil melalui tim kuasa hukum BPN mengkonfirmasi langsung kepada jajaran Polda Sumut.

Menurut Dahnil, Kabag Humas ternyata tidak berkoordinasi dengan penyidik Polda Sumut sehingga pemberitaan 'pemanggilan paksa' tersebut tidak tepat dan harusnya diklarifikasi.

Penulis memahami upaya klarifikasi dari Dahnil itu agar tidak ada penggiringan opini seakan2 Dahnil sengaja mangkir, tak kooporatif dengan penegak hukum atau mungkin bisa jadi lebih parah yaitu seakan2 Dahnil-lah tersangka makar.

Dokpri: ss kompas
Dokpri: ss kompas
Penulis sempat mencari pemberitaan dari media lain. Penulis menemukan video Dahnil mengklarifikasi ketidakhadirannya lengkap beserta alasannya di Kompas Group dan itu telah terbit beberapa hari lalu.

Isi berita ternama seperti Kompas, Detik, Liputan 6 dan Viva rata2 fokus membahas Ani Yudhoyono yang wafat siang tadi di Singapura. Belum ada yang memunculkan kembali ulasan itu dihari ini.

Kesimpulan penulis, hanya 1 media besar tadi saja yang masih menggoreng ulang. Media berita satu memang 4 hari lalu sempat mengulas, tapi tidak terlihat ulasan ulang apalagi memaksakan opini yang dibuat2. Penulis apresiasi Kompas yang masih dikategorikan netral.

Nalar sehat kita pasti akan curiga bila melihat ada media ternama dengan dewan redaksi yang berisi nama2 besar dalam jurnalistik tetapi pada hari ini (1 Juni 2019) mengulas berita basi (28 May 2019) lalu bermain framing tanpa dasar.

Penulis sekedar saran saja, harap bang Dahnil melaporkan kejadian ini ke dewan pers untuk mediasi agar MI dalam pemberitaan berikutnya kembali berjalan menurut etika dan kepatutan.

Kedepannya kita perlu mengkritisi media yang bernarasi curang agar tidak terulang kembali dugaan kesalahan dalam pemberitaan, apalagi bila menyangkut nama baik seseorang.

Sikap memihak dapat saja  dilakukan dan itu hak redaksi media. Namun dalam bernarasi jangan sampai terlalu kentara curang dan culas-nya karena media massa alangkah baiknya bebas dari kepentingan2 pemilik dan dewan redaksi.

Selama oknum di media main mata dengan keberpihakan politik tanpa mengedepankan etika dan akal sehat maka.. "kapan hoax akan punah"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun