Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

01 Kompak Diam dan 02 Ribut Kecurangan, Curiga?

8 Mei 2019   01:50 Diperbarui: 12 Mei 2019   01:30 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: tangkap layar situs teropong senayan

Negeriku memang aneh. Pilpres 17April2019 telah usai. Semestinya aura panasnya segera reda agar bangsa ini kembali pada rutinitasnya semula.

Penulis akui sebagai pendukung 02 berat rasanya menerima kenyataan Prabowo-Sandiaga tidak unggul pada perhitungan Quick Count dan Real Count KPU yang sudah di angka 70%. Bukan sok bijak hai pembaca bilamana memang Jokowi-Maruf menang ya..sudahlah.. sudah takdir mungkin ya.

Di Fb maupun di medsos lain penulis sejak 17 April 2019 menghindari share ribuan foto dan video berseliwaran di linimasa yang disebut2 bukti kecurangan. Mengapa? Pengen sih ikutan, tapi nampaknya Pilpres ini aneh akut. Hi Hi.

Disebut2 sudah jutaan postingan relawan 02 yang memantau proses pra dan pasca pilpres yang penuh keanehan. Ada ribuan foto C1 salah input di Situng KPU, ada ribuan video dugaan oknum KPPS terlibat pencoblosan, ada ribuan foto video pula yang bernada menuduh penggelembungan suara dan pemusnahan C1, intimidasi pada saksi 02. Tapi apakah itu benar?

Relawan kubu 02 begitu militannya membahas dan memviralkan dugaan2 kecurangan2 itu. Tapi bagaimana dengan relawan dan kubu 01? Ada yang mengamati? Diam dan cenderung membantah bahkan banyak yang memvonis jutaan relawan 02 gila dan stres?

Sampai sekarang penulis belum memahami gejala ini dari segi medis, sosial atau segi2 lain. Penulis yang tak ikutan posting2 dugaan kecurangan pun, ikut pula dituduh gila. Hebat kan?

Penulis coba agak legowo dan posting seandainya Jokowi-Maruf menang terserah prosesnya jujur ataupun curang, eh dituduh pula stres. Padahal penulis kasih saran yang punya bukti kuat kecurangan 01 maka kumpulkan sebanyak2nya dan lawan ke MK!. Pendukung 01 pun masih menuduh penulis tidak legowo. Jadi baiknya gimana ya teman2 pembaca?

Nah ini ada penulis ringkas tema artikel yang senada dengan kerisauan penulis, kenapa kubu 01  dan jutaan pendukungnya diam terhadap gejala masivnya postingan jutaan relawan dan pendukung 02 yang bahkan punya ribuan foto dan video bahkan sampai bisa membuktikan 73.000 salah input situng KPU dari  400.000 tps. Hm..

Tambah aneh lagi, tim TKN termasuk Jokowi-Maruf diam dan tak ikut pusing pada gejala itu? Polisi malahan mengancam proses hukum pada penyebar hoax. KPU kritik keras penyebar foto dan video karena dianggap mendelegitimasi KPU.

Di detik penulis mebuat artikel ini, penulis bingung layaknya Pilsuf yang belum ngopi. Penulis akhirnya ingat bulan lalu dikirim teman artikel. Benar tidaknya penulis kembalikan pada teman pembaca. Penulis coba ambil dan kembangkan. (Sumbernya dari teropongsenayan.com)

-Pilpres 2019 dikritik keras para tokoh politik. Pemilu dinilai kacau balau dan penuh pelanggaran dan kecurangan. Beragam dugaan pelanggaran dan kecurangan terungkap satu per satu di ruang publik, termasuk gugurnya 500 lebih petugas KPPS.

-Timbul pelesetan: "Pemilu Serentak 2019 berarti secara serentak juga dimana-mana terjadi kecurangan. 

-Anehnya, hampir semua kecurangan diduga merugikan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan menguntungkan paslon 01 Jokowi-Ma"ruf Amin. 

-Kecurangan tersebut antara lain, angka-angka keliru pada input data dan penjumlahan hingga prosentase sehingga KPU jadi bahan olok-olok di medsos tidak becus berhitung. Ada dugaan pencurian form C1, pembakaran kotak suara dimana-mana. Bawaslu sendiri mencatat ribuan petugas KPPS tidak netral dalam pelaksanaan Pemilu 2019. Meskipun pada akhirnya Bawaslu diam dan bingung harus berbuat apa.

-Namun, kejadian tersebut tak diklarifikasi secara tuntas oleh kubu 01, KPU maupun Bawaslu. Semua berjalan saja seolah kecurangan yang terjadi adalah peristiwa yang wajar dalam kontestasi Pemilu. Ada juga komentar mencoba bijak dan ada sedikit mengarah pada harapan semoga jujur dan adil oleh tokoh sekitaran Jokowi, walaupun mayoritas diam, dan tenang2 saja. 

-Presiden sang petahana (Jokowi) dan pasangannya, Cawapres Ma"ruf Amin selama ini terkesan tidak bersuara atas dugaan kecurangan yang terjadi. Keduanya dinilai seakan tidak peduli dan anggap angin lalu pada teriakan publik akan dugaan pelanggaran yang terjadi secara kasat mata dan dianggap masif.

-------------------------------

Sesepuh alumni UI Bangkit, Dr. Taufik Bahaudin dalam Diskusi Publik bertema; "Tegakkan Kedaulatan Rakyat: Ada Konspirasi Paslon, KPU dan Lembaga Survei?" di Seknas Prabowi-Sandi, Jl. HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta, Minggu, (28/4/2019) mengungkap lebih detail, sesuai redaksi teropong senayan:

"Bukti-bukti kecurangan tersebut terlihat secara kasat mata mudah kita temukan dari banyaknya video yang beredar di kalangan masyarakat dan sosmed. Bahkan, kecurangan itu sudah dimulai sejak sebelum Pemilu berlangsung dimana ribuan surat suara sudah tercoblos rapi di Malaysia," kata Taufik.

"Anehnya, kubu 01 tak risau dengan banyaknya kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan Pilpres 2019, begitu juga dengan KPU dan Bawaslu," sambungnya.

Dilihat dari rangkaian berbagai aspek dan kecurangan yang terjadi, Taufik menilai, kecurangan tersebut sudah dipersiapakan dengan baik, melalui sistem hingga teknis eksekusi di lapangan.

"Terbukti, diamnya kubu 01 itu karena mereka (01) merasa tidak terganggu dengan kecurangan yang terjadi di depan mata. Kenapa? Karena mereka bagian dari kecurangan itu. Sehingga mereka diam tak bereaksi, aparat juga begitu," papar Taufik.

"Lantas, apa yang bisa kita lakukan dalam kondisis seperti ini? Kita pasrahkan kepada skenario Allah. Hanya itu yang kita bisa," ungkapnya.

"Jadi, tidak perlu berdebat, selama ini dia (01) melanggar terbukti tidak ada yang ditindak. Jadi, masalah kita sekarang adalah kedzoliman dan ketidak adilan," Taufik menjelaskan.

Senada dengan Taufik, aktivis Dr. Marwan Batubara juga memandang bahwa dalam kontestasi Pilpres 2019 ini lawan Prabowo-Sandi bukan hanya 01, tetapi lebih dari itu melawan kedzoliman dan ketidakadilan.

Menurut Marwan, hingga kini, rezim ini terus menerus melakukan kecurangan tanpa henti. 

"Kita disuruh lapor polisi? Ngapain, mereka sudah menjadi bagian dari mereka. Kejahatan dan kecurangan ini terstruktur masif dan sistemik," papar Marwan. Red: teropong senayan.

-------------------------------

Akhir kata: Penulis tidak ingin menyimpulkan, hanya bisa berharap semoga saja permasalahan ini cepat selesai, semoga penuduh dan tertuduh dapat duduk bersama dan sama2 bekorban demi kesalamatan bangsa dan negara. Ingat hidup tidak hanya didunia, masih ada akhirat yaitu hari pembalasan.

R. HADY SYAHPUTRA TAMBUNAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun