Penggiat medsos tanggapi AM Hendropriyono (AMH) yang diduga sentimen arab. Hari ini selasa linimasa tak habis2nya heboh. Setelah Andre Taulany, UBN tersangka, sekarang 5 jam terakhir warawiri netizen menghajar AMH yang dituduh sentiment Arab/anti Arab.
Apa pasal? Iklim panas pasca Pilpres tak membuat AMH diam saja. Sebagai benteng terdepan Joko Widodo AMH tercatat sebagai pembela yang paling tangguh. AMH diduga turun tangan atas maraknya ketakutan rakyat bergelombang turun pada aksi People Power 22 May 2019.
AMH memberikan statement konstroversial saat berada di Kantor Lemhannas, Jakarta, Senin (6May 2019). "Saya ingin memperingatkan bangsa Indonesia, WNI keturunan Arab, sebagai elite yang dihormati masyarakat cobalah mengendalikan diri. Jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat, bukan cuma Habib Rizieq Shihab, tapi elite lainnya. Agar bisa menahan diri dan tidak memprovokasi,"
Sontak statement keras AMH menimbulkan reaksi yang keras pula dari tokoh politik dan taklupa "netizen".
Reaksi Rahman Simatupang aktifitas politik dalam wawancara pada media repelita: "pernyataan Hendropriyono itu sangat rasis, padahal keturunan arab banyak berjasa terhadap bangsa Indonesia,".
Rahman kembali menegaskan: "Hendropriyono mengatakan seperti itu mirip provokasi di medsos yang menyebut onta, pergi ke arab untuk orang yang mengkritisi pemerintahan Jokowi. Mirip sekali pola provokasi yang dilakukan Hendropriyono dengan Abu Janda (Ab.Jan-red) dan Deny Siregar"(DeSy, red).
Fadli Zon (FZ) Sang maestro sastra pun tak ketinggalan kereta viralisasi AMH hehe. Menurut FZ yang dikutip tempo: "AMH semestinya bila beda pendapat dengan Rizieq semestinya tak ditanggapi secara subyektif. Apalagi, sampai menyinggung keturunan Arab yang jumlahnya jutaan".
FZ menimpali"Jangan hanya karena perbedaan pendapat kemudian menyudutkan bahkan cenderung rasialis," bahkan menurut FZ: "rasialisme berbahaya dan bisa memecah belah masyarakat.
FZ tegas mengingatkan warga keturunan Arab banyak berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. "Hampir seratus persen ketika kita berjuang kemerdekaan, mereka mendukung. Jadi mereka juga punya saham di Republik Indonesia,".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H