Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Ijtima' Ulama III

1 Mei 2019   22:37 Diperbarui: 12 Mei 2019   01:47 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santer terdengar akan diadakan Ijtima' Ulama sebagai respon pelaksanaan Pilpres 2019 yang sebenarnya masih berlanjut dengan proses perhitungan real count berjenjang KPUD ke KPU yang akan diumumkan hasilnya pada 22 May 2019 mendatang.

Pilpres 2019 ini menurut penulis adalah Pilpres paling heboh dan aneh. Di Sosial Media dibanjiri dengan upload proses Pemilu yang menunjukkan adanya kecurangan yang aneh dan telanjang. Bila dihitung jumlah upload'an netizen bisa menembus angka puluhan ribu. Anehnya adalah bilamana bagi pendukung 02 itu dilakukan sebagai tanggung jawab menjaga proses Pemilu bersih jujur dan damai, tidak demikian bagi jutaan pendukung 01 yang hampir senyap, terdiam dan sebagian malah menuduh bukti yang dishare pendukung 02 adalah hoax. Lebih parahnya pendukung 02 dituduh gila dan stress.

Penulis tidak ingin mengajak pembaca memutuskan siapa yang hoax atau gila. Ada yang lebih penting adalah bila kita ingin membanggakan tokoh nasional yang punya integritas dan nurani maka siapa yang sekarang mesti kita ikuti? Apakah kita mesti melanjutkan budaya bangsa Indonesia yang miskin dari nilai2 etika, kejujuran dan moral?

Jangan dulu sewot hehe. Penulis tidak memojokkan pembaca. Nilai bangsa kita bergeser jauh dari semestinya. Anda sudah maklum kan bila berurusan administrasi apapun lekat dengan uang terimakasih-Kecelakaan lalu lintas dan urusan hukum dikenai pungli-Urus surat menyurat dan pajak pakai uang pelicin-Memilih Caleg mendapat amplop-Berebut cari chanel terkait test PNS.

Sayangnya sedikit dari kita yang menyuarakan bahwa semua itu adalah bukan nilai bangsa Indonesia. Jika dari awal anda yakin dengan 7 Lembaga Survey yang prediksi Pilpres akan dengan mudah dimenangkan jagoan anda, mestinya anda kritis terhadap proses2 aneh yang sama2 kita lihat banyak dishare oleh netizen khususnya yang pro 02. Dengan kritis menandakan akal anda sehat dan ingin jagoan anda terpilih dengan cara2 yang sehat dan benar.

Namun penulis tak ingin terlalu jauh mengaitkan kecurangan dengan Capres atau siapapun. Bagi penulis siapapun yang terpilih dari proses yang hina maka nasibnya automatis akan tercatat dalam sejarah. Dilantikpun dia dan memimpin lalu setelah pensiun kita lihat saja penghargaan rakyat saat dia menjadi mantan.

Penulis mengajak bagi pendukung 02 yang sudah merasa jagoannya kalah, ada nasihat bagus untuk anda. Siapapun pemimpin kita yang dilantik nanti, itu sudah takdir dariNya. Jadi bijaklah menyikapi dan segera move on dari huru hara Pilpres ini. Ada kehidupan keluarga kita yang mesti kita urus dan bahagiakan. Jangan sampai sengsara seperti cebong2 yang ditipu dengan amplop juga taqlid pada kiai yang sudah menerima santunan dari Cukong agar memilih Capres tertentu.

Kembali pada Ijtima' Ulama yang walaupun dituduh sebagai gerakan mengarah pada makar, Penulis bersyukur ternyata poin2 yang dihasilkan sangat bijak dan masih dalam koridor konsitusional. Mari sudahi huru hara Pilpres ini dan segera bangkit membangun diri dan keluarga agar sejahtera dan tidak gampang dibodohi pencitraan atau tergoda uang sogokan amplop hasil malingan.

Hasil dari Ijtima' Ulama III berdasar redaksi kiblat.net:

Ijtima Ulama III telah menghasilkan sejumlah poin terkait Pemilu 2019. Poin tersebut disepakati berdasarkan masukan dari para ulama dan tokoh nasional.

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak di Hotel Lorin, Bogor pada Rabu (01/05/2019) menyebutkan poin-poin keputusan dan rekomendasi Ijtima Ulama III sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun