Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Analisis

KPU Menetapkan Jokowi-Maruf Pemenang Pilpres dengan 53,87%(?)

27 April 2019   04:43 Diperbarui: 6 Mei 2019   19:37 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: hitungan saya atas skor kawal pemilu.org

Pembaca yang budiman, maaf bila anda ada yang tidak berkenan. Penulis sebagai pendukung 02 hanya mencoba agar kita tidak  menduga akan adanya keajaiban yang tersaji di 22 May 2019 nanti. Sesungguhnya keajaiban itu nyaris sirna.

Sebagai ex.relawan kawarpemilu.org, Penulis mencoba realistis melihat keadaaan. Klaim kemenangan oleh kubu manapun tidak masalah, namun agar juga kita melihat probability secara ilmiah.

KPU sebagai Lembaga yang berhak mengumumkan, haknya telak didahului oleh Lembaga2 Survey yang buru2 menetapkan 01 sebagai pemenang Pilpres. Seakan angkuh melindas nalar sebagian publik yang meyakini Prabowo adalah pemenang.

Prabowo pun melawan, dengan lantang mengatakan Lembaga Survey jangan dipercaya, karena hendak menipu rakyat. Lembaga Survey pun baperan, seakan2 malaikat lalu menuduh Prabowo hanya klaim semata.

Kubu pendukung 01 kemudian buru2 membully Prabowo dan pendukungnya stres, tidak mau kalah. Sebenarnya kubu 01 tidak berhak bersikap seperti itu. Karena belum ada yang tahu hasil pemilu karena baru 1 hari selesai pencoblosan.

Kubu 01 diuntungkan secara moral oleh 9 Lembaga Survey dan merasa menang. Kubu 02 pun merasa yakin menang oleh data realcount internal mereka. Jadi kedua belah pihak sah2 saja saling klaim. Toh kotak suara baru saja direkap. Artinya belum ada data pasti yang terkumpul dan tersaji dari 813.000 TPS menjadi hasil realcout, melainkan baru data Quick Count atau realcount kilat yang baru sebagian.

Penulis tidak dalam posisi membenarkan siapapun. Sejak release Quick Count s.d 26 April 2019 penulis menghindari terlibat klaim menang atau gaduh di sosmed, namun tetap  ada rasa penasaran siapa gerangan pemenang sesungguhnya?

Ingin bertumpu pada KPU, tapi tak  yakin. Selain sangat lambat, juga banyak terjadi error input data yg kemudian diduga publik menguntungkan 01. Akhirnya penulis beralih ke kawalpemilu.org yang pada Jumat dinihari release realcount sementara di 30an%.

Kawalpemilu.org pada Jumat 00.30 wib.
Kawalpemilu.org pada Jumat 00.30 wib.
Dapat kita mulai analisis? Mengapa penulis klaim Jokowi-Maruf 53,87%? Prabowo-Sandi 46,12%?

Klaim penulis itu dapat terpenuhi bila:

1. C1 yang disalin menjadi data adalah C1 valid.

2. Relawan entri melakukan entri random, tidak pilah pilih untuk keuntungan pihak tertentu.

3. Eror entri dibawah 0,01%.

Maka apabila terpenuhi semua maka terwujudlah prediksi penulis. Caranya pun gampang.

Setiap provinsi, penulis salin perolehan masing2 calon. Lalu penulis pisahkan perkolom. Lalu  penulis ambil data TPS yang diinput/ TPS total se.indonesia lalu disalin lagi ke kertas.

Misal: 17,15% data kawal pemilu di Sulawesi Selatan. Contoh skor 01 adalah 348.000 dan 02 adalah 543.000 di 17,15% TPS yang sudah diinput. Ambil bilangan pengali: 100/17,15=5,82. Maka hasil akhirnya= 5,82 × 348.000 untuk 01 dan 5,82 × 543.000 untuk 02.

Bila ada yang 50% TPS sudah dientri dan masing2 dapat angka 100.000 dan 120.000, maka hasil perolehan kedua calon = 100/50=2. Jadi  100.000 × 2 dan 120.000×2. Itulah gambaran hasil baca data sementara lalu kita buat metode Quick Count dengan basis real count data.

Lalu totalkan 34 Provinsi + Luar Negri segera jumlahkan dan gunakan metode yang sama dengan contoh data sementara kawalpemilu.org per provinsi

Setelah tuntas semua Provinsi + LN akhirnya dapatlah data 01=83.715.000 (53,87%) dan 02=72.214.000 (46,12%). 

Demikianlah kesimpulan penulis, data diatas adalah sekedar coba2 metode survey namun berbasis realcont, namun dapat dipastikan lebih akurat dari Quick Count yang hanya 1500 TPS dari 810.000 TPS.

Tapi kok Prabowo klaim menang 55, atau 60%? Penulis yakin beliau tidak berbohong, namun bisa jadi C1 yang beliau klaim realcount 30%an itu mungkin dari laporan saksi dari struktur Partai.

Sebagaimana kita ketahui Sumatra, DKI, Jabar, Banten adalah daerah PKS, Gerindra, PAN yang memperoleh suara lumayan besar. Ditambah pula kader partai yang ada setiap desa. Bagaimana dengan Jateng dan NTT juga Indonesia Timur? Belum tentu hadir saksi kader dari partai tersebut. Jadi mana mungkin Prabowo mendapat dengan cepat hasil pada daerah yang minim kehadiran saksi dari partai pendukung beliau. Itulah alasan logis menurut kacamata penulis.

Bagaimana dengan alasan kecurangan? Bila tanpa kecurangan, penulis pun yakin Prabowo bisa menang. Namun pembuktian secara kasat mata tidak cukup, dibutuhkan dukungan politik yang kuat untuk membuktikannya.

Biarlah Mahkamah Konstitusi yang memutuskan dugaan2: aparat condong sebelah, bagi2 uang oleh menteri dan pejabat daerah, DPT Siluman 17,5 juta, juga memanfaatkan kekuasaan- apakah semua terbukti sebagai Terencana Sistematis dan terstruktur, atau?

Hanya Allah saja yang tahu semua sandiwara di dunia politik kita ini..

Intinya bersiaplah menerima kenyataan yang akan ditetapkan pada 22 May nanti jelas bukan jagoan kita. Semoga apapun ditakdirkanNya adalah yang terbaik.

Prabowo Subianto mudah2n cita2 anda membangun bangsa dapat terwujud esok, atau dikemudian hari. Engkau tetaplah patriot sejati bagi kami.😎😎

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun