i
Malam hari di sebuah puisi
kau terjaga, membaca diri sendiri
dengan lagu Bayyati. Setelah itu
mencium wajah sendiri dan bumi.
Lalu kau mengecup kening lapar,
yang berbaring di ruang kata;
seharian suntuk ia menunggu gerimis
yang beku itu meleleh dicampur
larutan senja; ia juga telah selesai
menghitung nasi yang berserakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!