Mohon tunggu...
Ramadhan Putra Aghniawan
Ramadhan Putra Aghniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Halloo nama saya Ramadhan, biasa dipanggil Rama, saya memiliki hobi yaitu traveling seperti mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Waspada Hipotermia saat di Gunung! Ini Cara Mengatasinya

14 November 2024   23:34 Diperbarui: 14 November 2024   23:45 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gunung (sumber foto:https://www.freepik.com/)

Gunung merupakan salah satu objek wisata yang sangat populer di kalangan anak muda sekarang, terutama bagi para pecinta alam dan pendaki. Gunung menjadi daya tarik wisata yang sangat menarik dikarenakan dari pemandangan alamnya yang sangat indah, udaranya yang masih sejuk dan tempat yang nyaman untuk berkemah.

Tetapi perlu di ingat mendaki gunung termasuk kedalam olahraga yang ekstrim, banyak tantangan fisik dan mental yang perlu disiapkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti salah satunya terjadinya hipotermia.

Hipotermia merupakan salah satu penyakit yang dimana tubuh mengalami penurunan suhu secara drastis dibawah suhu 35C (95F), sedangkan suhu normal tubuh yaitu 37C (98,6F). Pada saat suhu tubuh turun sistem syaraf, jantung dan organ tubuh lainnya tidak dapat bekerja seperti biasanya. Pada kondisi seperti itu jika tidak ditangani secara cepat bisa  berpotensi fatal seperti yang paling parah yaitu terjadinya kematian.

Penyakit hipotermia ini sering kali terjadi pada pendaki gunung, karna pada umumnya suhu yang ada di gunung itu lebih dominan dingin. Beberapa pendaki juga kadang melupakan, menyepelekan dan tidak tahu tentang adanya penyakit hipotermia ini. Banyak dari pendaki yang kurang mempersiapkan fisik serta barang-barang yang dapat meminimalisir terjadinya hipotermia.

Gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami hipotermia biasanya seperti menggigil, sebenarnya menggigil adalah reaksi tubuh untuk upaya menghangatkan diri lebih singkatnya yaitu pertahanan otomatis yang tubuh berikan ketika suhu dingin. Namun menggigil juga termasuk salah satu gejala awal terjadinya hipotermia. Kemudian gejala selanjutnya yang biasanya terjadi yaitu pada saat berbicara tidak jelas atau bergumam, mengalami pernapasan yang lambat, denyut nadi melemah, mengalami kebinggungan atau kehilangan ingatan serta penurunan kesadaran.

Penyebab terjadinya seseorang terkena hipotermia pada saat di gunung yaitu, kurangnya persiapan fisik dan alat untuk menghadapi suhu yang rendah. Seperti yang kita tau pegunungan itu memiliki suhu yang dingin, terutama pada malam hari dan pada ketinggian tertentu, hal itu dapat menjadikan pendaki mengalami paparan suhu rendah yang berkepanjangan dan dapat mengalami hipotermia jika kurangnya persiapan. Kemudian penyebab yang lain yaitu terjadinya cuaca yang tidak menentu seperti tiba-tiba hujan yang dapat membuat pakaian para pendaki menjadi basah yang membuat suhu dingin lebih cepat masuk kedalam tubuh. Kemudian penyebab lainnya seperti tidur dalam kondisi perut kosong dan kelelahan, berdiam diri atau tidak menggerakan badan dalam jangka waktu yang lama, dan menggunakan pakaian yang sudah lembab.

Cara mengatasi dan mencegah agar para pendaki tidak terkena hipotermia yaitu yang paling utama persiapkan fisik, alat serta barang yang dapat meminimalisir terjadinya hipotermia seperti, menggunakan pakaian yang hangat serta tutupi tubuh dengan pelindung lainnya seperti topi dan sarung tangan agar panas tubuh tidak keluar dan tetap terasa hangat. Kemudian jaga tubuh serta pakaian sekering mungkin dan jika ada yang basah segera ganti agar tubuh tidak terlalu lama menyerap suhu dingin.

Kemudian jika ada dari salah satu atau beberapa pendaki yang sudah terkena hipotermia bisa diatasi dengan cara yaitu, pindahkan orang itu ke tempat berlindung seperti tenda atau shelter yang disediakan di gunung tersebut. Jika pakaiannya basah segera diganti kemudian isolasi tubuh menggunakan barang yang dapat menghangatkan seperti kantung tidur dan gunakan emergency blanket yaitu selimut yang terbuat dari bahan aluminium foil agar dapat menjaga suhu tubuh tetap hangat dan stabil. Kemudian berikan minuman serta makanan hangat yang berenergi tinggi agar suhu tubuh dapat cepet kembali normal, periksa pernapasan orang tersebut dan jangan biarkan orang tersebut diam atau tertidur. Jika kondisinya memburuk atau tidak membaik, segera cari ranger atau tim penyelamat agar orang tersebut bisa di evakuasi dengan cepat.

Penting untuk selalu mengingat bahwa hipotermia dapat berkembang dengan cepat, terutama dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah, sehingga pendaki harus selalu siap siaga dan menjaga kewaspadaan sepanjang perjalanan. Jangan pernah ragu untuk berhenti sejenak dan memeriksa kondisi tubuh, terutama saat cuaca buruk atau tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Dalam situasi yang lebih parah, jangan ragu untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin.

Akhir kata, keselamatan adalah hal yang paling utama dalam pendakian gunung. Dengan pengetahuan yang cukup, perencanaan yang matang, dan kewaspadaan yang tinggi, kita bisa menikmati petualangan gunung dengan aman dan meminimalisir risiko hipotermia serta masalah kesehatan lainnya. Selalu ingat bahwa pengalaman alam yang menantang akan jauh lebih menyenangkan jika kita mempersiapkan diri dengan baik dan menjaga keselamatan sepanjang perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun