Untuk gadis cahaya,
yang dari padanya imajinasi mengalir ,
seperti anak-anak sungai mengabarkan kesegaran lahan gersang
dan
membawa senyum keberkahan tanah kelahiran.
Melintasi malam-malam berpandu terang bayanganmu,
bagai berkunjung ke negri awan berhias sejuta bintang.
Kesunyian hanyalah pembohongan bagi mereka yang terkubur impian,
bangun dengan kerongkongan penuh nafsu
dan menimbun kesabaran
dalam tumpukan kegelapan jiwa.
Namun denganmu adalah syukur dan nyata kesederhanaan
yang penuh madah kenikmatan.
Untuk gadis cahaya,
yang karenanya cinta menetes laksana bening embun,
menikam kesepian tanpa merasa kesendirian.
Hari-hari menggelayuti jejakmu,seperti roti dan anggur yang terberkati.
Keringat yang mengucur terkelupas matahari menjadi kecupan manis dari kasihmu.
Bagaimana ?
aku bisa memalingkan diri,jika kau membelai denyut nadiku,
mengikatmu dalam Khitbah
Sang kekasih Agung demikianlah sekuntum canda anganku.
Lukamu adalah lukaku,
jika kau menangis,maka
bathinku teriris.
Kita adalah gelora samudra,
buih-buih yang memecah karang dan
Tuhan
adalah Kekal Pelabuhannya.
----------------------------------------
Ramadhan al fatih :
http://syiar-syairku.mywapblog.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H