Kesehatan gigi merupakan hal yang viral bagi masyarakat. Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi pepatah yang sangat dikenal ini menunjukkan betapa terganggunya hari-hari kita bila gigi bermasalah. Selain gigi berlubang, periondontitis pun menjadi penyakit gigi yang sering di alami oleh masyarakat. Periodontitis merupakan penyakit radang yang menyebabkan turunnya posisi gusi, jika tidak diobati kita dapat kehilangan gigi. Di seluruh dunia, periodontitis tetap sangat lazim dan menyebabkan hilangnya gigi seseorang yang terkena penyakit ini. Periodontitis pula mengancam kualitas hidup penduduk paruh baya terutama mengenai fungsi lisan. Gejala yang terlihat adalah turunnya gusi yang memperlihatkan penampakan gigi lebih luas. Bakteri-bakteri sisa makanan menjadi penyebab munculnya penyakit periondontitis. Banyak alternatif cara yang telah dilakukan oleh penderita periodontitis untuk menghilangkan penyakit tersebut mulai dari obat herbal sampai obat-obatan kimia. Namun, hal tersebut tidak menjadi jaminan untuk menyembuhkan kerusakan pada jaringan ligamen periodontal yang hilang dari struktur normal. Hal ini jelas bahwa ada kebutuhan klinis untuk perawatan pernyakit tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi peranan yang penting bagi dunia kedokteran untuk mengembangkan berbagai macam cara untuk menyembuhkan penyakit. Banyak cara yang telah ditemukan oleh peneliti di bidang kedokteran untuk menyembuhkan penyakit gigi salah satunya dengan Stem Cell. Stem Cell merupakan metoda terapi penanaman sel induk yang berfungsi untuk membentuk sel baru. Sel-sel baru tersebut membentuk jaringan yang sebelumnya telah rusak. Pada pertengahan abad ke-20 terapi Stem Cell sudah menjadi fokus penelitian dalam bidang kedokteran sebagai pengobatan penyakit akut. Kemampuan sel induk untuk beregenerasi menjadi sel baru yang sesuai dengan fungsinya ini didasari oleh sifat totipotensi sel itu sendiri. Sel-sel yang dijadikan sumber untuk terapi Stem Cell tersebut bisa ditemukan pada sumsum tulang belakang, plasenta, dan blastula. Seiring dengan pesatnya penelitian mengenai Stem Cellpada bidang kedokteran khususnya kedoteran gigi, selain pada sumsum tulang belakang, plasenta dan blastula ditemukan pula sel yang mampu beregenerasi menjadi sel yang baru (totipotensi) namun hanya untuk sel yang spesifik saja yaitu pada sel ligament periodontal. Stem cell pada jaringan periodontal ini bisa menjadi salah satu solusi untuk kesehatan gigi di Indonesia.
Menurut Chen et al(2016)*, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa periodontitis dapat disembuhkan oleh terapi Stem Cell, namun membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 12 bulan seperti yang telah dilakukan oleh Chen. Proses Stem Cell pada pengobatan periodontitis berdasarkan hasil penelitian Chen secara umum yaitu dengan pengambilan sel dari jaringan ligamen periodental dari tubuh pasien setelah itu dipisahkan, dipelihara dan dikembangbiakan sel induk  tersebut di luar tubuh. Kemudian sel induk yang telah dibiakkan dimasukkan ke dalam jaringan ligamen periodontal yang mengalami kerusakan melalui proses pembedahan, sel tersebut akan bekerja di dalam dan berdiferensiasi menjadi sel yang baru. Selain membutuhkan waktu yang cukup lama, terapi Stem Cell pun masih belum umum dikalangan masyarakat dan masih membutuhkan biaya yang besar untuk melaksanakannya.
Untuk itu, menjaga kebersihan gigi merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan gigi. Walaupun telah banyak cara baru untuk mengobati berbagai penyakit gigi, penjegahan amatlah penting agar tidak terjadi penyakit di kemudian hari dan agar senantiasa kualitas kesehatan terus meningkat.
Sumber :
*Chen F.M., Tian B.M., Gao L.N., et al(2016). Treatment of Periodontal Intrabony Defect Using Autologous Periodontal Ligament Stem Cell. Fourth Military Medical University, China. Journal of Biomed Central.
Ding. G., Liu. Y., Wang.W., Wei. F., et al (2010). Allogeneic Periodontal Ligament Stem Cell Therapy for Periodontitis in Swine.Capital Medical University School of Basic Medical Sciences.
Fang. F., Akiyama. K., Liu. Y., (2010) Utility of PDL Progenitors For in vivo Tissue Regeneration: a report of 3 cases.NIH Public Access. Taiwan
Penulis :
Fitra Ramadhan
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H