Mohon tunggu...
Ramadhan Mohamad Ikramputra
Ramadhan Mohamad Ikramputra Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

...mengabdikan pikiran melalui penumpahan ide dan gagasan melalui karya yang dapat dibaca demi manfaat seluruh pihak...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Prosiklikalitas Perbankan dan Siklus Ekonomi

7 September 2022   04:35 Diperbarui: 7 September 2022   04:38 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Financial Intermediary Perbankan (Sumber: pexels.com) 

Tidak perlu dipungkiri lagi bahwa perekonomian Indonesia masih sangat erat kaitannya dengan perbankan. Sebagai financial intermediary, perbankan menjalankan fungsi sebagai perantaran keuangan demi kelancaran seluruh sendi perekonomian negara. Tentunya peran krusial yang dimiliki perbankan telah menjadi salah satu alasan utama pertumbuhannya terus berjalan di Indonesia.

Namun, perbankan juga berstatus sebagai entitas bisnis yang bergerak untuk mendapatkan laba. Peran krusial yang dimiliki juga harus diimbangi dengan kemampuan perbankan dalam menjalankan kegiatan bisnis. 

Tidak semata-mata perbankan harus menjalankan perannya secara agresif terus menerus, sehingga adakalanya perbankan menjalankan perannya secara konservatif. 

Eksekusi perbankan dalam menjalankan perannya sangat bergantung terhadap siklus ekonomi. Peran perbankan dalam menjalankan usahanya dengan menyesuaikan siklus ekonomi disebut sebagai perilaku prosiklikalitas.

Mengutip jurnal Diah Utari dkk yang berjudul "Prosiklikalitas Sektor Perbankan Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya", perilaku prosiklikalitas terjadi karena adanya interaksi kuat antara sistem keuangan dan ekonomi riil yang berjalan secara bersamaan mengikuti siklus.

Perilaku prosiklikalitas terjadi sebagai strategi bank dalam menjalankan perannya dalam menyesuaikan eksekusi pasar, terutama pemberian kredit. Hal tersebut berkaitan dengan siklus ekonomi yang menggambarkan kondisi perekonomian dalam memengaruhi kegiatan usaha.

Prosiklikalitas menjadi penguat dalam pergerakan siklus ekonomi, mendorong pertumbuhan ketika ekspansi (boom) dan pelemahan ketika kontraksi (bust).

Gambar: Prosiklikalitas Perbankan Terhadap Siklus Ekonomi (Sumber: Buku Juda Agung dkk)
Gambar: Prosiklikalitas Perbankan Terhadap Siklus Ekonomi (Sumber: Buku Juda Agung dkk)

Setiap perilaku prosiklikalitas perbankan pada setiap fase siklus memiliki ciri yang dijelaskan oleh Juda Agung dkk melalui bukunya yang berjudul "Kebijakan Makroprudensial Di Indonesia: Konsep, Kerangka, Dan Implementasi" yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Fase Ekspansi (boom)

Fase ekspansi merupakan puncak siklus ekonomi yang ditandai dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan pelaku usaha. Pada fase ini, ekonomi sedang bergeliat karena masyarakat dan pelaku usaha memiliki optimisme tinggi.

Kondisi ini juga meyakinkan perbankan untuk menyalurkan kredit karena kecilnya potensi gagal bayar dari pihak ketiga. Hal tersebut mendorong perilaku perbankan berani meningkatkan penyaluran kredit dan akumulasi resiko untuk meraih laba maksimal.

Fase Kontraksi (Bust)

Fase kontraksi menjadi fase yang paling buruk dalam siklus ekonomi. Pada fase ini, ekonomi sedang menerima guncangan (shock) yang mengakibatkan pesimisme berlebihan. 

Tingkat kepercayaan masyarakat dan pelaku usaha menurun drastis karena ketidakpastian yang sedang melanda perekonomian. Kondisi ekonomi yang sedang mengalami guncangan membuat potensi gagal bayar menjadi tinggi. Maka, perbankan mengambil langkah dengan cara melakukan pengurangan kredit dan menjadi risk averse.

Dalam upaya mengendalikan perilaku prosiklikalitas perbankan, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki serangkaian kebijakan yang ditempuh. 

Kebijakan tersebut adalah moneter, makroprudensial, dan mikroprudensial. Penerapan kebijakan tersebut dilakukan guna menjaga perilaku prosiklikalitas agar tidak membuat siklus ekonomi bergerak secara serampangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun