Jangan terburu-buru setuju untuk berinvestasi saat perusahaan melakukan penawaran, namun cobalah balik bertanya bagaimana sistem kerja perusahaan dalam menjalankan investasinya, di sini kita bisa menilai jawaban dari perusahaan, apabila mereka terkesan menutup-nutupi dan tidak ingin transparan maka sebaiknya hindari untuk segera berinvestasi.
4. Tidak Perlu Merasa Ketinggalan Zaman
Saat ini soal investasi sangat sering terdengar terutama di kalangan anak muda. Beberapa orang kemudian merasa takut ketinggalan zaman atau FOMO (Fear Of Missing Out), seolah-olah bagi yang belum berinvestasi artinya belum terbuka keuangan dan kurang memikirkan masa depan. Padahal untuk berinvestasi bukan berdasarkan tren atau pendapat orang lain, namun kesiapan diri berupa alokasi dana dan pengetahuan yang cukup.
5. Rencanakan Investasi dengan Jelas
Tujuan keuangan dan instrumen investasi harus jelas dan sesuai profil risiko, oleh karena itu sebelum memutuskan untuk berinvestasi pastikan kamu telah menyusun rencana investasi yang terukur. Jangan lupa juga untuk rajin melakukan riset bertanya pada orang-orang yang sudah terlebih dahulu berinvestasi dan memperkaya literasi keuangan, hal ini tentu bisa melindungi diri kamu agar tidak gampang tertipu investasi bodong.
Investasi bertujuan untuk menyisihkan sebagian penghasilan agar ditabung dan tidak digunakan untuk hal-hal konsumtif, dengan harapan tabungan tersebut dapat bertambah dalam jangka waktu tertentu dan nominal yang realistis. Bagaimana nih sobat investor? Dengan informasi yang dijelaskan di atas mungkin telah membantu sobat investor untuk lebih berhati-hati kembali jika ingin mulai berinvestasi di suatu instrumen investasi. Semoga sobat investor yang ingin belajar atau memulai menjadi seorang financial freedom dapat menemukan suatu instrumen investasi yang tepat ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H