Mohon tunggu...
Ramadaniar GatiAgeliya
Ramadaniar GatiAgeliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa terdampak tugas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menelusuri Kearifan Lokal: Eksistensi Penggunaan Alat Tangkap Tradisional di Masyarakat Nelayan di Tepian Sungai Danau Panggang

19 Mei 2024   09:58 Diperbarui: 19 Mei 2024   10:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa dengan luas 40,46 KM persegi yang dihuni lebih dari 1200 jiwa ini memiliki keunikan dalam letak geografisnya. Berada di tengah tengah wilayah perairan dengan akses yang hanya bisa dijangkau oleh kapal atau lebih akrab disebut kelotok oleh warga sekitar, menjadikan hampir 90% mata pencaharian warga Desa Tampakang adalah nelayan. Pola hidup yang berkaitan erat dengan air sejak zaman nenek moyang, menjadikan mereka memiliki pemahan dan keahlian lebih dibidang nelayan. Uniknya, masyarakat Desa Tampakang yang berprofesi sebagai nelayan masih sangat mempertahankan eksistensi penggunaan alat tangkap tradisional ketimbang modern.

           Menurut Ardi (60th) dalam wawancara yang dilakukan pada Jum’at, 10 Mei 2024, “Kami para nelayan lebih memilih menggunakan alat tangkap tradisional karena pembuatannya yang jauh lebih mudah, bahan baku yang mudah didapat serta harga yang relatif jauh lebih murah”. Penggunaan alat tangkap tradisional tentu mengharuskan sang pemilik untuk bisa membuat dan menggunakannya dengan baik, hal ini bukan masalah besar bagi masyarakat disana, melihat bagaimana kemampuan ini diturunkan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka. Alat tangkap tradisional yang digunakan pun terbilang cukup variatif, menurut Darsih (45th) dalam wawancara pada Jum’at, 10 Mei 2024, “Penggunaan alat biasanya menyesuaikan dengan musim yang sedang kami hadapi, karena tiap alat tangkap memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing sesuai dengan kebutuhan”. Kendati demikian, nelayan disana tetap memiliki beberapa alat tangkap dengan frekuensi penggunaan paling besar diantara yang lain, karena dirasa alat tangkap tersebut cocok pada bebera musim, tidak hanya satu musim. Beberapa alat tangkap tersebut antara lain:

1.Sembilau


2.Ringgi

dok. pri
dok. pri

3.Talimpung

dok. pri
dok. pri


4.Tampirai

dok. pri
dok. pri

          Eksistensi alat tangkap tradisional dikalangan nelayan desa Tampakang menjadi sebuah keunikan tersendiri, dimana mereka teruh mempertahankan kearifan lokal yang dimiliki meskipun era modern terus menggerus berbagai aspek kehidupan yang ada. Letak geografis desa yang berada dan bergantung penuh terhadap alam juga menjadikan masyarakat di desa tersebut lebih memperhatikan kondisi sekitar mereka. Dimana menurut mereka, jika alam terjaga maka alampun akan menjaga mereka. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa nelayan di desa Tampakang masih memilih menggunakn alat tangkap tradisional ketimbang alat tangkap modern karena dirasa dampak lingkungan yang ditimbulkan akan jauh lebih minim atau bahkan tidak ada. Kearifan lokal yang berlimpah di Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan memang sepatutnya untuk dijaga mengingat bagaimana akultarasi modern kini sudah menjamah hampir seluruh lapisan masyarakat didunia. Pelestarian kearifan lokal juga menjadi salah satu bukti pelestarian budaya, agar nantinya tetap bisa dilihat dan diketahui langsung oleh anak cucu kita. Ada banyak sekali kearifan lokal yang dimiliki oleh desa Tampakang, Paminggir, Hulu Sungai Utara. Keunikannya terus mendorong setiap orang untuk mengulik lebih jauh lagi. Kearifan lokal mengenai eksistensi alat tangkap tradisional dikalangan nelayan desa Tampakang yang sudah dipaparkan tadi adalah satu dari sekian banyak bukti kearifan lokal yang dimiliki oleh desa tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun