Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang berasal dari provinsi Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam hajaran Hindu Dharma,
Bhuta Kala mengambarkan kekuata (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur tak terbantahkan. Bhuta Kala dalam ogoh-ogoh adalah digambarkan sebagai sosok yang besar dan menyeramkan,biasanya berujud Rakshasa.
Selain Rakshasa,ogoh-ogoh sering juga di berwujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada (kahyangan),Surga dan Neraka.
Ogoh-ogoh sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi sejak tahun 1980,umat Hindu megusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dan membawa obor.
Sebelum pawai ogoh-ogoh peserta upacara atau pawai biasanya akan meminum minuman tradisional yang di kenal dengan arak Bali.
Ogoh-ogoh akan diarak menuju tempat yang diberi nama Sema (tempat persemayaman umat Hindu) setelah di arak keliling desa ogoh-ogoh akan di musnakah dengan cara di bakar hingga hangus dan menjadi debu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan hal buruk dan kejahatan yang berada didalam ogoh-ogoh yang akan hilang dengan panasnya api.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H