Adat kenduri kematian Desa Bunin yang paling besar adalah kenduri yang dilakukan di malam ke-44 yang disebut dengan nyawah lo. Untuk menjamu masyarakat, masakan disuguhkan dengan pemotongan lembu atau kambing. Fahrul selaku pemuda Desa Bunin, mengatakan "jika tidak sanggup, diganti menjadi ayam sebanyak 100 kg. Guna pemotongan tersebut adalah untuk aqiqah orang yang sudah meninggal tadi, baik belum maupun sudah pernah sebelumnya".Â
Berbeda dengan Padang Pariaman, tradisi kematian yang paling besar dilakukan adalah di malam ke-14 yang dinamakan dengan mangaji maampek baleh ari. Pada waktu ini, dilakukan doa dan takziah besar-besaran. Keluarga almarhum mengundang masyarakat sekampung bahkan beda kampung sekalipun. "Urang siyak" yang dipaggil berjumlah 8 orang. Makanan dan lemang untuk jamuan harus dibuat dalam jumlah besar. Para tamu yang datang membawa sedekah berupa uang, beras, atau bahan sembako lainnya. Lalu seketika pulang, mereka diberi bingkisan lemang oleh tuan rumah. Sementara itu, pada malam ke-40 atau maampek puluah ari, rangkaian pelaksanaan di waktu ini hanya mangaji kecil-kecilan sama dengan di malam ke-3 dan ke-7.
Kenduri kematian pada malam ke-100, kembali dilakukan kecil-kecilan bersama keluarga besar. Sebaliknya, mangaji di Padang Pariaman lebih besar lagi yang disebut dengan manyaratuih ari. Masyarakat yang diundang tidak hanya dari kampung setempat. Urang siyak yang dipanggil masih berjumlah 8 orang sama seperti malam ke-14, begitu juga dengan rangkaian pelaksanaannya.
Perlu diketahui, kenduri besar-besaran yang dilakukan pada malam ke-44 dipercaya oleh masyarakat Bunin sebagai perpisahan ruh almarhum/alamarhumah dari rumah. Sedangkan masyarakat Padang Pariaman meyakini bahwa sebelum 100 hari, ruh almarhum/almarhumah masih tetap berada di rumah dan menangis meminta untuk didoakan. Di hari ke-100 lah perpisahan ruh almarhum/almarhumah dari rumah dan keluarga yang oleh sebab itu dilakukan mangaji besar-besaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H