Mohon tunggu...
chandra wijaya setiawan
chandra wijaya setiawan Mohon Tunggu... -

Saya cuman rakyat biasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revolusi Mental Jokowi dari Kacamata Statistik

27 Mei 2014   03:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ranking #5 Singapore.
Tool: Law Reinforcement Revolution.
Penegakan hukum yang kuat. Bukan cuma di segi korupsi tapi pemerintah singapore benar2 menegakkan hukum disegala faktor. Sebut saja denda membuang sampah, denda nyebrang jalan sembarangan, denda merokok di tempat sembarangan, hukuman mati untuk penyelundup narkoba, denda utk melarang penjualan permen karet dalam negeri. Hukum ini beberapa mungkin kedengeran ridiculous/lucu mengada2. Tapi dengan membiasakan penegakan hukum di kehidupan sehari hari, masyarakat terlatih untuk mematuhi hukum dari yang simple hingga yang serius. Untuk menegakkan pelarang buang sampah/merokok sembarangan di tebarlah agen (semacam intel tapi dari sipil bkn tentara/polisi) untuk berbaur dengan masyarakat tapi tugasnya mengontrol/mengawasi peraturan2 itu. Mereka biasanya bekerja satu team (2 orang) dan alat mobile untuk memberikan tiket denda untuk kemudian di berikan kepada pelanggar dan pelanggar bisa membayar denda di mesin ATM. Jika tidak bayar dalam tempo yang ditentukan akan ada surat panggilan dari pengadilan.

Ranking 19 United States/Amerika serikat.

Tools: Pers revolution/Kebebasan pers. Diawal abad 20 (1900an) pemerintah amerika juga dikuasai pengusaha konglomerat yang paling terkenal rockefeller si raja minyak amerika jaman doeloe.  Dimana korupsi merajalela untuk kepentingan pengusaha ini. Pers lah yang membuka aib dan dengan dukungan penuh dari Presiden Roosevelt mengadili para pengusaha ini. Sampai sekarang kebebasan pers di Amerika merupakan kata sakral.

Ranking #1: Denmark.
Tool: Enterpreneurship revolution. Memajukan ekonomi semua penduduk dengan cepat merata di lakukan dengan mendorong/membina jiwa pengusaha penduduknya(enterprenership). Lalu diharapkan dengan lahirnya pengusaha2 ini dapat membawa kesejahteraan untuk mengurangi kehausan untuk korupsi. Mengembangkan pribadi berdaulat, yang bisa melahirkan pekerjaan bukan meminta pekerjaan, bisa membuat barang/jasa bukan mengimpornya.
Saya tutup dengan harapan Indonesia.

Ranking 112. Indonesia
Tool: Mental revolution . Mendefinisi ulang dan mensosialisikan arti korupsi dan dampaknya kepada masyarakat Indonesia.  Memberdayakan penegakan hukum yang adil untuk semua orang terlepas kasus kecil/simple maupun kasus2 besar tingkat nasional. Mengembangkan kebebasan pers yang melarang pemilik pers/media ikut dalam politik. Membina, mendorong, memfasilitasi dan mempercepat pembangunan jiwa enterpreuner di semua golongan untuk menciptakan pekerjaan bukan meminta pekerjaan atau minta naik gaji. Mendidik budaya ulet, tekun, rajin (levelnya jepang) sehingga tidak memilih 'shortcut'/jalan pintas untuk mencapai tujuan.

Jika kita mencontek cara2 dari negara2 ini mungkin saja kita dapat menghapus korupsi lebih cepat, efektif dan tuntas. Negara yang saya sebut adalah segelintir contoh sajah. Mohon diartikan untuk melihat sejarah negara2 yang berhasil dan mengambil cara yang cocok untuk di implementasikan di Indonesia ini.

Mari kita sadarkan 98% orang itu bahwa korupsi itu bukan salah pejabat saja tapi sudah tumbuh benih korupsi itu di 100% penduduk Indonesia. Ingat, anda yang pasrah dan cuma melihat tanpa berbuat apa2 termasuk mendukung korupsi di bangsa ini.

INGAT!!!!!

Korupsi di indonesia adalah kejahatan yang dilakukan oleh 100% orang indonesia dan korbannya adalah 100% orang indonesia.

Korupsi di Indonesia adalah Perbuatan Bunuh Diri Bangsa Indonesia.


Sumber:
Jumlah pegawai negeri: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=101¬ab=3

ranking negara korupsi terendah sampai tertinggi. http://www.transparency.org/cpi2012/results/#myAnchor2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun