Mohon tunggu...
Djoko Nawolo
Djoko Nawolo Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati sosial

Sekedar menyalurkan hobi berceloteh tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangga Jadi Orang Indonesia

1 Juni 2020   11:12 Diperbarui: 1 Juni 2020   18:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah peringatan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan dengan cara berbeda (NEW NORMAL) yaitu secara virtual dan diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia (yang mau) melalui saluran televisi, karena masih berada ditengah-tengah pandemi global covid 19. Sebelum acara seremonial virtual itu dimulai, berbagai talk show untuk mengisi pagi juga dilaksanakan oleh stasiun televisi dengan topik MENGHADAPI COVID 19 DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA. Sungguh bangga kita menjadi orang Indonesia, karena apapun ancaman dan permasalahan ternyata bisa dihadapi dengan PANCASILA.

Untuk menemani acara "nobar" peringatan Hari Lahir Pancasila, saya beli pecel untuk sarapan di rumah, dan sampainya di warung pecel cukup terkejut karena warung yang baru saja buka lagi setelah lebaran sudah dipenuhi oleh para fans yang makan ditempat. Demikian pula sepanjang jalan menuju warung sudah banyak orang berkerumun tanpa masker dan seolah-olah pandemi covid 19 sudah selesai, (atau minimal dianggap sudah bukan masalah lagi).

Inilah yang menambah kebanggaan dan kebersyukuran saya sebagai orang Indonesia. Ternyata kita sama sekali nggak perlu kuatir sama yang namanya covid 19 itu. Setidaknya ada beberapa alasan logis yang masuk (atau keluar?) akal.

pertama, sepertinya kita harus percaya kepada apa yg diyakini sebagian orang, bahwa sebenarnya virus itu nggak ada. Ini hanya akal-akalannya segelintir orang saja yang termasuk elit global (entah siapa orangnya) untuk menghancurkan ekonomi dunia dan menguasainya. Mantan menteri kesehatan yang saat ini jadi terpidana "karena didzolimi" saja ngajak kita utk tidak percaya kepada WHO yg membidangi kesehatan dunia.

Indikasi bahwa virus ini sebenernya rekayasa juga bisa dilihat dari berubah-ubahnya identitas si virus yg tertulis dlm KTP. Awalnya diyakini bahwa virus ini adalah tentara Tuhan utk melindungi kaum tertindas, tapi setelah orang yang "sejenis" dengan orang yang tertindas itupun jadi korban, akhirnya muncul identitas baru bahwa si virus ini berkewarganegaraan Israel dan beretnis yahudi yang termasuk dalam kelompok iluminati. Masih belum capek ganti identitas, kemudian si virus juga diberi KTP berkewarganegaraan Cina, krn ternyata nyerang kelompok yahudi juga. Inilah bukti pendukung bahwa virus itu sebenarnya hanyalah rekayasa. Kalaupun bukan rekayasa, yakinlah bahwa virus itu pun akan frustasi karena harus bolak balik ganti KTP.

kedua, jikalaupun virus itu benar ada, kitapun nggak perlu panik. Saat para ilmuwan dunia masih belum menemukan obat untuk menyembuhkan penderita covid 19, dan bahkan memperkirakan kalau vaksinnya baru akan ditemukan tahun 2021, sudah banyak orang Indonesia yang memiliki obat penyembuh yang ampuh. Ada yang 3 hari sembuh, ada yang 7 hari sembuh. Hebatnya lagi, ada juga yang mampu menelan virus dan bahkan ada yang sudah tahu bahwa virus itu baunya tengik.

Jadi..... untuk apa kuatir ? Di negeri ini semua serba mudah diatasi...

alasan ketiga masih terkait dengan alasan kedua tadi. Kecerdasan, keberanian dan kreativitas luar biasa dari anak bangsa yang jauh melampaui kemampuan ilmuwan dunia dalam menciptakan obat covid 19 ini, memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Bayangkan, dengan obat ajaib super ampuh yang diciptakan oleh anak bangsa, kita bisa melakukan efisiensi anggaran yang luar biasa, tidak perlu pemerintah pusing-pusing menyiapkan anggaran ratusan trilyun yang pada akhirnya lebih banyak untuk bancakan saja.

Katakanlah harga 1 botol obat itu  250 ribu dan bisa untuk menyembuhkan beberapa orang dalam hitungan hari, Indonesia hanya butuh 50 triylun untuk memproduksi 200 juta botol untuk seluruh rakyat Indonesia dan pada akhirnya semua rakyat Indonesia bebas covid 19. Hebat bukan.....?

Bahkan, saya yakin bahwa Perdana Menteri India yang sempat dipuja-puja karena menggelontorkan ratusan trilyun untuk warganya yang di lockdown dan akhirnya kacau balau itu pun pasti akan sangat menyesal setelah tahu kehebatan orang Indonesia. Bahkan mungkin akhirnya orang Indonesia akan dianggap setara dewa oleh orang India.

Ratusan trilyun lainnya masih bisa digunakan untuk memberikan THR, gaji ke 13 dan macam2 kebutuhan ekonomi. Perusahaan dan mall-mall pun nggak perlu tutup agar roda perekonomian terus berputar. Dalam era industri 4.0 ini, kehebatan Indonesia itu tentu tidak butuh waktu lama untuk diketahui negara lain dan membuat mereka iri. Ini juga merupakan peluang ekonomi yang sangat besar. Seluruh negara di dunia pasti akan berusaha membeli obat covid 19 made in Indonesia untuk mengobati dan menyelamatkan rakyatnya.

Wow.... Indonesia akan menjadi kaya raya dan menguasai perekonomian dunia krn ekspornya pasti akan meningkat tajam dan juga akan semakin menyuburkan pedagang-pedagang online yang berjualan secara pribadi. Dan pada akhirnya orang Indonesia akan sangat disegani di dunia, bahkan penemu obat itu akan mendapatkan hadiah nobel.

alasan keempat kenapa kita harus bangga sebagai orang Indonesia dalam menghadapi pandemi covid 19 ini adalah kemampuan kita yang sangat "INTEL". Sejarah perjuangan bangsa yang lekat dengan perang gerilya, mengelabuhi musuh, pendadakan, mengejutkan musuh, timbul tenggelam dan berbagai karkater gerilya lainnya ternyata sangat kental membentuk karakter bangsa hingga saat ini. Kita lihat dan rasakan bagaimana berbagai keputusan dibuat secara mengejutkan, selalu berubah ubah, mengelabuhi dan membingungkan semua orang. Keren kan..... ? Sangat mewarisi nilai-nilai perang gerilya Pak Dirman.....

Sebagaimana Pak Dirman yang didukung oleh masyarakat, strategi dan taktik perang gerilya ini yang diterapkan oleh Indonesia saat ini sepertinya juga bagai gayung bersambut dengan semangat masyarakat untuk memenangkan perang ini. Masyarakat Indonesia terkenal sangat berani mengorbankan jiwa dan raganya sampai titik darah penghabisan, terlihat begitu patriotik menghadapi covid 19 ini. 

Walaupun telah diserukan himbauan untuk "mempersenjatai diri" dengan masker dan jaga jarak, tapi orang Indonesia yang gagah berani tidak memerlukan itu semua. Keyakinan, keberanian dan kenekadan nya diharapkan mampu menjadi "deterrent effect" bagi virus corona, sebagaimana dulu penjajah kewalahan menghadapinya. Keren kan....??

Dan sebagaimana penjajah dulu yang akhirnya frustasi dan kebingungan kemudian menelan kekalahan, seperti itu pula lah yang diharapkan dalam perang melawan covid 19 ini. Semoga saja nantinya virus itu akan putus asa dan bingung menghadapi gerilya nya orang Indonesia, dan akhirnya akan kabur, menyerah.

Itulah beberapa alasan kita harus bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia dalam menghadapi pandemi covid 19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun