"Alhamdulillah, mudah-mudahan menjadi barokah untuk Desa Kebon Gunung, untuk warga, untuk pertanian dan perkebunanya. Semua warga diparingi sehat lan rizkinya melimpah," kata Dion.
Melihat perkembangan pembangunan di desa tersebut, Dion Agasi pun memuji kinerja kepala desa dan seluruh perangkat dalam mendorong kemajuan desa ini.
"Sangat luar biasa, mas Fatah Handogo (kades Kebon Gunung) menunjukan kinerja yang sangat bagus. Pembangunan berjalan cepat," sebut Dion.
Sementara itu, Bupati Yuli Hastuti pada kesempatan yang sama mengapresiasi masyarakat dan Pemdes Kebongunung atas pelaksanaan Merti Desa yang mengusung tema 'Nyawiji' atau menyatu.Â
Menurut Bupati tema tersebut menyimpan makna yang cukup mendalam dan penting bagi kemajuan desa.
"Merti Desa merupakan simbol rasa syukur masyarakat yang juga berperan dalam memperkuat ikatan sosial dan budaya di desa. Merti Desa adalah cara yang baik untuk memperkuat semangat sosial dan budaya yang melekat dalam jiwa seluruh warga desa," kata Yuli.
Bupati juga mengatakan bahwa Merti Desa merupakan kearifan lokal yang harus dijaga. Ia mengajak Pemdes untuk tangkap setiap peluang demi kemajuan desa dan kesejahteraan warganya. Seluruh potensi desa harus dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
Gus Yusuf Chudlori dalam pengajian itu juga mengingatkan bahwa hakikat merti desa adalah ungkapan syukur. Ia mengajak warga untuk menyukuri seluruh aspek di desa tersebut, dari kesehatan, persatuan, sektor pertanian, usaha perdagangan sektor lain. (trs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H