Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menengok Peran PT.GNI Ikut Terlibat Mengentaskan Stunting

22 November 2024   12:30 Diperbarui: 22 November 2024   15:33 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa Depan Lebih Baik tanpa Stunting I Sumber Foto: olah digital + thisisengeneering

Kita harus memahami bahwa terdapat dampak yang dapat ditimbulkan akibat stunting. Untuk dampak jangka pendek dapat berupa (a) peningkatan kejadian kesakitan yang lebih buruk kematian, (b) perkembangan motorik, kognitif dan verbal pada anak bisa tidak optimal, (c) akan meningkatkan biaya kesehatan.

Sedangkan dampak jangka panjang dari stunting menimbulkan; (a) postur tubuh lebih pendek dibandingkan pada individu pada umumnya (pertumbuhan tinggi badan tidak optimal saat dewasa), (b) dapat meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan obesitas, (c) menurunkan kesehatan reproduksi, (d) kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah, (e) kapasitas dan produktivitas kerja yang kurang optimal saat dewasa.

Sebagai informasi, gagal tumbuh atau stunting saat ini ternyata masih menjadi perhatian Pemerintah RI era Presiden RI, Prabowo Subianto (2024-2029), melanjutkan fokus bidang kesehatan pemerintah RI sebelumnya Presiden RI, Joko Widodo (2014-2024).

Perhatian ini ditunjukkan dengan diusungnya program makan bergizi bagi siswa sekolah oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029 terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Bila membaca data dari Kemenkes RI ( DI SINI ) dari hasil survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional di angka 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan angka stunting di Indonesia masih ada kesenjangan dari target penurunan yang diharapkan, sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Bila menengok data hasil intervensi penanganan stunting pada bulan Juni 2024, yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia dicatat 21 persen atau 2 juta balita yang teridentifikasi stunting.

Tentu dari data tersebut membuat kita memahami kenapa mengentaskan stunting masih menjadi fokus Pemerintah RI.

Stunting merupakan salah satu sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan ke- 2, yaitu menghapuskan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.

Tapi tidak cukup peran Pemerintah RI saja, perlu peran serta masyarakat dan private sector dalam menyelesaikan tingginya angka stunting di Indonesia.

PT.GNI terlibat dalam penyuluhan kesehatan stunting I Sumber Foto: pusaran.id
PT.GNI terlibat dalam penyuluhan kesehatan stunting I Sumber Foto: pusaran.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun