Dalam 2 (dua) tahun terakhir, Daku (saya) yang seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan juga blogger beberapa kali mendapatkan undangan menghadiri pemaparan mengenai stunting baik itu dari Kemenkes RI ataupun private sector yang peduli akan masalah stunting.
Daku pun dalam beberapa hari terakhir sempat membaca bahwa ada perusahaan di Sulawesi Tengah dengan program CSR nya berupaya untuk berkontribusi mengentaskan stunting yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).
Kenapa sih banyak pihak begitu concern dengan stunting? Termasuk PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) !!
Jari jemari ini bergerak di papan keyboard, Daku menemukan Kemenkes RI memberikan pengertian mengenai stunting yang merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk anak usianya, dikarenakan kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Ternyata, stunting dapat disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada ibu selama masa kehamilan atau pada anak saat sedang dalam masa pertumbuhan.
Keadaan tinggi badan kurang ini karena terdapat masalah kurang gizi kronis yang ditimbulkan juga oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Saat Daku mengikuti forum sinergi pentahelix bertajuk "Urun Rembug Mengatasi Persoalan Gizi Buruk pada Balita di Indonesia " yang dilaksanakan pada 14 Desember 2023, memperoleh informasi Kesehatan bahwa stunting itu beda dengan stunted.
Artikel saat mengikuti sinergi pentahelix dapat membacanya (DI SINI)
Stunting beda dengan tubuh pendek, untuk stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Sedangkan stunted, seorang anak yang dikatakan pendek apabila tinggi badan menurut usia mereka <-2 standar deviasi saat di plot di grafik pertumbuhan.