Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah, menyampaikan "coaching clinic ini penting sebagai upaya memberikan tambahan pengetahuan yang benar kepada para calon pelatih,  yang sudah aktif melatih, agar penerapan kegiatan olahraga dapat dilakukan oleh para atlet maupun warga dapat berdampak positif dan terukur".Â
Harapan coaching clinic itu dari tidak atau kurang memiliki kemampuan menjadi lebih bisa dan terukur keahliannya. Tapi apakah setelah di coaching clinic blog competition apakah langsung bisa juara? ... belum tentu, tentu tidak.Â
Menurut ku dalam penilaian antara kompetisi menulis yang satu dengan kompetisi menulis yang lain bisa berbeda. Tergantung dari kriteria penilaian masing-masing juri dan penyelenggara.Â
Untuk menilai rumahnya menulis yakni blog-nya itu sendiri, setiap juri bisa saja menyukai tone dan font tertentu sehingga mempengaruhi penilaian.
Penyelenggara blog dan writing competition perusahaan swasta dengan institusi pemerintah juga cendrung beda dalam menetapkan penggunaan bahasa. Swasta acapkali memperbolehkan bahasa tidak baku, sedangkan institusi pemerintah wajib menggunakan bahasa baku.Â
Bahkan ada pihak swasta penyelenggara blog dan writing competition ketika ada peserta terlalu menggunakan bahasa terlalu baku, malah kena sortir (tersingkir).
Tapi penyelenggara swasta banyak pula yang juga meminta menggunakan bahasa baku. Namun ada pula yang tidak dituliskan dalam ketentuan blog dan writing competition. Jadi ketika menggunakan bahasa gaul, kena sortir.
Beberapa kriteria atau butir-butir penilaian blog dan writing competition mungkin bisa sama, bila penyelenggara dan jurinya sama, dan memiliki kesepakatan, misal writing competition yang sering kali diselenggarakan Kompasiana yang memiliki tim juri internal.
Memang ada kriteria dan poin-poin dasar penilaian blog dan writing competition yang bisa menjadi pegangan peserta, misal ; upload poster lomba di sosial media dengan hastag, dalam artikel dimasukkan kata kunci, label yang ditetapkan, upload artikel di story IG dengan tautan - mention - hastag, jumlah kata, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lolos plagiarisme dan poin yang bisa diukur lainnya.Â
Ingat itu hanya baru penilaian dasar, ketika jumlah peserta yang memenuhi kriteria dan poin dasar sudah tersortir dan mulai mengerucut, terus bagaimana menilainya ?Â
Ya tentu selanjutnya faktor subyektif lah yang bermain dalam penilaian. Dan ini setiap juri yang bertugas akan memberikan penilaian berdasarkan asumsinya dengan skoring.Â