Film merupakan kategori spesific interest yang diminati oleh Kompasianer (Ker's) untuk dibuatkan blog postnya. Bahkan komunitas film Kompasiana atau KOMIK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) merupakan komunitas teraktif di platform UGC anak bangsa ini.
Buat daku (saya) yang orang Dusun Cikeas Udik ini sering kali menulis ulasan tentang film (sebulan pasti ada saja). Daku pun bagian dari KOMIK tentu senang belajar bagaimana mengulas film yang baik.
Bukan sebuah kebetulan Kompasiana dalam program Temu Kompasiana mengadakan buka bersama (23/3/2024) bertajuk "Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan" yang menghadirkan Yonathan Christanto (Kompasianer Movie Enthusiast) yang berbagi ilmu “Di Balik Proses Menulis Resensi Film”.
Dalam kesempatan itu juga berbagi ilmu Andre Lolong (Kompasianer Automotive Enthusiast): “Kendaraan Aman, Mudik pun Tenang”, yang juga turut hadir COO Kompasiana, Nurul Uyuy, komandannya komunitas Kompasiana, Kevin, dan puluhan kompasianer.
Nah di kegiatan ngabuburit ala Kompasiana ini, daku begitu memperhatikan dan juga nyolong kesempatan untuk bertanya padahal MC sudah mau close waktunya untuk mas Yonathan.
Banyak hal yang dibahas oleh Mas Yonathan bagaimana meresensi film. Pria berkacamata berpostur 170-an cm menegaskan bahwa review film sama dengan review produk lainnya yang akan kita pakai dan gunakan.
Tambahnya, review film lebih pada memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan, dan memberikan informasi mengenai film yang akan pembaca nikmati nantinya.
..
Komponen dalam Review Film
Secara umum menurut mas Yonathan untuk penulisan resensi film terdapat komponen penulisan review ada 4, terdiri dari ;
- Pengenalan
- Insight film (Informasi Unik)
- Interpretasi (Penjelasan Konten Film itu Sendiri)
- Kesimpulan
Komponen Pengenalan, dalam hal ini kita penulis harus mampu memberikan pengenalan singkat mengenai film yang akan diangkat dalam tulisan.
Penulis dapat langsung menuliskan sinopsis singkatnya, apabila film ini sekuel dapat menceritakan secara singkat film pendahulunya. Selain itu dapat pula menuliskan latar belakang sutradaranya.
Komponen Insight (Informasi Unik), penulis bisa memberikan gambaran singkat dan jelas mengenai film yg sedang dibahas. Semisal pada film Ngeri-Ngeri Sedap bisa membahas bagaimana budaya Batak diangkat dalam film.
Atau pada film-film MCU soal pencapaian box office-nya, contoh lainnya pada series When They See Us yang diangkat dari kisah nyata, penulis bisa menceritakan secara singkat soal kasus sebenarnya.
Komponen Interpretasi/Penjelasan Konten Film itu Sendiri. Penulis dapat mengisi mengenai penjelasan film seperti bagaimana hasil visualnya, tone warnanya ditampilkan, style cameranya, musik latarnya, akting pemainnya dan lain-lain.
Terakhir Komponen Kesimpulan, Penulis di akhir tulisan dapat memberikan kesimpulan singkat mengenai apa yang sudah diulas dan bisa diberikan nilai (score) ataupun statement soal layak/tidak layak film ini ditonton.
Mas Yonathan secara khusus membiasakan ulasan atau review film memiliki “rasa” berupa ciri khas penulis.
"Dalam hal ini, saya pribadi memasukkan unsur bercerita seolah-olah sedang berbicara ke pembaca bukan sebagai kritikus" ungkapnya di O2 Corner Area Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta. (23/3/2024).
...
Bagaimanakah kiat agar ulasan film menarik?
Dirinya percaya bahwa tidak ada review yang total bagus sekali ataupun total buruk. Karena semua review film tentu ada sisi subjektivitas penulis,sehingga membuat tulisan semua penulis memiliki warnanya sendiri.
Yang patut diperhatikan adalah penulisannya apakah terstruktur atau tidak ?... misalkan di paragraf awal menjelaskan teknis filmnya, lalu ke sinopsis lalu ke teknis film lainnya.
Dalam mereview film sebaiknya penulis menghormati film yang ingin ditulis. Penulis film harus menulis dengan hati bukan emosi, adab dalam menulis dengan tidak menulis dengan bahasa kasar.
Janganlah menjelekkan pekerja film dengan kurangnya rasa hormat. Sangat tidak baik, menjelekkan karya film agar tulisan banyak pembaca.
Sebagai penulis review film, pahami filmnya jika kurang memahami sebaiknya tidak ditulis. Akan amat beda antara tidak paham dengan beda interpretasi.
Artikel kita akan menarik pembaca bila penulis memiliki ciri khas. Buatlah tulisan seperti bercerita kepada pembaca. Patut dicoba untuk diselingi jokes ringan, dan juga bisa juga masukkan spesialisasi kita, misal unsur filsafat, kesehatan, ekonomi, dll.
Tulisan yang informatif dan insightful tentu akan membuat orang tertarik. Tulisan harus bebobot tidak hanya mengungkapkan “filmnya jelek, saya ga suka”.
Penulis juga bisa membahas sisi lain dari film yang akan diulas, apakah tentang fakta-fakta unik, keberlanjutan franchise, harapan sebuah genre film-misal di industri lokal dan lain-lain.
Ada kata kiasan yang terucap dari bibir mas Yonathan "film itu seperti kelapa, berbagai hal dari produksi film dapat dimanfaatkan semuanya untuk diulas dari poster, kru, behind the scene, gosip, hingga konten filmnya itu sendiri."
Mas Yonathan menjelaskan yang perlu dipersiapkan saat menulis tentang film; (1) riset, (2) sumber yang valid (hyperlink), (3) referensi film (jika ada), (4) percaya diri (punya opini yang kuat atas argumen yg disampaikan).
Jumlah kata dalam artikel menurut Mas Yonathan sebaiknya tulisan tidak lebih dari 1000 kata untuk review film. Hal tersebut ia sampaikan dari hasil pengamatan dan mencoba sendiri membaca ulasan film.
..
Tips Agar Tulisan Film Tidak Spoiler
Kompasianer Movie Enthusiast berkacamata ini mengakui sebenarnya tidak setuju dengan konsep review harus bebas spoiler. Dirinya mengecualikan bila itu pesanan klien/undangan, brand dll.
Selain karena batasan yang bias bagi beberapa pembaca, keharusan spoiler free kadang membatasi kreatifitas penulis. Dirinya menceritakan mendapatkan sebuah situasi menulis sinopsis umum ada komen “wah spoiler”.
Justru yang harus dipikirkan penulis adalah seperti apa tulisan ini nanti akan dibuat, dan apa yang mau dibahas. Jika pada akhirnya berujung pembahasannya mengharuskan penulis menuliskan spoiler, sebaiknya ditambahkan semacam warning di awal tulisan atau spoiler alert.
Agar tidak spoiler pastikan hanya menulis penjelasan singkat filmnya dari sisi sinopsis umumnya bisa didapatkan ada di internet, imdb, situs resmi filmnya dsb.
Patut dicatat biasanya film-film produksi MCU fansnya tidak mau ada spoiler. Mengakalinya dengan membahas soal teknis, kesinambungan dengan film-film lainnya.
Bisa juga membahas bagaimana film tersebut menghidupkan visualisasi komiknya misalnya tidak menuliskan turning point sebuah karakter di film tersebut.
**
Kesimpulannya yang dapat diambil dari pembelajaran Mas Yonathan bahwa review film itu harus informatif dan memberikan feel (rasa) yang bisa dirasakan dan dinikmati juga oleh si pembaca.
Dengan membaca tulisan review semoga bisa memberikan keputusan untuk si pembaca menonton filmnya, walaupun disampaikan dengan cara subtil.
..
Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H