Puasa Ramadhan menjadi salah satu ibadah wajib yang dilaksanakan bagi umat muslim di  seluruh dunia. Perilaku berpuasa merupakan tindakan sukarela atas kehendak sendiri menahan diri mengkomsumsi makanan dan minuman dari waktu menjelang Adzan Subuh hingga Adzan Maghrib.Â
Tidak hanya menahan diri makan dan minum tetapi juga mengontrol diri dari syahwat dan laghwu. Menurut Ulama ahli Tafsir salah-satunya Imam Ibnu Katsir, menurut beliau Al-Laghwu bermakna Al-Bathil memiliki arti yang tidak berguna.Â
Perbuatan Bathil itu diantaranya adalah perkataan kotor seperti ujaran kebencian, mengumpat, mencaci maki, perkataan yang menyakitkan dan sebagainya.Â
Tidak hanya alasan berhubungan dengan perintah agama, puasa sering dilakukan seorang untuk tujuan kesehatan yakni detoksifikasi. Selain itu, ternyata berpuasa juga dapat merubah perilaku dan psikologis manusia.Â
Nah Diary Ku yang ketiga ini akan membahas tentang puasa ramadhan yang dilaksanakan oleh para resident (pasien) rehabilitasi narkoba di RSKO Jakarta.
Tapi yang Daku bahas ini ketika masih bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA dikisaran pertengahan 2015 - Januari 2019. Dimana saat itu jumlah resident sebanyak 70 -80 pasien.
Puasa tentu merupakan bagian dari salah-satu program rehabilitasi yaitu intelectual and spiritual shaping, yang menyangkut pengembangan pemikiran dan kerohanian (keagamaan), di mana resident / pasien diarahkan untuk dapat mengembangkan wawasan, dan nilai-nilai spiritual hidup agar mampu menghadapi dan memecahkan pergolakan kehidupan.Â
Namun, puasa juga berhubungan erat dengan 2 program perubahan perilaku lainnya yaitu behaviour management shaping dan anger management. Kedua nya dapat dibaca di diary ku pertama ( DI SINI )
Daku (saya) saat bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Deputi Fasility + Maintainence. Menjelang bulan Ramadhan tiba, Daku pun menjalankan peran sebagai deputi fasility untuk mempersiapkan berbagai fasilitas dan sarana prasarana menunjang aktivitas di bulan ramadhan.
Untuk mempersiapkan fasilitas berbuka dan sahur, berkoordinasi dengan bagian rumah tangga RSKO Jakarta. Unit Rehabilitasi NAPZA memiliki dining room (ruang makan) yang terletak di lantai 2 di masing-masing rumah (Reguler, Female dan Spesial Program).
Dining room ini merupakan area makan para resident yang terdapat kumpulan meja yang dibuat memanjang dengan bangku-bangku kayu berjumlah puluhan.
Pada hari biasa dinning room digunakan untuk makan bersama saat sarapan, makan siang dan makan malam. Saat proses makan bersama ini akan dipimpin oleh On Chair (leader resident yang ditunjuk untuk menjalankan program di hari berjalan) yang dimulai dengan berdoa.
Sebelum makan, departemen kitchen yang dikelola resident akan mempersiapkan makanan di piring masing-masing resident secara adil dan sama rata.Â
Nasi dimasak oleh departemen kitchen sedangkan lauk dan sahur oleh Instalasi Gizi RSKO Jakarta. Sedangkan air minum diambil di ruang RO (Reverse Osmosis) Instalasi Sarana Prasarana Rumah Sakit.
Nasi dan lauk yang ada di piring merupakan hak dari resident masing-masing. Apabila ada resident yang tidak habis makanannya, maka resident lain tidak boleh mengambilnya.Â
Sebetulnya hal ini bagian dari terapi perilaku pecandu yang acapkali berbagi zat haram dan mengambil hak orang lain. Itu kenapa resident sebaiknya menghabiskan makanan yang diberikan.Â
Alat makan di Unit Rehabilitasi NAPZA dituliskan nama masing-masing resident. Karena puluhan orang hidup bersama maka kesehatan individual begitu penting, karena bisa saja ada yang memiliki penyakit menular.
Dua hari menjelang hari pertama Ramadhan, seluruh dining room di masing-masing rumah yang berada di lantai 2 dipindahkan ke area main hall lantai satu Unit Rehabilitasi NAPZA.
Main hall merupakan area terbuka beratap yang diatasnya terdapat kamar-kamar resident reguler program. disebelah kanan terdapat lapangan bulutangkis dan dua taman disisi-sisinya. Sedangkan sebelah kiri berbatas lapangan bulutangkis, area jemuran pakaian dan kolam ikan.Â
Pemindahan dikomando oleh Head Departemen House Keeping + Mainteinance yang dikelola resident dibantu oleh Chief dan Shingle. Tim Departemen House Keeping  akan memindahkan meja dan bangku dinning room dari seluruh rumah bersama Bagian Rumah Tangga RSKO Jakarta.
Meja dan bangku disusun memanjang dengan dua hingga tiga baris tergantung jumlah resident. Untuk menjalankan aksi bersama ini, dalam kurun waktu sehari kegiatan bersih-bersih rumah ditiadakan, kecuali kegiatan kebersihan kamar.
Kepala ruangan Perawat Unit Rehabilitasi NAPZA kemudian akan berkoordinasi dengan Instalasi Gizi menyangkut hidangan sahur dan berbuka puasa.
Selain memindahkan dining room ke main hall, untuk mempersiapkan ibadah sholat Isya dan Tarawih dengan memindahkan area sholat di living room di masing-masing rumah ke ruang sessi 1 yang terletak di lantai 1 disebelah ruang main office. Puluhan sajadah dijajar sesuai shaf sholat diarahkan ke kiblat, satu sajadah paling depan dipersiapkan untuk Imam.Â
Daku sebagai deputy fasility maintainance akan menghubungi pihak Rohani Islam (Rohis) RSKO Jakarta menyangkut pelaksanaan sholat Isya dan tarawih.Â
Rohis akan menyusun dan mempersiapkan Imam Sholat Isya dan Tarawih bagi jamaah Unit Rehabilitasi NAPZA. Imam sholat akan dikolaborasikan dari Pegawai RSKO Jakarta dan Pertugas Instalasi Rehabilitasi NAPZA.
Kala itu (2015-2019) Puasa Ramadhan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh resident Unit Rehabilitasi NAPZA. RCO (Resident Coordinator) wajib melaporkan siapa saja yang tidak puasa kepada Staff in Charge / Mayor On Duty (MOD). Bagi yang tidak puasa akan dilakukan konseling oleh konselor dan staff yang bertugas.
Puasa mampu merupakan salah satu terapi pada proses rehabilitasi pecandu narkoba di RSKO Jakarta. Manfaat puasa dapat mengurangi sifat ketergantungan (addict) manusia terhadap suatu aktivitas negatif maupun zat adiksi (termasuk rokok) tak disadari bagi yang berpuasa menjadi self-control.
Terlihat sekali puasa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol diri resident. Â Melalui puasa umat muslim diarahkan untuk menahan diri tidak hanya rasa haus dan lapar, namun juga hal-hal lain yang dapat membatalkannya.Â
Dengan demikian, secara tidak sadar resident sudah mengontrol diri untuk menahan diri dari segala larangan Agama. Dengan puasa di bulan Ramadhan umat Muslim dianjurkan dan diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang mengarah pada kebaikan dan kebajikan.
Dalam alam bawah sadar resident akan memerintahkan untuk melakukan kegiatan positif dan meminimalisir aktivitas serta pikiran negatif, termasuk penggunaan zat haram.
_
Apa yang saya ceritakan ini adalah pengalaman saat bertugas di tahun 2015-2019, dan saat ini pun bisa saja program masih sama atau sudah berubah.Â
The Series Cerita Seputar Rehabilitasi (KLIK DI SINI), Diary Ku (1) Rehabilitasi Narkoba Merubah Perilaku Pecandu (KLIK DI SINI), Diary Ku (2) Birokrasi Rehabilitasi Narkoba (KLIK DI SINI)
..
Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H