Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menapaki Sejarah Tembok Kota Batavia, Ternyata Begini Wujudnya Sekarang

11 Februari 2024   19:51 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:07 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok Kota batavia I Sumber Foto : Aditya W F

Letak Kastil Batavia sudah tidak ada lagi, sekarang letak imaginernya berada di Kampung Tongkol yang tak jauh dari kawasan Kota Tua Jakarta.

Pemandu wisata menceritakan pembuatan tembok pertahanan dibuat karena kota Batavia belum dikelilingi oleh dinding dan adanya ancaman dari kerajaan-kerajaan disekitarnya seperti Banten dan Mataram bahkan Inggris.

Sekitar tahun 1628 -1629, pasukan Mataram melakukan serangan ke kota Batavia. Mengevaluasi dari serangan tersebut pimpinan VOC pada masa itu menilai bagian Timur kota merupakan salah satu titik terlemah pertahanan kota. 

Kemudian, VOC memutuskan untuk memperkuat pertahanan ke arah Timur. Setelah Gubernur Jenderal Jacques Specx menjabat sebagai Gubernur di Batavia (1629-1632), didirikanlah pagar di bagian timur kota dengan menggunakan tembok dari batu. 

Tembok Kota batavia I Sumber Foto : Aditya W F
Tembok Kota batavia I Sumber Foto : Aditya W F

Tembok kota ini dibangun setinggi 5 meter dengan ketebalan diperkirakan 3 meter yang dilengkapi 15 kubu pertahanan (Bastion) dibeberapa sudut tembok kota yang berbentuk kotak persegi memanjang pada dinding Utara Selatan. 

Dinding  ini berpangkal dari Kastil / Benteng Batavia yang sudah berdiri lebih dulu yang terletak di ujung muara Sungai Ciliwung di kawasan Sunda Kalapa, kemudian ke Gudang Barat lalu ke Selatan hingga lokasi Stasiun Beos (Kota), lanjut ke Utara hingga Gudang Timur, berakhir di kastil Batavia sisi tenggara.

Pada akhir abad 18 ketika Prancis berkuasa, kondisi keamanan sudah dianggap kondusif dan bentuk peperangan sudah berbeda, sehingga memungkinkan Batavia memperlebar wilayah hingga keluar tembok kota. Perluasan tersebut juga ditambah kondisi kesehatan lingkungan serta sanitasi kota di dalam tembok kota yang buruk. 

Pengembangan kawasan kota baru yang diberi nama Weltervreden di selatan menjadi penting. Di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Deandels ini, Pemerintah Hindia Belanda setelah VOC dibubarkan karena bangkrut dimulai mempreteli tembok kota yang mengengelingi kota Batavia lama dan Kastil Batavia (Heuken, 1983). 

Batu-batu tersebut sebagian digunakan untuk membangun gedung baru di pusat kota baru Weltevreden (Jakarta Pusat), salah-satunya Istana Deandels (Gedung Kementerian Keuangan seberang lapangan banteng). Tapi Deandles masih menyisakan beberapa bagian dari Tembok Kota Batavia sebagai peninggalan. 

Ternyata Tembok Kota Batavia masih bisa kita lihat hingga saat ini, walaupun dalam kondisi yang tidak baik. Di antaranya, Tembok Kota sisi Gudang Tepi Barat (Westzijdsche Pakhuizen) dan Tembok Kota sisi Gudang Timur / Gandum (Graan Pakhuizen).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun