Tahun 2021 untuk tiket masuk museum terbilang mahal, biasanya tiket masuk museum dikisaran Rp.5.000 bahkan ada yang gratis. Dalam pikir ku, mungkin ini karena dikelola secara mandiri (perorangan).
Ternyata setelah Daku tanya, harga tiket tersebut sudah termasuk menonton film dokumenter tentang sejarah layang-layang, tour keliling museum yang dipandu pengelola, dan mengikuti workshop membuat layang-layang. Berbeda dengan ketika Daku menikmati museum lainnya yang hanya melihat-melihat saja.
Telinga Daku mendengar guide menyampaikan bahwa Museum Layang-Layang didirikan oleh Endang W. Puspoyo yang merupakan seorang pakar kecantikan. Pada saat tahun 2021, beliau telah berusia 71 tahun.
Kecintaannya sejak kecil terhadap layang-layang yang membuat Endang W.Puspoyo mendirikan museum ini di tahun 2003.  Ternyata museum layang-layang yang berada di Jakarta Selatan ini satu-satunya di Indonesia, ungkap guide Museum Layang-Layang, Liza Adianty.
Fakta menarik terungkap dari mulut Liza setelah Jepang ada Indonesia yang kemudian menyusul memiliki Museum Layang-Layang. Tentu ini yang membuat Daku pecinta sejarah senang mendapatkan insight.
Tour museum layang-layang di mulai dari ruangan yang berada didepan loket masuk, Kami diajak untuk menonton film dokumenter terlebih dahulu.Â
Terdapat ruangan dengan warna tone kayu begitu kental, tertanam sebuah layar dan bangku-bangku berjajar rapih dimana sebagian berupa bangku panjang
Kami (pengunjung) menyaksikkan edukasi selama 15 menit tentang sejarah, dan juga jenis-jenis layang-layang yang ada di berbagai belahan dunia.
Setelahnya Kami diajak masuk menyusuri bangunan dan landscape taman yang tertata rapih dengan pohon-pohon besarnya. Sejajar dengan studio terdapat pusat oleh-oleh dan area cafe yang sepertinya buka diwaktu petang.Â