Kepala Otorita IKN Makan Bareng dengan Chef Arnold dan Influencer, Tanda Tanya?

IKN Nusantara akan menjadi contoh, bagaimana hidup dengan polusi yang sangat tidak ada, bagaimana air dapat diminum, bagaimana enaknya jalan kaki, kota yang 80 % trip harus menggunakan kendaraan umum, bagaimana menggunakan kendaraan umum tanpa pengemudi.

Bayangan-bayangan itu bagaikan di dunia avatar yang harus dicoba dan dimasukkan ke dalam visi kita ke depan bagaimana mewujudkan kota yang green, smart, inklusif, resilient, dan sustainable.

Turut menyampaikan progres pembangunan IKN Nusantara, juru bicara otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Troy Harrold Yohanes Pantouw.

Troy (Juru Bicara Otorita IKN) mengajak diskusi para influencer I Sumber Foto : dokpri

Troy menegaskan pembangunan IKN Nusantara bukan hanya membangun Istana Presiden dan Kantor Presiden, banyak aspek yang dilakukan pembangunannya. 

Keduanya (Istana Presiden dan Kantor Presdiden) on progress lebih dari 50 % on track, saat ini konsentrasi pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Pembangunan masih berproses dan berprogres, tahun 2045 menjadi puncak pembangunan Ibukota Nusantara. 

Presiden RI berharap, 17 agustus 2024, tepat Hari Kemerdekaan RI tahun 2024 akan diselenggarakan pertama kali upacara HUT RI di IKN Nusantara. 

Tahun depan (2024) sesuai rencana akan mulai ada perpindahan ASN, TNI dan Polri dengan jumlah tertentu. Sekarang sedang dibangun rumah hunian sebanyak  41 flat.

Sang Juru Bicara Otorita IKN mengungkapkan rencana ground breaking gelombang 3 di IKN akan direncanakan terealisasi pada pekan kedua atau ketiga Desember 2023.

Selain fisik, IKN juga membangun manusianya juga. Rohnya harus ada Karena IKN tanpa manusia akan garing. Ada kegiatan-kegiatan human interest dari sekolah futuristik dan percontohan (SD 020 Sepaku), Coding Mom Class, solar mom workshop, pengetahuan tentang bisnis untuk UKM, coffee making class, marketing, cooking class, kelas menjahit, dan kelas pertanian. 

Orang Kalimantan Timur dan seluruh Kalimantan itu excited, mereka menunggu, menanti-nantikan hasilnya seperti apa ? Ada dialog dengan tokoh-tokoh adat setempat, akhirnya warga bisa harmonis, ini menepis warga tidak suka, atau tidak diminati.