Budaya menghadap ke gunung juga dapat dilihat pada Pura Lempuyang di Bali. Orientasi Pura Lempuyang ke arah Timur dengan Hulu sumbu bumi adalah Gunung Lempuyang (arah Timur Pura).Â
Pada Pura Poten, arah orientasi juga begitu, Pura di Jawa juga lebih mengutamakan arah letak Gunung sebagai Hulu, maka suku Tengger meletakkan gunung Bromo sebagai orientasi ritual.
Pada Pura Giri Arjuna, orientasi sebelas dua belas dengan garis imajiner sumbu filosofi Yogyakarta yang menumpuk yaitu sumbu Bumi (Gunung-Laut).
Ternyata tidak hanya di Jawa tapi budaya menghadap ke gunung ada di Sumatera Barat. Terdapat gugusan batu menhir dengan diameter sekitar 3 meter dan tinggi 4 meter di situs Bawah Parit, Jorong Koto Tinggi 2, Nagari Maek, Kecamatan Bukik Barisan.Â
Situs ini berlokasi di perbukitan di pedalaman Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Situs ini berada pada ketinggian 350 meter dari permukaan laut ini. Arah hadap menhir di Maek yang mengarah ke Gunung Sago atau tenggara-barat laut.Â
Tentu budaya menghadap ke arah gunung mengikuti budaya sebelumnya. Jadi arah hadap ke gunung bisa jadi sudah ada sebelum pengaruh agama Hindu dan Budha datang ke Indonesia.
Pada saat daku ke Gunung Padang, Pak Nanang penduduk lokal yang menjadi juru edukasi di situs ini menerangkan bahwa Gunung Padang menghadap Gunung Gede.
Berarti tuntunan tempat peribadatan atau hunian raja untuk menghadap gunung ajarannya lebih tua dari situs Gunung Padang. Lapisan pertama Gunung Padang yang saat ini kita lihat berumur 500 SM sedangkan lapisan lebih tua berumur di atas 2000 SM.
_
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!