Film Gran Turismo, Trik Bisnis di Luar Nalar Buat Gamer Jadi Pembalap

Ide ini memang gila yang ujungnya program academy para gamers. Jadi academy pembalap ini membutuhkan persetujuan, dan uang besar untuk mewujudkannya.

Persetujuan dari pemimpin Nissan pun didapatkan Danny, Ia pun langsung melaunching program academy dan disiarkan ke seantero dunia. Terpilih belasan gamers yang kemudian diadu di ajang balap sebenarnya.

Ia pun lalu mencari pelatih profesional dan juga seorang mantan pembalap yang juga mampu mengimplentasikan dan mensukseskan ide gila ini. 

Ditunjuk dan dirayu Jack Salter (David Harbour) yang akhirnya membuat sesuatu yang terlihat tidak mungkin ini menjadi realita. Berbagai pelatihan baik fisik, menggunakan mobil balap, dan kompetisi pun dilakukan.

Kisah trik bisnis Nissan ini mirip dengan Ford dalam Film Ford vs Ferrari dengan latar belakang di balapan legendaris 24 hours Le mans, Prancis.

Ford juga menggunakan ide yang gila yang dikenal sebagai pabrikan mobil keluarga yang murah dengan merubah image dengan menjual mobil Ford Mustang yang memberi kesan macho. Untuk mendukung penjualan Mustang, Ford terjun ke balapan kelas dunia.

Gran Turismo lebih mengena sebagai film biopik dibandingkan film balapan. Walaupun begitu, film ini daku bilang sukses mengelaborasikan elemen drama dengan tema balapan.

Sepanjang 134 menit, kita akan dipertontonkan perjalanan hidup Jann Mardenborough yang mungkin bisa realibel dengan kesulitan yang dialami oleh banyak gamer, salah-satunya aktivitasnya yang tidak disukai oleh orang tua.

Momen perjuangan Jann dalam film ini dikemas dengan mengedapankan positivisme sehingga mampu membuat penonton tenggelam dalam jalan cerita yang mampu memotivasi dari kisah yang tak masuk akal.

Selain itu, aksi balapan dalam film Gran Turismo dikemas cara yang menarik, dimana dibuat konflik antara salah seorang gamer dengan Jann, dan juga dengan pembalap profesional yang sombong dengan Jann. 

Hal itu mampu membuat daku sebagai penonton puas dengan adegan balapannya. Adegan balapan terbilang lebih banyak muncul pada filmnya, dibandingkan dengan elemen dramanya.