Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jelajah Gizi 2023, Menguak Nutrisi dan Kuliner Otentik Solo

18 Agustus 2023   10:10 Diperbarui: 18 Agustus 2023   14:28 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Serabi Notosuman I Sumber Foto : dokpri

Pada suatu hari yang cerah di Kota Solo, terdapat tiga puluhan orang yang memiliki hasrat besar terhadap rasa dari kuliner lokal. Mereka sebelumnya telah mendengar banyak cerita tentang kelezatan makanan-makanan otentik khas Solo, dan pada hari itu, mereka memulai petualangan kuliner yang menggugah selera.

Mereka yang berlatar belakang penggiat sosial media dan jurnalis berada di Solo, senin, selasa, rabu, tiga hari menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78.

Keterlibatan tiga puluh orang ini bukan tanpa sebab, Danone Indonesia yang berkerjasama dengan Citilink mengajak menjelajah rasa di Kota Budaya, Surakarta dan sekitarnya.

Jelajah Gizi 2023 sebutannya, dengan tema ”Eksplorasi Potensi Pangan Lokal untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Keluarga”. Perjalanan ini bukan sekedar wisata kuliner, tapi lebih kepada edukasi nutrisi, wisata budaya dari otentiknya kuliner khas Kota Batik, Solo. 

Arif Mujahidin, Coorporate Communication Danone Indonesia yang mendampingi tiga puluhan orang ini memberikan pemahaman "yang membanggakan sebagai bangsa Indonesia ternyata jenis makanan, jenis masakan, jenis bahan makanan dan pola makan dari Aceh sampai Papua, perbedaan ini memberikan kekayaan kuliner, kekayaan pangan dan semuanya pasti ada konteks sejarahnya, program jelajah Gizi dimulai pertama kali tahun 2013 lalu yang bertujuan mengenalkan pangan Indonesia dari jenis dan ragam masakannya kulinernya. kali ini Jelajah Gizi 2023 di Solo" jelasnya di Serabi Notosuman, Ny Lidia (14/8/2023).

Ikut mendampingi dalam perjalanan ini Arief Adhi Sanjaya, Direktur Human Capital Citilink, ia menyampaikan, “Citilink selalu berkomitmen untuk menghubungkan berbagai destinasi di nusantara serta memperkenalkan kekayaan pariwisata, budaya, dan kuliner Indonesia sebagai salah satu misi utama

Penggiat Sosial Media dan Jurnalis yang terlibat dalam Jelajah Gizi 2023 di Pura Mangkunegaran I Sumber Foto : Danone Indonesia
Penggiat Sosial Media dan Jurnalis yang terlibat dalam Jelajah Gizi 2023 di Pura Mangkunegaran I Sumber Foto : Danone Indonesia

Tiga puluhan orang ini tidak hanya mencari sumber berita dan melemparnya ke sosial media, tapi mendapatkan pengetahuan dari pakarnya gizi Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD - Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor mengenai kandungan nutrisi dari kuliner-kuliner yang dicicipi, kemana sajakahkah mereka ?

_

Mencicipi Gurih Manis Serabi Notosuman, Ny Lidia

Cerita tentang Kita, tiga puluhan orang ini mencicipi Serabi Notosuman Ny. Lidia. Pancake tradisonal yang berasal dari Jalan Notosuman, Solo, Jawa Tengah ini sepertinya mendapat tempat khusus di hati masyarakat diluar Solo. Tak disangka Kami mendapat cerita bahwa serabi khas Kota Solo ini sudah ada kurang lebih selama 100 tahun.

Ketika wisatawan mendatangi kota ini, akan ada saja kerabat yang meminta oleh-oleh kuliner ini. Cita rasa dan bentuknya yang khas dan aroma yang menggugah selera, membuat Serabi Notosuman ini telah menjadi ikon kuliner Solo yang diakui oleh banyak orang. 

Serabi yang telah ada 100 tahun yang lalu ini terbuat dari tepung beras, santan, pandan, garam, gula, dan tentunya untuk mencampur adonan dengan air. 

Generasi ke 3 Pengelola Serabi Notosuman Ny Lidia, Yohanes Krismanto I Sumber Foto : Danone Indonesia
Generasi ke 3 Pengelola Serabi Notosuman Ny Lidia, Yohanes Krismanto I Sumber Foto : Danone Indonesia

Kami bisa melihat langsung bagaimana ramainya Serabi ini diminati warga. Generasi ketiga Serabi Notosuman Ny. Lidia yang yakni Yohanes Krismanto membongkar resep bagaimana mengolah serabi hasil usahaya, dimana racikan adonannya didiamkan dulu semalam sebelum proses memanggang. Serabi Notosuman memiliki ciri khas terhidangkan tanpa kuah dengan penyajiannya digulung menggunakan daun pisang

Dalam sehari, Serabi Notosuman Ny. Lidia bisa menghabiskan 100 kilogram tepung beras, Kami pun berdecak kagum mendengarnya. Yohanes menyarankan kepada Kami, karena serabi tidak mengandung bahan pengawet, jadi tingkat ketahannya hanya 36 jam, dan ada baiknya dimakan dalam kurun waktu 24 jam.

Menikmati Serabi Notosuman I Sumber Foto : dokpri
Menikmati Serabi Notosuman I Sumber Foto : dokpri

Kami yang mencicipi Serabi ini seperti mendapatkan suntikan energi 245 kilo kalori / 100 gram. Ternyata ada kandungan gizi dari setiap 100 gram kue serabi diantarnya ; Protein  (6 gram), Karbohidrat (43,9 gram), Lemak  (5 gram), Kalisum (22 mili gram), Fosfor (20 mili gram) dan zat besi (2,6 mili gram).

Selain rasa yang lezat dan bernutrisi, Serabi Notosuman juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Pancake ini seringkali dihidangkan pada acara-acara penting di Solo seperti acara adat, perayaan kumpul keluarga dan upacara keagamaan. Harganya terbilang terjangkau, dari Rp 28 ribu untuk sepuluh buah serabi original.

Tidak hanya sekedar memuaskan selera, tetapi juga Serabi dapat menyatukan orang-orang melalui tradisi makan bersama yang akrab. Itu yang mulai hilang diperkotaan dengan keakraban via gadget.

_

Kriuknya Karak Bratan Mbah Sastro

"Nak belikan Ibu sebungkus Karak ya, sedang di Solo kan !.." pinta itu akan terdengar bagi seseorang yang keturunan Jawa jika sedang berada di Solo. Karak merupakan cemilan otentik Solo yang harus dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Ada celetukan di Bandara saat tiga puluhan orang ini akan kembali ke Jakarta, dari seorang peserta wanita Jelajah Gizi pada peserta lainnya "Kenapa Kardus itu dipeluk ?", pria yang ditanya menjawab "ini kardus isinya Karak Bratan, pesanan Ibu Ku".

Sang penanya berceletuk kembali "Ibunya lebih mentingin sampe rumah Karaknya daripada anaknya...", ia celetuk sambil tertawa simpul.

Rudi Hermawan pengelola usaha Karak Bratan, merupakan penerus generasi ketiga Karak Bratan Mbah Sastro yang telah berjualan sejak awal kemerdekaan. 

Pria bersahaja ini awalnya tidak berjualan Karak, dari 1990 s/d 1994 memproduksi batik, karena bangkrut, ia lalu melanjutkan usaha keluarga memproduksi Karak. Cemilan ini ternyata sudah terbang di ekspor ke Singapura dan Malaysia.

Pemotongan adonan Karak Bratan I Sumber Foto : Danone Indonesia
Pemotongan adonan Karak Bratan I Sumber Foto : Danone Indonesia

Ia bercerita dalam proses membuat karak ini begitu sederhana, dengan bahan beras dengan campuran sedikit ketan yang dikukus dibumbui bawang dan garam. Bahan-bahan ini ditumbuk hingga halus kemudian diiris tipis-tipis menggunakan golok yang panjang.

Karak Bratan siap dibawa pulang I Sumber Foto : dokpri
Karak Bratan siap dibawa pulang I Sumber Foto : dokpri

Kemudian, irisan karak ini dijemur dengan terik matahari hingga benar-benar kering, lalu baru digoreng. Butuh waktu 40 menit, maka jadilah karak yang gurih dan renyah.

Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD - Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor membongkar kandungan gizi Karak Bratan yang renyah, bila kita berada di Jawa Barat disebut gendar.

Nutrisi Karak dari 100 gr beras mengandung sumber energi dari karbohidrat (7,9 gr) dan ada protein (6-8 gr ) dengan sedikit monosodium glutamat (MSG) untuk memberi rasa gurih mempercepat keluar air liur membantu pencernaannya.

_

Tengkleng Pak Manto yang Menggoncang Lidah

Tidak jauh dari kesibukan pusat kota Solo, terdapat sebuah tempat makan yang menjadi rahasia lezat para pecinta kuliner di kota batik ini. 

Tempat makan ini berdiri sejak 1990 yang terletak di Jl Honggowongso No 36, Sriwedari, Kec Laweyan, namanya adalah "Tengkleng Pak Manto", tiga puluhan orang ini datangnya untuk mencicipi kuliner ini. 

Tengkleng Pak Manto I Sumber Foto : Danone Indonesia
Tengkleng Pak Manto I Sumber Foto : Danone Indonesia

Meski terhimpit di antara bangunan-bangunan kota, tempat makan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencari pengalaman kuliner yang otentik dan menggugah selera. 

Tengkleng, hidangan tradisional Solo yang menjadi spesialisasi tempat makan ini. Hidangan ini semacam gulai tak bersantan yang terbuat dari tulang iga, jeroan kambing muda, yang dimasak dengan bumbu-bumbu rempah Indonesia. 

Tengkleng Pak Manto I Sumber Foto : Danone Indonesia
Tengkleng Pak Manto I Sumber Foto : Danone Indonesia

Setiap suapan tengkleng yang kami nikmati menghadirkan pelepasan rasa gurih ke lidah. Kuah kental yang teresap pada setiap potongan daging membuat sensasi ledakan rasa semakin lengkap. 

Cobaan sebenarnya berasal saat potongan iga kambing pertama masuk ke dalam mulut, dan mengencarkan air liur. Daging yang begitu empuk melepaskan diri dari tulang dengan begitu mudahnya.

Rasa gurih dari kuah langsung meresap ke dalam serat-serat daging. Kelezatan yang tak terkira ini menyatu membentuk harmoni rasa yang mampu mengguncangkan selera, rongga mulut meminta lagi dan lagi.

Di samping itu, sisipan rasa bawang goreng dan daun seledri ikut terasa diantara kuah tengkleng menjadi peran pendukung yang mengimbangi kelezatan gurihnya. 

Tengkleng Rica-Rica I  Sumber Foto : Danone Indonesia
Tengkleng Rica-Rica I  Sumber Foto : Danone Indonesia

Ternyata, tidak hanya Tengkleng Seger tersedia pula, tengkleng rica-rica, sate buntel, sate kambing, gule, hingga tongseng bisa Anda temukan ditempat makan ini. Harga kuliner tidak terlalu memberatkan kantong dikisaran Rp 25 ribu – 65 ribu. 

Kuliner ini merupakan hidangan tinggi kolesterol, bagi pecinta kuliner yang memiliki kadar kolesterol darah yang normal, sah-sah saja konsumsi tengkleng Solo. Tapi, harus tetap diingat dengan makan dengan batasan yang wajar saja, juga diimbangi dengan buah dan sayur berserta berolahraga. 

_

Menjadi Bangsawan Menikmati Makan Malam Pracima Tuin Pura Mangkunegaran, Solo

Gedung berwarna putih dipenuhi kaca, bahkan dibagian atapnya. Dua orang sepasang manusia berpakaian lurik menyambut kami didepan pintu masuk dengan penuh senyum dengan tangan seperti posisi menyembah sambil berdiri.

Kami ditawarkan minuman berwarna kuning sebagai welcome drink. Teh Pracimasana, yang merupakan perpaduan rempah antara secang, kayumanis, cengkih, jeruk nipis, dan madu yang dijadikan satu. 

Pracima Tuin hadirkan teh khas Mangkunegaran dan dipadukan dengan kekayaan rempah nusantara menjadi Teh Pracimasana. Tempat ini, sebuah restoran yang tak hanya menghidangkan hidangan lezat otentik Solo, tetapi juga menyajikan pengalaman santap sebagai bangsawan.

Pracima Tuin Pura Mangkunegaran I Sumber Foto : Danone Indonesia
Pracima Tuin Pura Mangkunegaran I Sumber Foto : Danone Indonesia

Frasa Pracima diambil dari kata bahasa Jawa Kawi yang berarti tempat di sebelah barat. Sedangkan Tuin yang diambil dari bahasa Belanda yang berarti taman.

Sehingga Pracima Tuin dapat diartikan taman yang ada di bagian barat Pura Mangkunegaran. Taman ini merupakan hasil revitalisasi dari taman yang sudah ada di masa K.G.P.A.A Mangkoenagoro VI dan kemudian disempurnakan pada era K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII. Lalu Mangkoenagaro X mempercantik bangunan dan area taman seperti terlihat sekarang ini.

Kuliner yang tersadi di Pracima Tuin I Sumber Foto : dokpri
Kuliner yang tersadi di Pracima Tuin I Sumber Foto : dokpri

Adapun Pracimasana merupakan bagian dari Pracima Tuin yang berupa restoran. Hidangan dari Pracimasana berbasis dari resep-resep masakan Pura Mangkunegaran, diantaranya yang Kami nikmati ; Brubus, Urap Pitik Linting, Sop Daging Rempah, Dendheng Age, Bistik Pitik Bumbu Opor, Tape ijo Panna Cotta, dan Pareanom.


Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo mengungkapkan, berbagai menu yang ada di Pracima Tuin menggunakan resep-resep yang telah diwariskan Pura Mangkunegaran secara turun menurun.

Namun, resep-resep tersebut telah dimodifikasi terlihat lebih modern agar bisa diterima oleh lidah pecinta kuliner jaman sekarang. Gusti Raden Ajeng Ancillasura memiliki pemikiran untuk mengembangkan wisata gastronomi. 

_

Bercengkrama di Nasi Liwet Bu Wongso Lemu

Kami tiga puluh orang duduk bersimpuh di warung makan yang terletak di sudut jalan yang terlihat sederhana. Ketika kami memasuki warung ini, terserap aroma di hidung harum nasi yang dikukus dengan rempah-rempah tradisional.

Warung Nasi Liwet Bu Wongsu Lemu I Sumber Foto : Danone Indonesia
Warung Nasi Liwet Bu Wongsu Lemu I Sumber Foto : Danone Indonesia

Rasa gurih yang khas menjadi salah satu daya pikat. Saat pertama kali hidangan nasi liwet diletakkan di depan kami, tatapan langsung dimanjakan oleh perpaduan warna dengan apik. Sebut saja nasi putih yang tersaji dengan daun pisang sebagai alas.

Nasi Liwet Bu Wongso I Sumber Foto : dokpri
Nasi Liwet Bu Wongso I Sumber Foto : dokpri

Nasi liwet otentik Solo ini, dibuat dari beras yang dimasak dengan campuran santan, berbeda dengan nasi liwet sunda tidak memakai santan.

Hidangan ini dilengkapi dengan sayur labu siam diatasnya diberikan suwiran opor ayam, telur, tahu dan areh santan. Terdapat pula lauk yang dapat ditambahkan, seperti dada ayam, paha ayam, ati ampela, dan lainnya.

Musisi Siter menemani kami saat menyantap nasi liwet I Sumber Foto : Danone Indonesia
Musisi Siter menemani kami saat menyantap nasi liwet I Sumber Foto : Danone Indonesia

Sambil bersantap dikala sang mentari bersembunyi dibalik Bumi, Kami ditemani suara merdu seorang wanita paruh baya diiringi siter mendedangkan lagu-lagu jawa. 

Istimewanya, tidak hanya rasanya yang luar biasa, tapi juga pengalaman makan sambil bercengkrama membuat makan di warung Bu Wongso menjadi lebih spesial. 

Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu berada di Jl. Teuku Umar, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta.

_

Perjalanan Kami, tiga puluh orang ini tidak hanya menikmati santapan kuliner otentik Solo, tapi juga mengunjungi Pasar Gede Solo, Program Isi Piringku di PAUD Al Hikam, Pabrik Sarihusada Prambanan, Taman Keanekaragaman Hayati Eroniti SGM dan eksplorasi Kampung Batik Kauman. 

Kampung Batik Kauman I Sumber Foto : dokpri
Kampung Batik Kauman I Sumber Foto : dokpri

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan


 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun