Cerita tentang Kita, tiga puluhan orang ini mencicipi Serabi Notosuman Ny. Lidia. Pancake tradisonal yang berasal dari Jalan Notosuman, Solo, Jawa Tengah ini sepertinya mendapat tempat khusus di hati masyarakat diluar Solo. Tak disangka Kami mendapat cerita bahwa serabi khas Kota Solo ini sudah ada kurang lebih selama 100 tahun.
Ketika wisatawan mendatangi kota ini, akan ada saja kerabat yang meminta oleh-oleh kuliner ini. Cita rasa dan bentuknya yang khas dan aroma yang menggugah selera, membuat Serabi Notosuman ini telah menjadi ikon kuliner Solo yang diakui oleh banyak orang.Â
Serabi yang telah ada 100 tahun yang lalu ini terbuat dari tepung beras, santan, pandan, garam, gula, dan tentunya untuk mencampur adonan dengan air.Â
Kami bisa melihat langsung bagaimana ramainya Serabi ini diminati warga. Generasi ketiga Serabi Notosuman Ny. Lidia yang yakni Yohanes Krismanto membongkar resep bagaimana mengolah serabi hasil usahaya, dimana racikan adonannya didiamkan dulu semalam sebelum proses memanggang. Serabi Notosuman memiliki ciri khas terhidangkan tanpa kuah dengan penyajiannya digulung menggunakan daun pisang
Dalam sehari, Serabi Notosuman Ny. Lidia bisa menghabiskan 100 kilogram tepung beras, Kami pun berdecak kagum mendengarnya. Yohanes menyarankan kepada Kami, karena serabi tidak mengandung bahan pengawet, jadi tingkat ketahannya hanya 36 jam, dan ada baiknya dimakan dalam kurun waktu 24 jam.
Kami yang mencicipi Serabi ini seperti mendapatkan suntikan energi 245 kilo kalori / 100 gram. Ternyata ada kandungan gizi dari setiap 100 gram kue serabi diantarnya ; Protein  (6 gram), Karbohidrat (43,9 gram), Lemak  (5 gram), Kalisum (22 mili gram), Fosfor (20 mili gram) dan zat besi (2,6 mili gram).
Selain rasa yang lezat dan bernutrisi, Serabi Notosuman juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Pancake ini seringkali dihidangkan pada acara-acara penting di Solo seperti acara adat, perayaan kumpul keluarga dan upacara keagamaan. Harganya terbilang terjangkau, dari Rp 28 ribu untuk sepuluh buah serabi original.
Tidak hanya sekedar memuaskan selera, tetapi juga Serabi dapat menyatukan orang-orang melalui tradisi makan bersama yang akrab. Itu yang mulai hilang diperkotaan dengan keakraban via gadget.
_
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!