Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kerja di Perpustakaan yang Katanya Tempat Hukuman, Malah Bikin Jadi Juara

19 Juli 2023   13:53 Diperbarui: 17 September 2023   18:13 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Windhu dan Adica saat Kompasianival 2022 dengan piagam Kompasianers Of The Years 2022 I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi

Ada yang pernah kerja di bagian perpustakaan di sebuah perusahaan/kantor/rumah sakit/dll tapi bukan institusi perpustakaan? 

Mungkin tidak banyak, kecuali berprofesi sebagai pustakawan dan profesi ini juga mulia plus keren banget.

Bisa daku (saya) bilang ditugaskan di perpustakaan itu mengasyikkan, kenapa daku bilang begitu karena saat di sana begitu menyenangkan dan meningkatkan kualitas daku sebagai manusia.

Daku bertugas di perpustakaan kalau daku tidak salah ingat pertengahan tahun 2015. Saat itu daku dipindahkan karena bandel (tapi bukan bolos kerja) melawan Direktur Utama, maklum jiwa muda idealis.

Daku bekerja di sana sekitar 3 sampai dengan 4 bulan, dan karena sebelumnya bandel, akhirnya insentif tertawan (ditahan) selama 3 bulan. Padahal daku bekerja penuh dan juga berdedikasi di sana (ciiaahh.....) tapi diperlakukan begitu,.. sedih, kadang memang dunia tidak adil...ha...ha...

Gara-gara itu terjadilah drama yang dilihat lebih dari seratus pegawai di ruang konferensi, ketika jari telunjuk kiriku menunjuk Dirut sambil mengucap "Anda zalim", pinginnya sih biar kayak Bung Karno saat menyampaikan "Indonesia Menggugat".

Daku kagak ngomongin sekarang atau hari ini, tapi dahulu (2015) di tempat kerja daku bila pegawai bukan pustakawan tapi ditempatkan di perpustakaan dianggap sebagai orang hukuman atau pegawai yang cocoknya ditaruh di sana karena di tempat lain kinerjanya nggak cocok. 

Di tempat lain masih begitu nggak sih, sampai hari ini?

Tapi saat di sana (perpustakaan) daku menerima sebuah manfaatnya, dan ternyata bikin skill diri tambah oke. Itu mungkin ada maksud kenapa daku ditaruh di perpustakaan.

Perpustakaan Membuka Kran Juara Blog Pertama

Tahun 2015 merupakan pembuka kran daku berprestasi di dunia tulis menulis online (dunia maya). Akhir tahun 2015, daku juara pertama lomba blog Binaraga yang hadiahnya jutaan. 

Yang ngagetin, pesertanya banyak blogger senior bahkan d iantara mereka ada yang di undang sana-sini jadi narasumber. Jurinya itu blogger pertama yang naik Air Force One Indonesia bareng Pak Jokowi.

Bayangin, daku ngeblog sudah dari tahun 2009 pakai blog pribadi, 2010 bikin thread di Kaskus, 2010 nulis di Kompasiana, mulai ikut lomba blog sejak tahun 2010, lima tahun kemudian baru bisa juara. 

Foto Bersama Windhu dan Adica saat Kompasianival 2022 dengan piagam Kompasianers Of The Years 2022 I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi
Foto Bersama Windhu dan Adica saat Kompasianival 2022 dengan piagam Kompasianers Of The Years 2022 I Sumber Foto: Dokumentasi pribadi

Nah, di tahun pertama daku menang lomba blog (2015), disaat daku kerja di perpustakaan. Sampai hari ini (19/7/2023) daku telah berprestasi sebanyak 61 kompetisi menulis, Kompasianer Of The Years 2022, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, tentu kerja di perpustakaan berperan besar.

Fix banget perpustakaan yang meningkatkan skill menulis daku. Pada saat di perpustakaan selama 3 atau 4 bulan, setiap hari daku membaca satu buku walaupun tidak kebaca semua halaman. Senang membaca berlanjut hingga hari ini, walaupun sudah tidak berkerja di perpustakaan.

Perpustakaan membuat jumlah perbendaharaan kata bertambah, pengetahuan bertambah, dan membuat daku ketika mendengar isu diluar sana tidak langsung percaya tapi mencari referensinya.

Kerja di Perpustakaan Meningkatkan Minat Baca

Ada sebuah fakta (bisa baca di sini) UNESCO pernah mempublish Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Sedangkan riset yang berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan berada peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sedih banget nggak siiihhh........

Menurut data UNESCO, ternyata minat baca warga Indonesia sangat rendah, hanya 0,001%. Berarti, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Artinya minat baca sangat rendah.

Apakah karena minat baca yang rendah Indonesia terdampak middle income trap?

Middle Income Trap mengacu pada negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat pesat hingga mencapai status sebagai negara pendapatan menengah, namun kemudian gagal untuk untuk mengatasi perlambatan ekonomi guna mengejar ekonomi yang setara dengan negara-negara maju. Katanya negara yang maju itu, yang minat baca warganya tinggi.

Ilustrasi membaca buku I Sumber Foto: Freepik via canva ppro
Ilustrasi membaca buku I Sumber Foto: Freepik via canva ppro

Pegawai yang kerja di perpustakaan tentu melihat buku setiap hari dan memancing untuk membaca, itu yang terjadi sama daku. Berbagai buku daku baca, baik tulisan kesehatan, psikologi, novel, hukum, dan lain-lain. Perpustakaan tempat kerja membuat daku akhirnya mendorong untuk memiliki puluhan buku sebanyak dua lemari.

Dampaknya, ketika sudah berpindah unit kerja, bila bingung terhadap suatu pekerjaan, Daku terpancing mencari referensi dan membacanya. Contohnya kemarin (18/7/2023), ketika bingung bagaimana menghilangkan background video, daku secara insting mencari referensinya.

Perpustakaan Menjadi Tempat Menghilangkan Stres

Perpustakaan tempat daku bertugas dahulu (2015) berada di lantai 2, Gedung Utama dekat dengan ruang konferensi dan diklat. Lokasi yang pas sebagai perpustakaan, berdampak kunjungan pegawai untuk ke perpustakaan ada saja setiap harinya.

Daku saat masih bekerja di sana, melihat setiap siang minimal ada 5 sampai dengan 8 orang pegawai datang ke perpustakaan. Paling favorit pegawai yang datang untuk membaca koran, kedua majalah dan buku, ketiga numpang makan bekel dari rumah, keempat ngobrol sama daku, kelima tempat tidur siang...he...he...

membaca juga bisa mengurangi stress I Sumber Foto: Unsplash via Canva Pro
membaca juga bisa mengurangi stress I Sumber Foto: Unsplash via Canva Pro

Tempat di mana ada ratusan buku ini, ternyata bisa jadi tempat healing. Saat membaca, buat daku ternyata dapat mengalihkan perhatian kita dari masalah sehari-hari, dan mampu meningkatkan relaksasi melalui efek meditatif (hidup dengan kondisi meditasi) dari membaca.

_

Buat kalian yang di rotasi di unit kerja perpustakaan tapi bukan pustakawan tidak perlu overthinking. Jalanin saja, mungkin ada hikmah dan bahkan mungkin ada manfaat yang bisa kita terima. Profesi Pustakawan juga merupakan profesi yang mulia sama dengan profesi yang lainnya.

Daku inget banget, salah-satu hal yang membuat kita mendapatkan pahala sampai hari akhir (kiamat) itu memberikan ilmu yang bermanfaat. Coba kerja di perpustakaan, berapa ilmu bermanfaat yang kita suguhkan ke orang lain? ini analogi daku aja yaks....

**

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun