Terlihat sedikit orang disana, terlihat hanya 5 orang penonton lainnya saja. Terdapat satu pasangan, dan 3 lainnya menonton tidak bersama pasangan.
Pada pukul 13.00 WIB, The Lady pun diputar sesuai jadwal, belum ada penambahan jumlah penonton. Sunyi, udara dingin menyerebak karena sedikitnya orang yang menonton.Â
Hawa tubuh manusia yang segelintir ini tidak mampu menghangatkan studio. Bunyi pun menggelegar di sekitar ku, dengan terpampang tulisan dolby dipandangan ku.
Mata daku menatap kedepan ke layar lebar yang terpasang dan terpampang film yang disajikan. Pada pertengahan film dipertontonkan scene tindak kekerasan.
Scene menampilkan perlakuan tidak manusiawi oknum sipir penjara yang memasukkan rekan-rekan perjuangan Aung San Suu Kyi kedalam kandang anjing.
Mungkin karena terlalu kejam dan tidak manusiawi, film tiba-tiba berhenti tayang dan lampu bioskop pun menyala. Kami para penonton yang berjumlah 6 (enam) orang pun menunggu film diputar kembali. Seorang staff wanita mengnformasikan meminta para penonton untuk menunggu penayangan film kembali.
Kisaran 10 menit terlihat penonton mulai tidak sabar. Satu-persatu penonton pun mulai keluar studio 6. Peristiwa langka pun terjadi, Daku tinggal sendirian di dalam studio.
Daku menyimpulkan terjadi sensor sepihak oleh Cinema 21 Blok M Plaza, karena ada penggambaran didalam film yang memperlihatkan tindakan melanggar HAM yang luput di sensor.
Daku pun tetap menunggu film ditayangkan kembali, karena merasa wajib menonton film ini. 15 menit kemudian kelanjutan film The Lady diputar kembali, dimana masih tersisa kisaran 30 s/d 40 menit waktu penayangan.
Kejadian yang terbilang lucu dan menakutkan bermunculan, petugas bergantian mengintip saat daku masih melanjutkan menonton film itu. Mereka mengintip dari bawah tangga masuk.