Aplikasi “Threads”, tendangan telak Zuckerberg ke wajah Musk. Sepertinya Thread digunakan Mark Zuckerberg, pendiri Meta untuk membunuh atau minimal untuk menggembosi twitter. Karena timeline dari Thread amat Pleg (mirip banget) dengan Twitter.
Bila dilihat-lihat dan diterka-terka perkembangan short teks mulai tumbuh lagi. Trending di twitter masih digunakan sebagai acuan apa yang sedang populer atau viral saat ini.
Tentunya, Bos dari Meta melihat Twitter perlu digembosi kekuatannya, apalagi postingan Instagram tidak ada hubungannya dengan berita yang sedang viral atau populer.
Twitter merupakan medium yang tepat untuk saling berinteraksi, sedangkan Instagram tidak. IG lebih pada mengomentari atau memberi respon tidak untuk membangun percakapan.
Twitter untuk mengobrol, Instagram untuk eksistensi. Itu kenapa Meta perlu melahirkan Threads sebagai pesaing sekaligus pemangsa twitter.
Pengguna Thread tidak perlu repot membangun follower, cukup mengimpor dari Instagram. Hal inilah yang bisa menjadi senjata oleh Meta mengalahkan Twitter.
Bila melihat hal ini, sepertinya perlu juga Kompasiana mengadopsi fitur short teks. Karena saat ini pembuatan konten berupa teks mulai mengarah ke short teks.
Pada media WhatsApps contohnya di Komunitas KOMIK, amat sering anggota komunitas ini share review film dengan short teks yang di share di WhatApps Group (WAG), tidak menuliskannya di Kompasiana.
Mungkin fitur short teks, bisa menjadi jalan untuk memancing pengguna baru/muda menjadi Kompasianers. Mereka berawal dari short teks yang bisa jadi akan tertarik nantinya untuk membuat artikel.
Dapat juga menjadi jalan membangun interaktif yang tidak hanya di Temu Kompasiana, tapi juga di Platform Kompasiana. Karena tidak semua kompasianers mau ikut Komunitas.
***