Terlihat sekali dari trip ini kehangatan pertemanan para kompasianers yang tergabung di Koteka. Ingat banget, kami tidak berfikir transaksional saat mengikuti trip ini.
Diluar kegiatan Kompasiana, tentunya ada imbal balik saling menguntungkan antara Blogger dan penyelenggara. Kami Koteker tidak berfikir begitu, lebih kepada ini kan kegiatan sama-sama, jadi bukan untung dan rugi.
Walaupun kami diberikan biaya masuk objek wisata secara gratis, tapi salah-satu diantara kami bersedia mengeluarkan uang biaya lainnya, termasuk untuk biaya transportasi online menuju ke titik-titik destinasi trip.
Waktu itu sebetulnya rencananya walking tour (tur dengan berjalan kaki), tetapi dengan berbagai pertimbangan kami Kotekers menyepakati naik transportasi online saja karena ada Koteker (sebutan traveler Kompasiana yang bergabung bersama KOTEKA) yang terlihat dari fisik akan tidak mampu.
Ketika salah-seorang Koteker, mbak Ira latief mengalami ketinggalan handphone di transportasi online, kami para kotekers pun saling support.
Para Kotekers mendampingi mbak Ira untuk tenang, sehingga membuat dirinya mampu menjalankan tugasnya sebagai PIC trip tersebut.
Kekompakan terasa, salah seseorang Kompasianer yang memiliki pengetahuan tentang melacak handphone yang hilang membantu mbak Ira untuk mempertemukan dengan driver transportasi online.
Setelah kegiatan trip ke tiga museum selesai pun, kami tidak langsung pulang. Kami bersenda gurau dan mengobrol berbagai hal di salah-satu resto dibilangan Jakarta Pusat. Pembiayaan makan bersama (mabar) itu pun ditanggung oleh salah-satu Koteker, tidak mengurangi dari saldo Koteka.
Diajak berkompetisi dan guyub dapat daku katakan rasanya ketika bertraveling bersama Kotekers. Kami juga bagaikan bertemu teman di masa sekolah. Berbincang, bercanda, saling ledek, ha-ha dan hi-hi selama perjalanan baik di kendaraan ataupun di tempat wisata.
Keseruan bersama Kotekers kedua yang Daku dapatkan ketika traveling ke Purwakarta, Jawa Barat pada 24 September 2022. Dalam kendaraan yang membawa kami kesana, celotehan demi celotehan muncul dari mulut para Koteker.