Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyandang Disabilitas Memiliki Hak yang Sama Untuk Mendapatkan Imunisasi Lengkap

1 April 2023   09:48 Diperbarui: 1 April 2023   13:22 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) I Sumber: Kemenkes RI (dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)

Peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang akan berlangsung pada tanggal 16-22 April 2023 menjadi momentum yang tepat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi guna membentuk herd immunity. #PID

Pengertian Imunisasi menurut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (DI SINI) merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit tidak hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat, dan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity. #Imunisasi

Undang Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengatur bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.

Hadirnya UU ini membuat Pemerintah wajib memberikan kesempatan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Imunisasi merupakan hak anak, bagi yang menghalangi berarti berusaha melanggar Undang-Undang.

Selain warga dan anak pada umumnya terdapat warga Penyandang Disabilitas dimana mereka menghadapi berbagai tantangan di antaranya ; keterbatasan kesempatan kerja, akses memperoleh pendidikan, termasuk juga ke layanan kesehatan.


Staf Khusus Presiden RI Bidang Sosial, Angkie Yudhistia menyampaikan kepedulian Pemerintah kepada Penyandang Disabilitas "Presiden RI, Joko Widodo memberikan pengarahan 3 desember 2020 pada Hari Disabilitas Internasional, bahwa penyandang disabilitas jangan tertinggal dari Program pemerintah" ungkapnya saat di wawancara Kompas TV (31/05/2021) .

Angkie Yudhistia merupakan sosok sukses yang merupakan Penyandang Disabilitas tuna rungu. Tentu kesuksesannya ini berkat keterlibatan orang tua yang mampu menjaga kesehatan anaknya, salah-satunya dengan imunsasi lengkap serta vaksin Covid-19.

Contoh nyatanya bagaimana dirinya begitu perhatian pada herd immunity dengan begitu bersemangat untuk mensukseskan program Percepatan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Bagi Masyarakat Lanjut Usia, Penyandang Disabilitas, Pendidik, dan Tenaga Pendidikan.

Tentunya apa yang Angkie lakukan tentu ada hubungan historis, bagaimana dirinya dahulu menjadi anak dan saat ini menjadi orang tua yang mampu menjaga anaknya sehat berkat imunisasi dan vaksinasi.

Kemenkes RI Tanggap Memberi Perhatian kepada Penyandang Disabilitas

Kementerian Kesehatan RI turut memberi perhatian dalam mempermudah akses bagi para Penyandang Disabilitas melalui Surat Edaran Menteri Kesehatan No. HK.02.01/MENKES/598/2021 Tentang Percepatan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Bagi Masyarakat Lanjut Usia, Penyandang Disabilitas, Serta Pendidik, dan Tenaga Pendidikan.

Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin menyaksikkan vaksinasi bagi Penyandang Disabilitas (fisik maupun mental) I Sumber Foto : kompas.com (1/6/2021)
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin menyaksikkan vaksinasi bagi Penyandang Disabilitas (fisik maupun mental) I Sumber Foto : kompas.com (1/6/2021)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sejak 2021 telah mencanangkan vaksinasi bagi Penyandang disabilitas, baik disabilitas fisik maupun mental yang dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Selasa (1/6/ 2021).

Dilansir dari sehatnegeri.kemenkes.go.id (DI SINI), Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan dipencanangan tersebut bahwa Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) umumnya memiliki berbagai komorbid, mereka (ODGJ) tidak bisa menceritakan apa yang mereka rasa dengan terbuka.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2019, didapatkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 9,7% dari jumlah penduduk, atau sekitar 26 juta jiwa. 

Sasaran dari vaksinasi Covid-19, imunisasi dasar lengkap, imunisasi rutin lengkap tidak hanya bagi warga dengan kondisi pada umumnya tapi juga termasuk warga Penyandang Disabilitas.Jadi "No One Left Behind" dalam program Pemerintah menyangkut vaksinasi Covid-19 dan imunisasi lengkap.

Prioritas bagi warga Penyandang Disabilitas ini salah-satu contohnya dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal di Kota Kediri di bulan Agustus 2021.

Salah seorang Penyandang Disabilitas, Bambang Tri Siswandi saat di wawancara Kompas TV (18/8/2021) di kegiatan vaksinasi Covid-19 secara massal menyampaikan bahwa dirinya merasa sangat terbantu.

Bambang Tri Siswadi, warga Penyandang Disabilitas penerima vaksin Covid-19 di Kediri I Sumber Foto: Kompas TV
Bambang Tri Siswadi, warga Penyandang Disabilitas penerima vaksin Covid-19 di Kediri I Sumber Foto: Kompas TV

Vaksinisasi ini sangat diharapkan bagi dirinya sebagai Penyandang Disabilitas, karena acapkali dirinya kurang mendapatkan informasi.

"Kami sangat terbantu sekali, karena untuk khusus orang seperti saya yang disabilitas itu kadang-kadang dari lingkungan kurang ada informasi. Nah ini kebetulan dari organisasi ada informasi untuk vaksin, ini sangat membantu dan sangat diharapkan" ungkap Bambang Tri Siswadi (penyandang Disabilitas) di Kota Kediri (18/8/2021).

Dalam vaksinasi massal Covid-19 di Kota kediri ini diikuti oleh 74 warga Penyandang Disabilitas, Dinas Kesehatan Kota Kediri menggunakan dosis sinopharm karena lebih aman untuk kesehatan para Penyandang Disabilitas.

Untuk meningkatkan antusias bagi Penyandang Disabilitas, Dinkes Kota Kediri memberikan hadiah sembako. Untuk Penyandang Disabilitas yang tidak bisa hadir karena tidak bisa dimobilisasi, pihak Puskesmas menyisir ke rumah-rumah warga Penyandang Disabilitas.

Ternyata mengajak Penyandang Disabilitas untuk di vaksin dapat dikatakan tidak mudah, karena jenis disabilitas itu beragam. Jadi tidak semua Penyandang Disabilitas mampu ke titik lokasi imunisasi atau vaksinasi.

Milawati, orang tua anak Down Syndrome I Sumber Foto: Kompas TV
Milawati, orang tua anak Down Syndrome I Sumber Foto: Kompas TV

Salah seorang orang tua down syndome, Milawati mengungkapkan "kita cari dulu anak-anak yang biasa masuk ke anak yang seperti ini, kalau tidak biasa nanti anak-anak bisa mengamuk. Anak down Syndrome motivasi bagus, klo anak yang lain (disabilitas lainnya) tidak mau bergabung" ungkapnya saat diwawancara Kompas TV (29/08/2021).

Dari penyataan Milawati itu menunjukkan untuk membawa anak-anak Penyandang Disabilitas tidaklah mudah. Perlu bantuan orang lain untuk anak-anak ini bisa diajak dan dirayu mendapatkan suntikkan vaksin, walaupun untuk anak-anak Down Syndrome motivasinya lebih tinggi dibanding anak Penyandang Disabilitas lain untuk di vaksin.

Imunisasi Lengkap Melindungi Penerus Bangsa

Di tempat dan waktu dan topik yang berbeda, Menkes RI mengedukasi pentingnya imunisasi lengkap bagi anak kepada para warga yang hadir di halaman Gedung Daerah Kepulauan Riau pada (18/05/2022) di kegiatan Kementerian Kesehatan RI mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022.


"Kenapa imunisasi atau vaksinasi itu penting bapak dan ibu ? yang pertama karena imunisasi ini melindungi anak-anak kita agar nanti dewasa bisa lebih sehat, jauh lebih pintar, dan mereka berkerja dengan lebih baik. Ini relatif murah, melindungi kita dari penyakit kalau kenanya ketika kita dewasa" jelas Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin (18/05/2022).

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat mengedukasi pentingnya imunisasi lengkap di Kepulauan Riau (18/05/2022) I Sumber: Kemenkes RI
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat mengedukasi pentingnya imunisasi lengkap di Kepulauan Riau (18/05/2022) I Sumber: Kemenkes RI

Tambah Menkes RI, Seperti tadi saya cerita menciptakan atau membuat orang sehat itu jauh lebih murah dibandingkan menyembuhkan orang sakit. Buat kita juga jauh lebih nyaman tetap sehat daripada masuk rumah sakit dan kemudian sembuh.

"Ayo Lindungi Diri Keluarga & Masyarakat dengan Imunisasi lengkap"

Apa yang disampaikan Menkes RI setali tiga uang dengan pengalaman Okie Agustina (Model) ditahun 2020 saat melaksanakan imunisasi dasar lengkap anak ke 3, Nasya yang waktu itu berusia 9 bulan. Pengalaman Okie ditayangkan oleh channel youtube Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI (DI SINI), 

Okie Agustina saat imunisasi dasar lengkap anaknya Nasya di tahun 2020 I Sumber Foto:  Youtube Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI
Okie Agustina saat imunisasi dasar lengkap anaknya Nasya di tahun 2020 I Sumber Foto:  Youtube Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI

Bagi Okie, tidak ada yang lebih penting dan membuatnya bahagia sebagai orang tua ketika anak dapat hidup sehat, normal dan cerdas.

"saya mengontrol semuanya dari makan, aktifitas dia melakukan apa, bisa apa saja, yang paling penting imunisasi, jaman sekarang banyak sekali penyakit, cuaca kadang panas kadang dingin, kalau tidak dibantu imunisasi takutnya kenapa-kenapa" ungkap Okie (14/01/2020).

Anak Penyandang Disabilitas Harus Imunisasi Lengkap

Jumlah warga Penyandang Disabilitas cukup besar, itu kenapa pentingnya anak Penyandang Disabilitas mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi Rutin Lengkap tidak hanya vaksinasi Covid-19 agar kita semua sama-sama sehat.

dr.Sulistya Widada menjelaskan pentingnya Imunisasi Lengkap saat Kemenkes RI temu Blogger I Sumber Foto: dokpri
dr.Sulistya Widada menjelaskan pentingnya Imunisasi Lengkap saat Kemenkes RI temu Blogger I Sumber Foto: dokpri

"Imunisasi Dasar Lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) karena beberapa antigen memerlukan booster/ pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah (BIAS) dan usia dewasa (WUS)" ungkap dr.Sulistya Widada saat menjadi pembicara Kemenkes RI Temu Blogger Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun 2023, Selasa, 21 maret 2023

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) I Sumber: Kemenkes RI (dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) I Sumber: Kemenkes RI (dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)

Waktu dan Tempat Pelaksanaan BIAS I Sumber: Kemenkes RI (dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan BIAS I Sumber: Kemenkes RI (dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)

Imunisasi Rutin Lengkap I Sumber: Kemenkes RI (Dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)
Imunisasi Rutin Lengkap I Sumber: Kemenkes RI (Dr. Sulistya Widada-Dit Pengelolaan Imunisasi)

Anak Penyandang Disabilitas yang tidak diimunisasi lengkap akan sama risikonya dengan anak pada umumnya yang tidak diimunisasi lengkap.

Bila tidak diimunisasi secara lengkap berisiko tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya sehingga mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan kematian. Selain itu, anak yang tidak diimunisasi lengkap juga dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi anak atau orang lain.

dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K) menjelaskan tentang Imunokompromais I Sumber Foto: dokpri
dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K) menjelaskan tentang Imunokompromais I Sumber Foto: dokpri

Komnas KIPI yang diwakili dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K) saat menjadi pembicara Kemenkes RI Temu Blogger Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun 2023, Selasa, 21 maret 2023, menyampaikan untuk anak-anak dengan Imunokompromais pun ada baiknya mendapatkan imunisasi lengkap. 

Imunokompromais merupakan suatu keadaan saat terdapat kelainan pada fungsi normal sistem kekebalan tubuh, menyebabkan anak lebih rentan terhadap suatu infeksi.

Meskipun respons imunitas terhadap imunisasi lebih kecil dibandingkan dengan anak yang sehat, namun manfaat imunisasi masih tetap diperoleh dan memiliki manfaat yang sama.

Pemberian Imunisasi pada Anak dengan Imunokompromais I Sumber: Komnas KIPI (dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K))
Pemberian Imunisasi pada Anak dengan Imunokompromais I Sumber: Komnas KIPI (dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K))

Anak penyandang Imunokompromais lebih rentan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan memiliki luaran yang lebih parah.

Imunisasi Lengkap dapat Mencegah Risiko Terjangkit Penyakit Menular Berbahaya

Dr. dr. Raihan, Sp.A(K) yang juga menjadi pembicara Kemenkes RI Temu Blogger Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun 2023, Selasa, 21 maret 2023, menjelaskan bahwa vaksin dapat mencegah terjangkit beberapa penyakit menular berbahaya tidak hanya Covid-19.

"terdapat beberapa contoh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu campak, polio, hepatitis B, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, influenza, kanker serviks yang disebabkan infeksi virus HPV, dsb" jelasnya

Gambaran penyakit berbahaya, kecacatan jika belum di imunisasi lengkap I Sumber Foto: Dr.dr.Raihan, Sp.A(K)
Gambaran penyakit berbahaya, kecacatan jika belum di imunisasi lengkap I Sumber Foto: Dr.dr.Raihan, Sp.A(K)

Tambah dr.Raihan, PD3I merupakan penyakit berbahaya dan fatal yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian. Resiko berbahaya ini dapat dicegah dengan imunisasi.

Lanjutnya, Imunisasi memberikan kekebalan spesifik pada anak tanpa anak harus menderita sakit dahulu, memutus mata rantai penularan penyakit, mengurangi infeksi berat yang menimbulkan kecacatan dan kematian, dan investasi masa depan.

Ia mengingatkan bahwa cakupan imunisasi yang tinggi akan melindungi masyarakat, sehingga anak-anak tetap sehat, tumbuh kembang dengan baik, bisa bermain dan bersekolah untuk mencapai cita-citanya.

dr.Raihan menceritakan pengalamannya mengedukasi masyarakat Aceh tentang Imunisasi I Sumber Foto: dokpri
dr.Raihan menceritakan pengalamannya mengedukasi masyarakat Aceh tentang Imunisasi I Sumber Foto: dokpri

Dokter Raihan bercerita bagaimana tantangannya sebagai tenaga kesehatan di Aceh berhadapan dengan isu Agama yang dilontarkan masyarakat untuk menolak imunisasi pada anak-anak.

Dirinya berinisiasi melibatkan tenaga kesehatan, tokoh agama, alim ulama dan tokoh masyarakat setempat dengan memperlihatkan foto-foto anak-anak yang menderita penyakit, kecacatan, bahkan kematian yang dapat ditimbulkan karena anak tidak diimunisasi lengkap.

Cerita dr.Raihan, para tokoh ini tersadar begitu mengerikannya dampak yang bisa ditimbulkan akibat penyakit-penyakit tersebut. Dokter Raihan menyampaikan kepada para tokoh bahwa imunisasi merupakan cara ikhtiar untuk memperoleh kesehatan dan mencegah dari keadaan mengerikan tersebut.

Selain isu agama, ketakutan masyarakat terhadap vaksin antara lain dianggap bisa menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kecatatan atau kematian kepada anaknya.

Keamanan Vaksin di Indonesia I Sumber: Komnas KIPI (dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K))
Keamanan Vaksin di Indonesia I Sumber: Komnas KIPI (dr.Dina Muktiarti, Sp.A(K))

Vaksin yang diberikan kepada masyarakat sudah dipastikan aman oleh Pemerintah RI. Keamanan Vaksin di Indonesia mengikuti Update on Global Vaccine Safety (GVSB2) 2021-2023 yang merupakan Kesepakatan Global

Patut diketahui masyarakat bahwa Tidak semua KIPI disebabkan oleh imunisasi tapi juga dapat ditimbulkan oleh reaksi kecemasan terkait imunisasi. Takut jarum atau belum pernah di imunisasi membuat anak bisa cemas, lemas bahkan pingsan.

#imunisasi #PID

_

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram @andrie_gan I Twitter @andriegan I Tiktok @andriegan I Email: mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun