Lalu, Ia mengejawantahkan dengan berdiri diatas karpet merah yang bentuknya bulat bagaimana teknologi akan membawa manusia untuk melangkah maju tapi sosial budaya akan membuat lingkaran.
Jadi ketika science dan sosial budaya bersatu, maka gerakannya akan seperti berputarnya jarum jam, sama seperti bumi yang berputar pada porosnya dan bergerak mengelilingi matahari berupa lingkaran.Â
Kemudian, ia bercerita flash back di era dimana dirinya sewaktu ia sekolah dulu dari SD hingga SMP ada pelajaran tentang mengarang. Pelajaran ini dapat melatih para siswa untuk berfikir kreatif dan berimajinasi.
Teknologi saat ini membuat manusia jaman now begitu mudahnya mendapatkan jawaban dan layanan. Sehingga anak sekarang akan sulit menemui sebuah moment misteri (sesuatu yang dia tidak ketahui) dan apa yg harus dilakukan, karena adanya teknologi search engine dan artificial intelligence.
Apakah karena begitu mudahnya menemukan jawaban, akan berpengaruh pada faktor psikologisnya? ini perlu research.
Perlu kerjasama antara orang tua dan anak muda, generasi old harus mau duduk mendengarkan persoalan-persoalan generasi yang lebih muda, jangan hanya menuntut harus mengembangkan ini dan kebijakannya seperti ini.
Kini saatnya Generasi elit (pembuat kebijakan dan universitas) duduk mendengarkan kebijakan anak muda. Karena yang paling paham dan paling terlibat dalam teknologi digital adalah orang muda.Â
"Masa depan itu mereka, saya pikir komunikasi itu penting, bicaralah, diskusilah, katakan, jelaskan pemikiran-pimikiran dan kekhawatiran-khawatiran, karena yang misteri akan selalu ada" ucap Karlina Supelli
Dalam pengembangan teknologi tertentu, akan ada satu titik kita akan tiba-tiba terbentur. Mulai kemana kelanjutannya, apakah mau kekiri atau ke kanan ? titik mandek ini akan menemukan / memunculkan pertanyaan eksential mau diapakan teknologi ini ? misteri akan selalu ada.
Anak muda akan selalu berdengung, dirinya merindukan anak muda akan hal-hal yang mendalam, keseriusan, kegilasahan. Ibu Karlina merasakan ketidakpastian masa depan, begitu berat bagi generasi muda sekarang, menghadapi resiko pemutusan kerja lebih besar daripada eranya.