Lanjutnya, bukan hanya menelisik lebih dalam dengan apa yg terjadi dengan bangsa ini, kita juga ingin mengetahui mimpi soal Indonesia. Kalau di Amerika ada American Dream, apakah ada Indonesia Dream ? mimpi (dream) ini bukan 2045 tepat seratus tahun Indonesia, tapi bukan juga 2024 yang diperebutkan.
Budiman menyebutkan KG media mengutip Khairil Anwar "Kita Ingin Hidup Seribu tahun Lagi"
Dirinya menegaskan Forum ini (Gagas RI) bukan forum debat kusir. Dengan terang benderang ia mengatakan KG media ingin mengadopsi, mengabsorbsi pikiran-pikiran nara sumber dan tamu undangan untuk kemudian disiarkan melalui berbagai platform. KG media ingin berkontribusi kepada peradaban, kepada kemanusiaan, dan kepada bangsa ini.
Dengan bahasa yang lantang, Budiman mempromosikan Gagas RI "hari ini adalah kick off, hari ini adalah perdana, Gagas RI yang perdana mengambil tema soal Agama dan Kemanusiaan. Banyak isu-isu stratejik yang luput dari logika algoritma google yang tidak pernah diperdebatkan. KG media secara sadar mengambil isu-isu yang tidak sexy untuk dibicarakan lebih terbuka untuk mengenali masalah bangsa ini"
Pembicara utama dari Gagas RI perdana ini ialah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf / Gus Yahya (kiri) menyampaikan gagasannya dalam diskusi Gagas RI, dengan moderator pengamat kebhinekaan Sukidi (kanan).
Dalam diskusi ini Gus Yahya menerangkan bahwa agama sebaiknya dijadikan sumber perdamaian, kemanusiaan dan peradaban. Gus Yahya juga berharap agama seharusnya jangan lagi jadi alat politik yang dapat memicu konflik antar identitas (polarisasi).Â
Bahkan dengan berguyon ia meminta partai politik untuk menfilter calon-calon pemimpin yang dapat menimbulkan konflik identitas yang kemudian disambut dengan tawa ringan tamu undangan.
**
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas
Bro Agan aka Andri Mastiyanto