Gubenur Jenderal VOC Membuat Pecinan Jakarta
Deasy Safari sebagai tour leader menerangkan hadirnya Pecinan di Jakarta (Batavia) bukan tanpa sebab. Penduduk etnis Tionghoa dihadirkan oleh VOC dibawah kepemimpinan Gubenur Jenderal VOC, J P Coen.
Saat itu J P Coen menjalankan aksi pintar dengan mengangkat Souw Beng Kong menjadi Kapiten (Kapitein) Tionghoa, 11 Oktober 1619, yang sebelumnya bermukim di Banten.
Souw Beng Kong lalu mengajak 400 orang etnis Tionghoa ke Batavia. Kemudian lambat laun laju pertumbuhan penduduk etnis Tionghoa meningkat tajam.
Tahun 1620 tercatat jumlah populasi Tionghoa di Batavia bertambah 2 kali lipat menjadi 800 orang. Setahun berikutnya bertambah lagi menjadi 2.100 orang. Bahkan pada tahun 1627 jumlah warga Tionghoa di Batavia menjadi 3.500 orang.
Pertumbuhan makin meroket, dimana tahun 1679 populasi pemukim Tionghoa di Batavia sudah mencapai 16.695 orang (Mona Lohanda dalam 'Menjadi Peranakan Tionghoa' 2009).
Penambahan jumlah Etnis Tionghoa ini disebabkan juga dengan didatangkan langsung dari Tiongkok. Mereka yang direkrut dan di bawa ke Batavia ialah tenaga terampil seperti tukang kayu, tukang batu, dan tukang bangun untuk membangun Batavia termasuk tembok kota Batavia.
Namun, pada saat itu orang-orang etnis Tionghoa tinggal masih terpisah-pisah, salah-satu nya berlokasi di Mangga Besar yang berasal dari Macao.
Pada tahun 1740 terjadi peristiwa yang bisa dikatakan sebagai genosida (pembantaian). Aksi keji Belanda ini diperkirakan merenggut nyawa lebih dari 10.000 orang keturunan Tionghoa. Â Ketika itu Gubernur Jenderal VOC dijabat Adriaan Valckenier.