2022 melegakan buat daku, karena bisa menambah uang sayur . Juli 2022, akhirnya angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) rumah daku di Cikeas Udik selesai (lunas).Â
Sepuluh tahun sudah menyecil rumah yang daku tinggali dan menjadi penyokong diri ku menulis. Rumah daku ini berkonsep green house yang asri yang dipenuhi tumbuhan di halaman dan didepannya merupakan area terbuka hijau. Ketika pulang kerja dari Jakarta dan sampai ke rumah berasa healing.....Alhamdulillah Lunas ya Alloh SWT
**
2023 akan menjadi tantangan baru, karena daku diminta oleh para Kompasianers yang daku kenal secara offline untuk tidak meninggalkan platform UGC Kompasiana.
Menurut daku itu hanya mitos, nyatanya penerima Kompasianer Of The Year seperti Mbak Dewi Puspa (2021), Mbak Gaganawati (2020), Mas Agung Han (2019), Mbak Ya yat (2016), Opa Tjiptadinata (2014), Ibu Maria G Soemitro (2012) dan KOYT penerima pertama Ibu Christie Damayanti (2011) masih sering menulis dan beraktifitas secara offline di UGC Kompasiana.Â
Walaupun diantara para Kompasianers Of The Years ini tersebut jumlah kuantitas menulisnya ada yang menurun, tapi pergaulan para KOYT ini masih terjaga dengan sesama kompasianers.
Memang untuk Mas Giri Lukmanto (2018), Bang Zulfikar Akbar (2017), Pak Muhammad Armand (2015) dan Pak Yusran Darmawan (2013) sudah sangat sulit menemukan tulisannya lagi.Â
Mungkin anggapan itu bergulir sebelum tahun 2019 yang kemudian mitos ini terbawa hingga tahun 2022. Kenyataannya pasca 2018 yang terpilih KOYT di tahun 2019 (Agung Han), 2020 (Gaganawati) dan 2021 (Dewi Puspa) merupakan sosok-sosok kompasianers yang masih aktif.
Tapi, pasti ada alasannya kenapa mereka (KOYT) yang menghilang atau kurang aktif sudah sangat jarang sekali ditemukan tulisannya. Saya pun tidak ingin mencari tau, karena takutnya berbalik kepada saya sendiri.