Ternyata apa yang terjadi ? Akhirnya semua calon Presiden dan Wakil Presiden 2019 berada di dalam kabinet pemerintahan. Pada nelen ludah dan misuh-misuh yang kebawa kebencian.Â
Sang otak dan yang dibayar bikin konten negatif sih malah seneng bukan kepalang. Mungkin sebagian yang kena kepancing terus bikin konten (tidak dibayar) akan sumpah serapah kepada calon Presiden dan Wakil Presiden yang dibela yang masuk kabinet Capres dan Cawapres yang tidak dipilih, bahkan bikin konten negatif lagi.
Pernah nggak menggunakan laporkan akun/artikel/komentar di Kompasiana?
Tentunya ini fitur ini akan membantu mencegah para pembaca baik kompasianers maupun umum tidak terjerumus kelembah fitnah menjelekkan orang bahkan terlibat menyebarkan konten negatif.
Apalagi tahun 2022 dan 2023 merupakan momentum menuju Pemilu Serentak yang hype-hypenya sudah mulai terasa.
Pilkada dan Pilpres yang lalu patut disayangkan sudah menimbulkan polarisasi yang meresahkan menimbulkan politik identitas (beda agama, beda suku, beda organisasi).
Makin meresahkan itu konten hoaks sudah bertebaran di mana-mana, dan Kompasiana juga bisa dijadikan media penyebaran hoax dan kata-kata kebencian.
Tentunya kita para Kompasianers sama-sama tidak menginginkan hal tersebut terjadi, berulang atau justru malah jadi kanker yang kronis.
Sepertinya Kompasiana sebagai platform sama dengan platform pembuat konten lainnya ingin ambil bagian untuk menjadikan Kompasiana sebagai ruang yang nyaman buat semua kelompok, apapun identitasnya: agama, suku, dan pilihan politiknya. Termasuk ruang mencegah plagiat.
Setiap masyarakat punya hak untuk membuat konten, menyampaikan pendapat dan memiliki pandangan politiknya sendiri.