Perang di Ukraina belum usai, belum terdengar perjanjian damai antara pihak yang bertikai. Pertempuran di Eropa Timur ini menunjukkan pada dunia berbagai alutsista yang digunakan dalam perang masa kini dan masa depan.
Drone tempur, dan drone kamikaze / bunuh diri menjadi buah bibir dalam perang ini. Dari drone produksi negara USA, Turki, Rusia dan Iran saling menunjukkan kemampuannya.Â
Drone bunuh diri masuk dalam kategori senjata udara dengan sebutan Killer Eye in The Sky. Cara kerja drone ini dengan menunggu di sekitar area target dan akan menyerang ketika mendapatkan instruksi.
Drone kamikaze ini akan terbang ke target dengan membawa muatan bahan peledak dan akan meledakkan muatan dengan cara benturan pada target / menabrak target.
PT Pindad sepertinya sudah melihat peluang membunuh drone sejak lama, karena pada ajang Indo Defence 2022 Expo & Forum yang berlangsung pada 2 hingga 5 November 2022, di Jakarta menampilkan Arhanud bergerak yang dapat menghancurkan drone dan pesawat tempur.
Tentu perang masa depan sudah amat terlihat mengedepankan alat perang tanpa awak, baik itu pesawat tanpa awak, drone, dan rudal jelajah. Drone mulai diminati karena ada hubungannya dengan harga, ukuran, bisa diselundupkan ke area musuh melalui jalur darat kemudian diterbangkan dekat target.Â
Dipilihnya drone juga karena memungkinkan pilot untuk merusak pertahanan musuh dari lokasi yang aman dan bila tertembak tidak menimbulkan korban jiwa pilot negara pemilik drone.
Peluang masa depan untuk membunuh drone tempur terletak pada Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud) yang mumpuni. Arhanud calon jualan PT.Pindad itu adalah Panser Badak 6x6 light multi role air defence system yang dilengkapi kubah kanon oerlikon skyranger 30 mm anti pesawat.Â
Dilansir dari sosial media PT.Pindad (DI SINI), panser anti serangan udara ini merupakan hasil kerja sama strategis dengan Rheinmetall, Jerman. Bahkan kanon dari Panser Badak juga efektif untuk target di darat.
Rheinmetall Defence terlihat melihat peluang pemasaran di Indonesia dengan mencoba untuk masuk ke pasar self propelled anti aircraft gun. Konkritnya yang menjadi platform Rheinmetall Oerlikon Skyranger 30 mm untuk meletakkan kubah ialah produk PT.Pindad yaitu ranpur lapis baja roda ban, Badak 6×6.