Pernah penghitungan donasi dilakukan setelah 5 bulan dari perhitungan sebelumnya. Tapi itu wajar, hibernasi boleh tapi jangan menghilang.Â
Sosok-sosok penggerak ada awalnya aktif lalu bersikap diam atau tidak berpendapat di whatsapp group dan aksi nyata. Itu merupakan konsekwensi dari sebuah gerakan, kita tidak bisa memaksakan orang untuk tergerak..
Setiap penggerak juga manusia yang memiliki keluarga dan prioritas. Hal yang wajar apabila salah-satu dari sekian banyak penggerak bersikap diam agar tidak dilibatkan lagi.
Baca juga: 7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di Tempat Kerja
Namun, keluar-masuknya penggerak, dan aktif-non aktifnya penggerak merupakan dinamika dalam gerakan sosial yang tidak menjanjikan pemberian finansial. Bagi yang awalnya ditarik, memang dirangkul untuk ikut bergerak.
Bisikan-bisikan negatif akan ditemui oleh para penggerak. Bisikan angin yang berhembus dari isu donasi bisa saja diselewengkan, riya, biar dipuji, kenapa membantu si ini dan si itu, dan lain sebagainya. Banyak penggerak cukup mendengarkan saja, tapi ada juga terpengaruh.
Tapi ternyata sampai saat ini banyak penggerak dan voulenteer masih aktif dan penyelenggaraan hari perhitungan donasi masih diikuti oleh belasan rekan-rekan kerja RSKO Jakarta, serta celengan-celengan tetap masih terisi.Â
Itu kenapa Gerakan RSKO Peduli masih konsisten 10 tahun, karena masih banyak yang terpanggil.
_
Membangun dan mempertahankan gerakan sosial di tempat kerja itu bisa ! karena memang orang Indonesia itu terkenal mudah berbagi / bersedekah. Hanya saja butuh individu sebagai perintis, dan sekumpulan individu untuk mempertahankan gerakan sosial.
Salam sehat Blogger Udik dari Cikeas