Kompasiana Nangkring hadir lagi dan akhirnya daku (saya) konsisten lagi menghadiri kopi darat kompasianers ini. Nangkring kali ini mengusung tema "Learn From The Best (Wujudkan Mimpi dengan Menulis) pada hari sabtu, 15 oktober 2022.
Kopdar Kompaianers ini diadakan di Auditorium Lantai II. Perpustakaan Nasional RI Â (Jl. Medan Merdeka Selatan, No.11, Jakarta Pusat ) yang terletak di seberang Monumen Nasional(Monas) Â dan disamping persis Balai Kota, Jakarta.
Rencananya Nangkring di masa Pandemi Covid-19 ini menghadirkan narasumber ; Christie Damayanti (Kompasianer & Penulis Buku), Nurulloh (COO Kompasiana) dan Pepih Nugraha (Founder Kompasiana & Penggiat Literasi).
Ternyata kang Pepih Nugraha tidak bisa hadir karena ada keperluan. Padahal beberapa Kompasianers lama datang karena dipengumuman Nangkring ada nama Kang Pepih Nugraha.
Patut disayangkan, sebenarnya Kompasiana membuka kuota 100 kompasianers yang diwajibkan membawa satu buah buku. Tapi ternyata bila saya perhatikan sepertinya tidak lebih dari 50 kompasianers yang hadir. Hal ini menjadi perbincangan para kompasianers lawas yang duduk dibelakang paling atas dan sesuai prediksi daku di tulisan sebelumnya.
Nah dalam nangkring kali ini, turut hadir dari perwakilan Perpusnas, Koordinator Kerja Sama, Humas, dan Penerbitan Perpusnas, Bapak Edi Wiyono.
Dalam kata sambutannya "Kami mengapresiasi kegiatan Nangkring ini dan nampaknya sesuai visi misi kami di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terkait masalah edukasi, yang kedua menyangkut program perbukuan".
Bapak Edi Wiyono melihat keterlibatan Perpusnas RI di Kompasiana Nangkring bisa memberikan penguatan literasi masyarakat. Perpusnas sangat mendukung Kompasiana yang di bulan Oktober akan berusia 14 tahun.
Harap Humas Perpusnas ini kedepan Perpusnas bisa berkolaborasi membuat suatu event dimana Kompasiana dapat dijadikan ruang / media beradu gagasan, beragumentasi, opini dan sebagainya sehingga bisa menjadi ekosistem literasi di Indonesia.
....
Christie Damayanti Menginspirasi di Kompasiana Nangkring
Sosok Kompasianers inspiratif yang dihadirkan di Kompasiana Nangkring sebagai nara sumber ialah Christie Damayanti yang saat ini berkerja sebagai arsitek dan juga terjun di kegiatan yang berhubungan dengan Disabilitas. Beliau seorang pejuang dimana menderita lumpuh selama 12 tahun pasca stroke.
Beliau menceritakan kisah awalnya menulis di Kompasiana ditahun 2010 gara-gara temannya, mas Prismus. Dirinya mendapatkan saran dari dokter untuk terapi otak karena otak sebelah kiri terendam 20 % dengan cara menulis.
Mbak Christie memiliki motivasi untuk sembuh dan sehat untuk menghidupi anaknya. Kemudian dirinya diajak oleh kawannya ke Gedung Kompas.com lantai 5 Â di Pal Merah, Jakarta Barat yang ditemui oleh Kang Pepih, Mas Isjet dan Koh Nurul.
Kemudian Mbak Christie diajarkan menulis dan ia pun mencoba menulis di Kompasiana. Ia bercerita dirinya diberi julukan oleh Mas Isjet sebagai Ratu Typo. Dirinya mengaku enggan untuk mengedit tulisan yang telah dia publish.
Pada suatu ketika, dirinya dikabarkan oleh temannya bahwa tulisannya diganjar Headline (Artikel Utama) dan itu membuatnya senang. Sehingga membuat dirinya terus menulis dan addict sampai sekarang.
Christie Damayanti dapat dikatakan sosok yang legendaris di Kompasiana, sebelas dua belas dengan Opa Tjiptadinata. Beliau pernah meraih Kompasianer of the Year 2011 di acara Kompasianival yang diselenggarakan pertama kali oleh Kompasiana.
Sebetulnya dirinya telah memiliki bakat menulis dari kecil. Mbak Christie dahulu saat Sekolah Dasar (SD) gemar mengirimkan surat kepada tokoh-tokoh dunia sebanyak 88 surat (kalau tidak salah saya dengar). Ia sempat memperlihatkan pada kami balasan surat dari Princess Diana dan Pangeran Philipps dengan tanda tangan basah.
Saat ini Mbak Christie telah menerbitkan 60 buku dan saat Kompasiana Nangkring yang diselenggarakan di Perpusnas RI kali ini melaksanakan peluncuran buku yang ke 61.
Luar biasa, Learn From The Best.
...
COO Kompasiana Curhat Perkembangan Kompasiana dan Hubungan KompasianersÂ
Nangkring kali ini, Nurulloh (Koh Nurul Uyuy) sebagai COO Kompasiana membocorkan inovasi yang baru dan akan diluncurkan di tahun 2023. Inovasi yang dikembangkan ini akan seperti Facebook Group.
Inovasi ini diberikan julukan Group Kompasiana yang akan menjadi ruang literasi dan komunikasi terbaru bagi kompasianers. Kompasiana melahirkan inovasi ini karena Kompasiana di tuntut oleh Kompas Gramedia untuk tidak berhenti berinovasi.
Bila tidak melakukan inovasi yang terus menerus ini menurut Koh Nurul bisa saja Kompasiana sudah tumbang ditahun 2013. Karena pada saat itu masih ada Blog Detik, Dag-Dig-Dug dan Kaskus yang masih begitu kuat sebagai User Generated Content.
Group Kompasiana ini nantinya akan digawangi oleh divisi yang dipimpin oleh Admin K, Kevin. Harapannya banyak kelompok-kelompok akun / blogger di Kompasiana agar bisa difasilitasi. Termasuk kampus, institusi pemerintah dan perusahaan, nantinya bisa menggunakan Kompasiana Group.
Koh Nurul juga menampilkan inovasi produk yang saat ini telah di publish yaitu infinite. Produk yang telah di rilis ini memberi kesempatan kepada kompasianers untuk kontennya melintasi batas ruang dan waktu dengan meluaskan jangkauannya ke jaringan media terbesar Kompas Gramedia.
Selain perkembangan Kompasiana, Koh Nurul Uyuy juga memberikan curahan hati (curhat) mengenai hubungan antar Kompasianers dan bagaimana Kompasianers Pemula bisa belajar dari Kompasianers Senior yang konsisten.
Menurut COO Kompasiana, membuat tulisan itu proses kreatif yg berbeda-beda pada setiap orang tergantung mana yg cocok, mana yg paling mudah, mana yang mempresentasikan diri dia.
Tambahnya, sebenarnya tipsnya bagi para Kompasianers Muda (Pemula) untuk merujuk sesuai tema Nangkring kali ini yang berjudul "Learn From The Best".
Nurul Uyuy menyarankan untuk kompaianers pemula untuk belajar dan sering mengobrol dengan kompasianers yang sudah konsisten menulis. Orang-orang muda perlu mendapatkan edukasi literasi, motivasi, dari para Kompasianers Senior yang konsisten.
COO Kompasiana ini menegaskan, hadirnya Kompasianers Muda jangan dianggap bahwa Kompasianers Senior akan tersingkirkan oleh teman-teman baru ini, karena para Kompasianers itu saling membutuhkan satu sama lain.
Dirinya mengharapkan kepada moderator, Widha (Kompasiana Content Group Head) untuk membuat sebuah program dimana para Kompasianers yang telah konsisten untuk berbagi pengalamannya sekaligus dapat memotivasi kompasianers muda untuk bisa juga konsisten.
....
Kompasiana Nangkring dengan Aura yang Berbeda
Selalu terjadi hal yang sama di Nangkring yaitu guyon dan berbagi ilmu. keakraban itu tetap ada bagi kami yang sudah sering bertemu baik online maupun offline. Kami saling menyapa, saling mendatangi, foto bersama, ngerusuh dan saling canda layaknya teman sekolah.
Daku dan beberapa teman lain bisa mendapatkan pencerahan bagaimana sebuah artikel yang di share di group facebook, bisa mendapatkan banyak view lebih banyak walaupun dengan membayar ads dengan jumlah yang sama dengan tema yang berbeda. Pencerahan itu daku dan teman-teman lain dapatkan dari Bung Yon Bayu saat ngobrol bareng Kompasianers senior ini.
Kompasianers Senior dan militan, Reno yang di cap sang King of Kritik di Kompasiana pun menjelaskan bagaimana syarat akun Youtube kita bisa di monetize. Beberapa percakapan lain yang bergizi pun daku dapatkan, ketika daku mendengarkan opini dari Yon Bayu dan mbak Asita DK. Walaupun memang bukan topik yang kebiasaan daku simak (gosip artis).
Entah kenapa daku merasakan sesuatu yang berbeda dengan Kompasiana Nangkring kali ini. Sepertinya terjadi perubahan konsep yang berdampak pada keakraban itu terbatas.
Kali ini, Nangkring terasa nonton bioskop dengan layar besar dengan bangku berbaris, tidak seperti Nangkring-Nangkring sebelumnya yang terdiri dari meja-meja bulat dan nara sumber bisa dilihat secara jelas oleh seluruh Kompasianers yang hadir.
Tentunya konsep kali ini membuat keakraban para Kompasianers menjadi berkurang. Kompasianers yang pertama kali ikutan Nangkring tidak akan mendapatkan kehangatan percakapan para kompasianers yang sudah lama akrab.
Turut dihadirkan seorang Kompasianers yang masih menjadi mahasiswa Universitas Dian Nusantara, Fredericus Suni (maaf bila salah penyebutan). Dirinya menceritakan bisa mendapatkan pekerjaan dan membantu dirinya melanjutkan pendidikan kuliah karena menulis di Kompasiana. Tulisan-tulisannya ternyata membuat tertarik salah-seorang petinggi perusahaan sehingga dirinya memperoleh rezeki.
Ada sesuatu yang terasa baru, hadirnya para mahasiswa-mahasiswi magang di acara Kompasiana Nangkring kali ini. Daku sempat terkesima melihat mahasiswi magang memegang kamera sambil bahu kanannya mengendong dan mrngempit tas tangan (kagak ribet apa yaaa..), style kids jaman now.
_
Kompasiana Nangkring merupakan salah-satu Ikon yang tidak lepas dari Kompasiana. Daku mengapresiasi hadirnya event ini kembali.
Semoga setiap bulan Kompasiana Nangkring diadakan, tapi sebaiknya dikembalikan ke konsep awal karena ini Kopi darat (Kopdar).
..
Salam sehat Blogger Uduk dari Cikeas
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Twitter @andriegan I Tiktok @andriegan I Instagram @andrie_gan
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H