"Tidak ada musuh atau teman sejati di dalam politik, yang ada hanya kepentingan yang sama"
Masyarakat tentu dibuat bingung terkait perubahan yang signifikan pada peta politik nasional. Dua kubu yang sebelumnya bersebrangan dan saling sikut saat Pilpres 2019, tiba-tiba kedua pihak saat ini berada dalam satu pemerintahan. Kubu 02 tidak beroposisi dengan kubu 01. Kok Bisa ?
Itulah gambaran dunia politik yang terjadi di negeri ini. Kondisi tersebut yang juga dimunculkan dalam film berjudul "Kingmaker The Fox of The Election". Walaupun tidak persis sama, tapi ada kejadian dimana musuh dalam persaingan Pilpres bisa menjadi teman.
Film Kingmaker merupakan kisah fiksi namun film ini terinspirasi dari sosok politisi terkemuka Korea Selatan yaitu mantan Presiden Kim Dae-jung yang menjabat pada 1998 hingga 2003. Film ini dibuat dengan latar belakang tahun 1960-1970an.Â
Kingmaker menceritakan tentang kisah perjalanan politik seorang politisi partai oposisi bernama Kim Woon Beom (Sul Kyung Gu) yang gagal dalam pencalonan kepala daerah Mokpo berulang kali.Â
Kekalahan berkali-kali ini ini karena diri nya diserang isu bahwa Kim Woon Beom seorang Komunis. Sama seperti peperangan politik di Indonesia belakangan ini, yang ada saja tokoh politik atau isu yang mengangkat dan memunculkan 3 suku kata "Ko-Mu-Nis". Padahal Kim Woon Beom bukanlah komunis hanya korban kampanye hitam.
Kim Woon Beom di awal scene bertemu dengan Seo Chang Dae (Lee Sun Kyun) seorang pekerja farmasi yang ternyata memiliki minat dan bakat strategi politik.
Seo Chang Dae melamar sebagai pekerja dalam kampanye pencalonan kepala daerah Mokpo. Pada awalnya dirinya masih seorang idealis yang memiliki ambisi ingin mengubah dunia. Seo Chang Dae berhasil mengantarkan Kim Woon Beom tidak hanya di tingkat lokal bahkan hingga pencalonan presiden Korea Selatan.
Kemudian terjadi intrik, selama masa pencalonan kepala daerah sampai dengan presiden tersebut. Cara yang dipilih Kim Woon Beom dan Seo Chang Dae ternyata berseberangan. Tapi entah kenapa, Kim Woon Beom tetap mempercayakan Seo Chang Dae sabagai kingmaker kampanye nya.
Seo Chang Dae percaya bahwa cara-cara yang terbilang nyeleneh dan kotor malah diperlukan dalam kampanye politik. Tapi, Kim Woon Beom merupakan seorang yang masih berpegang pada prinsip bahwa cara tersebut tidak bisa dibenarkan.Â
Sayangnya, Kim Woon Beom hanya berucap saja, tapi membiarkan Seo Chang Dae menggunakan caranya itu dalam pemilihan Kepala Daerah dan Presiden.
Menjelang final kampanye pemilihan Presiden, Kim Woon Bum mulai mengalami benturan dan munculnya perbedaan pandangan serta ide antara dia dengan Seo Chang Dae dalam teknik kampanye yang terbilang kotor.Â
Suatu ketika, ada sebuah peristiwa terjadi di rumah Kim Woon Bum. Bila dihubungkan dengan kampanye politik akan sangat menguntungkan Kim Woon Bum, karena dianggap diserang oleh kubu lawan politik melalui tangan-tangan kekuasaan.
Lawan politik yang seorang Presiden tidak tinggal diam, sehingga Seo Chang Dae diciduk dan diduga sebagai pelakunya. Seo Chang Dae masuk sel dan diinterogasi, namun akhirnya dirinya dilepaskan melalui campur tangan elite politik.
Kim Woon Beom pun menegur dan mempertanyakan Seo Chang Dae apakah dirinya pelaku dari aksi di rumah nya. Akhirnya keduanya pecah kongsi yang membuat dirinya sudah tidak lagi menjadi the shadow (Kingmaker) kampanye pencalonan Presiden.
Di sisi lain, Seo Chang Dae yang orang di balik layar suksesnya Kim Woon Beom maju sebagai calon Presiden pun diincar oleh partai penguasa  untuk membantu mereka memenangkan pemilihan presiden berikutnya. Akhirnya tidak ada musuh yang abadi dalam politik.
Tapi apakah Kim Woon Bum menjadi seorang Presiden ? Tonton filmnya.
Film Kingmaker disutradarai oleh Byun Sung-Hyun yang juga sebagai penulis naskah bersama dengan Kim Min-soo yang turut terlibat dalam proses penulisan.
Politic movie ini didistribusi oleh perusahaan distribusi film Megabox Plus M yang mulai diproduksi 25 Maret 2019 dan selesai 30 Juli 2019.
Ceritanya akan membuat kita bertanya, apakah kampanye politik seperti itu ? ini bukan hanya cerita mengenai dua sosok tapi menceritakan bagaimana 2 kubu untuk menang sama-sama menggunakan cara-cara kampanye diluar kewajaran.
Kita akan dipertontonkan dari politik uang, sabotase, negosiasi kursi-kursi parlemen agar memunculkan siapakah calon Presiden dari sebuah partai politik, kampanye sebagai penyakitan dan pembuatan narasi-narasi yang menggugah warga untuk memilih.
Alur ceritanya berjalan lamban tapi tetap enak untuk diikuti. Pergesekan perbedaan ide mengubah dua karakter utama hingga menciptakan emosi tersendiri.
Pemeran (cast) :Â
- Sol Kyung-gu sebagai Kim Woon-beom
- Lee Sun-kyun sebagai Seo Chang-dae, ahli strategi politik
- Yoo Jae-myung sebagai Kim Young-ho
- Jo Woo-Jin sebagai Direktur Lee
- Park In-hwan sebagai Kang In-san
- Bae Jong-ok sebagai Hee-ran
- Lee Hae-Young sebagai Lee Han-Sang
- Kim Sung-oh sebagai sekretaris Park
- Seo Eun-soo sebagai Soo-yeon, staf pendukung
- Kim Sae-byuk sebagai Myung-sook
- Park Hyung-soo sebagai Jeong-hyeon
- Jeon Bae-soo sebagai asisten Lee
- Jung Woo-hyuk sebagai Kepala Kepala Staf Gabungan
- Yoon Kyung-ho sebagai Tuan Kim, politisi dari partai yang berkuasa
- Lee Hwa-ryong sebagai anggota parlemen oposisi
- Yoon Se-woong sebagai sekretaris Kim Woon-beom
- Kim Joo-ryoung
- Son Kyung-won sebagai juru kampanye Partai Demokrat Baru
Rate : 8/10
Durasi : dua jam
Salam cerah Blogger Udik dari Cikeas
Andri Mastiyanto
Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H