Ada yang unik di lintasan balap, run off di cat pola batik. Sebagai sirkuit berstandar internasional, MGPA juga memasukkan aksen lokal di permukaan jalur Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, yaitu corak Subahnale yang merupakan corak tenun yang berasal dari Suku Sasak di Pulau Lombok.Â
Pola ini dapat ditemukan di area run-off atau aspal luar dari pojok ke-15 dan 16 dari Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
Pengecatan run-off disesuaikan dengan feature masing-masng negara. Indonesia memilih mengecat run-off dengan batik lokal, nantinya ketika bila dilakukan pengambilan gambar dari udara akan menjadi ciri khas dari Sirkuit Mandalika.
Sirkuit Mandalika merupakan sirkuit yang eksotis. Sirkuit ini berbatasan langsung dengan pantai dan laut sehingga deru ombak terdengar begitu jelas di tikungan sepuluh. Jarak antara pantai dengan pagar pembatas sekitar 100 meter saja.
Indahnya Sirkuit Mandalika dan mempesona karena dikellingi oleh 7 perbukitan, lagoon, pantai dengan pasir putih, dan berada di sekitar area resort. Bahkan di dekat kawasan sirkuit secara rutin terdapat festival Bau Nyale yang diselenggarakan sekitar bukit Seger.
Terdapat fasilitas Pit Building di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika yang terbuat dari material yang diproduksi secara lokal, yaitu metode konstruksi modular.
Pit Building memiliki seluas 350 meter persegi dengan kapasitas 50 garasi ini dibangun dengan sistem modular yang terdiri dari tiga lantai di mana lantai dasar berfungsi sebagai garasi yang digunakan oleh tim teknisi.Â
Setiap garasi mempunyai lebar 5.24 meter dengan panjang 18.34 meters dan dibangun di area seluas 13,700 meter persegi. Lantai kedua merupakan area podium, tribun untuk VVIP, dan juga Media Center serta di lantai ketiga ada fasilitas pendukung lainnya.