Saat berkeliling di area service road menggunakan motor pengawal sirkuit, kami berkesempatan berhenti di tikungan ke 10 dan 16. Disana kami dijelaskan oleh Assisten Vice Presiden ITDC, I Made Pari Wijaya bahwa Sirkuit Mandalika memilki tingkat keamanan sesuai standar Federation Internationale de Motorcyclisme (FIM).
Sirkuit Mandalika di area Gravel Sirkuit menggunakan batu kerekil kali dengan bentuk membulat tidak ada sisi yang tajam yang terbentuk secara alami.Â
Demensi batu alam ini 1 s/d 3 cm sebanyak 250 kubik dengan kedalaman area gravel sirkuit 20 s/d 30 cm. Batu-batu kerikil ini didatangkan dari Palu, Lombok Tmur  dan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
I Made Pari Wijaya mengungkapkan aspal yang digunakan untuk lintasan Sirkuit Internasional Mandalika menggunakan aspal terbaru Stone Mastic Asphalt (SMA) yang merupakan aspal terbaik di dunia.Â
Aspal jenis ini ternyata memiliki daya penetrasi tinggi atau Penetration Grade (PG) 82. Keunggulan aspal jenis ini, pembalap tidak akan mudah tergelincir saat kondisi hujan. Tentunya akan mengurangi risiko pembalap terjatuh saat melintas di trek basah.
Ini dibuktikan dalam perhelatan WSBK 2021 dimana Sirkuit Mandalika sempat mengalami hujan deras, setelah hujan reda pembalap masih dapat melaju di lintasan hingga kecepatan 260 s/d 270 kilometer perjam.Â
Top speed superbike dalam kondisi kering di Sirkuit Mandalika menyentuh kecepatan 290 klometer / jam, jadi hanya berkurang kecepatannya 10 % saja saat trek basah.
Sistem drainase di Sirkuit Mandalika rata dengan aspal lintasan, dimana luas bukaan drainase selebar 3 cm dan bagian dalamnya terdapat rongga yang besar dipadukan dengan kemirngan lintasan 2 %. Sistem drainase ini sudah sesuai standar FIM sehingga dapat mencegah genangan di lintasan balap.
Terdapat pula pagar elastis / Airfence atau pagar pembatas yang berisi angin seperti layaknya balon udara yang akan ditempatkan di pinggiran sirkuit. Bagian bawah pagar elastis berupa beton yang dilindungi lagi dengan ban.Â