Perlu ada ketelitian dan kepekaan dari orang tua dengan melihat kondisi sang buah hati, apakah gejala kolik, konstipasi, ataupun gumoh tersebut terjadi selama lebih dari dua minggu atau tidak ?
Pesan dr.Frieda untuk orang tua untuk memahami FGID dan alergi saluran cerna serta cara membedakannya. Orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter jika gejala berlanjut dan terhadap tanda bahaya (red flag)
Ternyata Mom's and Dad's, salah-satu Mom Influencer, Binar Tika ikut hadir dalam Bicara Gizi kali ini untuk berbagi pengalaman. Dirinya memiliki pengalaman dalam menangani anak dengan Alergi Susu Sapi. Menurut pandangannya, sebagai orang tua selalu ingin memastikan asupan nutrisi terbaik bagi kesehatan dan tumbuh kembang anaknya.
Mom yang bersahaja dan murah senyum ini menuturkan dalam masa pertumbuhan, anak nya sering mengalami reaksi seperti konstipasi sesuai dengan apa yang dijelaskan dr.Frieda.
Awalnya dirinya hanya menganggap reaksi tersebut gangguan saluran cerna biasa dan normal. Anggapannya saat itu sistem pencernaan buah hati nya belum optimal dan masih rentan.
Wanita berhijab ini mulai melihat sesuatu tidak wajar ketika reaksi alergi tersebut terjadi secara berulang dengan jangka waktu yang cukup lama.
Mom Influencer ini mulai mengingat kapan terjadi ! ternyata gejala muncul setelah diberikan susu pertumbuhan berbahan protein sapi.
Pada saat kejadian itu dirinya mulai sadar akan sangat membantu jika ada alat yang dapat mendeteksi alergi saluran cerna, sehingga orang tua lebih waspada dan anak mendapat penanganan yang tepat.
Nah, untuk itu Mom's and Dad's gangguan saluran cerna pada anak bisa saja disebabkan oleh alergi oleh susu sapi tidak hanya gangguan saluran cerna biasa.Â
Lahirlah sebuah inovasi, Danone Specialized Nutrition Indonesia memperkuat komitmennya melalui inovasi berupa alat deteksi digital untuk membedakan gejala alergi dan gejala saluran cerna fungsional pada anak, yakni dengan menghadirkan Allergy-Tummy Checker.